AccorHotel Lirik 10 'Bali Baru' untuk Lebarkan Sayap di Dunia Wisata

4 April 2018 19:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rio Kondo dan Garth Simmons. (Foto: Bella Cynthia / Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rio Kondo dan Garth Simmons. (Foto: Bella Cynthia / Kumparan)
ADVERTISEMENT
Jaringan hotel asal Prancis yaitu AccorHotel tahun ini mencapai umurnya ke-25 di Indonesia. AccorHotel sendiri memiliki 620 ribu kamar dengan 4.300 hotel yang tersebar di 100 negara, tentu salah satunya adalah Indonesia. Beberapa hotel yang masuk dalam jaringan AccorHotel, seperti Pullman, Swisshotel, Raffles, Grand Mercure, Novotel, hotelF1, Mercure, Ibis, dan lain sebagainnya.
ADVERTISEMENT
Di umurnya yang sudah seperempat abad, tentu beragam misi dan visi ingin terus dicapai. Salah satu misi yang muncul sejak tiga tahun lalu adalah dapat mendirikan 200 hotel pada 2020 mendatang.
"Kami pada saat ini sudah punya total 115 (hotel) yang sudah beroperasi dan buka," jelas Rio Kondo, Vice President Development and Executive Director Indonesia - Malaysia, dalam acara AccorHotels Indonesia Development Press Conference di Ruang Dubai, Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Rabu (4/4).
Di Indonesia sendiri AccorHotel sudah memiliki 23 ribu kamar di 36 kota yang tersebar di berbagai daerah. Kedepannya AccorHotel akan membuka 94 hotel lagi dengan 18.500 kamar.
Pantai Green Bowl, Bali (Foto:  Instagram.@veronika.krou)
zoom-in-whitePerbesar
Pantai Green Bowl, Bali (Foto: [email protected])
Melihat perkembangan pariwisata di Indonesia yang semakin maju dan terus berkembang, ditambah dengan pemerintah yang semakin memperhatikan dunia pariwisata, AccorHotel pun tak mau melewatkan kesempatan emas ini. Salah satu jaringan hotel terbesar di dunia itu kini melirik 10 'Bali baru' sebagai ladang emasnya.
ADVERTISEMENT
"Pemerintahan Indonesia sekarang ini sangat berpihak ke pariwisata. Banyak program-program baru. Bukan hanya itu saja, (tapi) infrastruktur juga banyak dibenahi, (banyak dibuka) airport-airport baru. Ini semua akan mendukung pariwista" ujar mantan pengamat pariwisata itu.
Rio menambahkan bahwa tren dunia pariwisata sangat berkembang dan menjanjikan, pertumbuhannya pun sangat tinggi. Ia berujar bahwa tak hanya wisatawan asing yang masuk ke Indonesia, tetapi ada juga wisatawan domestik.
Bahkan, wisatawan domestik kini justru mendominasi pariwisata di Indonesia. Saat ini, wisatawan lokal tak hanya bepergian untuk bersenang-senang saja, tetapi juga ada yang sengaja berlibur ala backacker, hingga untuk urusan bisnis. Hal ini juga yang membuat AccorHotel akhirnya mulai melebarkan sayap dengan membangun hotel baru di berbagai daerah wisata di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Dari 10 destinasi (untuk) di Labuan Bajo baru tanda tangan, (di) Mandalika ada (hotel) Pullman, di Tanjung Kelayang di Belitung kita percaya proyek pemerintah. Borobudur, juga Danau Toba, Kepulauan Seribu juga sudah ada beberapa pembicaraan," ungkapnya.
Pulau Kanawa, Labuan Bajo. (Foto: Flickr/Putu Gian Aryanti)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Kanawa, Labuan Bajo. (Foto: Flickr/Putu Gian Aryanti)
Untuk di Labuan Bajo sendiri baru di tandatangani sekitar dua bulan yang lalu. Rio berharap dua tahun mendatang hotel sudah dapat berdiri dengan brand Mercure.
"Labuan Bajo baru tanda tangan satu, tapi bisa berdiri lah dua tiga (hotel). Tanjung Kelayang kita masih dalam pembicaraan belum tanda tangan. Terus di Jawa Tengah, di Magelang kita ada pembicaraan, terus di Danau Toba udah beberapa yang nanya," lanjutnya.
Meskipun sedang membidik pembangunan di tempat wisata baru, namun AccorHotel mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi. Misalnya saja di Danau Toba yang masalah utamanya adalah infrastruktur yang belum baik.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Rio menuturkan bahwa untuk membangun sebuah hotel harus di lokasi yang potensial, dengan disertai infrastruktur yang sudah baik. Selain itu, sebuah hotel juga harus mempertimbangkan faktor untuk leisure dan berbisnis yang seimbang.
"Kebanyakan di luar Bali (itu leisure) mungkin Lombok dan Yogyakarta (dan kota-kota lainnya) kebanyakan (karena faktor) bisnis," tutupnya.