Ajak Move On dari Gempa Lombok, Kemenpar Akan Gelar Trauma Healing

15 September 2018 16:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gapura di Lombok Utara rusak akibat gempa (Foto: Rachmadin Ismail/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gapura di Lombok Utara rusak akibat gempa (Foto: Rachmadin Ismail/kumparan)
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya untuk memulihkan pariwisata di Lombok terus dilakukan oleh pemerintah hingga detik ini. Salah satu upayanya antara lain menggelar trauma healing. Kegiatan trauma healing yang akan digelar bagi 500 orang pelaku industri pariwisata di Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini rencananya bakal dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pariwisata Arief Yahya pada Minggu (16/9).
ADVERTISEMENT
“Direncanakan besok (16/9) hadir, setelah Menpar Arief Yahya melakukan rapat dengan Menkomar Luhut. Beliau berkesempatan untuk meninjau sekaligus menyaksikan kegiatan trauma healing di Gili Trawangan,” ujar Kepala Biro Komunikasi Publik Guntur Sakti di Lombok, Sabtu (15/9).
Wisatawan asing di tempat wisata Pantai Gili Trawangan di Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (6/09/2018). (Foto: Dok. Badarudin Puspen TNI')
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan asing di tempat wisata Pantai Gili Trawangan di Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (6/09/2018). (Foto: Dok. Badarudin Puspen TNI')
Kegiatan ini rencananya digelar selama dua hari, mulai tanggal 15 - 16 September 2018. Pesertanya sendiri terdiri dari kalangan pegawai hotel, pemandu, travel dan masyarakat setempat yang dilaksanakan di Gili Trawangan. Sedangkan yang menjadi narasumbernya yaitu Kepolisian bagian Psikologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta dari Politeknik Pariwisata Lombok.
“Materinya sendiri lebih mengajak untuk tidak terlalu memikirkan masa lalu. Dan diajak untuk move on melepaskan masa lalu, setiap kejadian dan rintangan yang membuat trauma akan dilepaskan dengan permainan, diskusi kelompok dan lainnya. Juga ada siraman rohani. Mereka diajak untuk semakin mencintai Lombok dan NTB, tetap semangat meski sedang dilanda musibah dan selalu beryukur lantaran bisa bangkit lagi,” kata Guntur Sakti yang juga Ketua Tim Crisis Center Kemenpar.
ADVERTISEMENT
Penyambungan listrik korban gempa Lombok  (Foto: Dok. PLN)
zoom-in-whitePerbesar
Penyambungan listrik korban gempa Lombok (Foto: Dok. PLN)
Kemenpar akan melakukan tiga kegiatan trauma healing di tiga Lokasi di NTB, yang pertama sudah dilakukan dan bertempat di Hotel Kila Senggigi pada 12-13 September, kedua untuk pelaku industri pariwisata pada 15-16 September di Gili Trawangan, dan trauma healing untuk masyarakat akan dilaksanakan di Desa Sembalun pada 18-19 September 2018.
“Program trauma healing yang kita laksanakan untuk program pemulihan di NTB ini dibawah Komando Tim #NTBBangkit. Namun, dukungan program dan anggarannya dari Kementerian Pariwisata. Ini murni implementasi strategi pemulihan yang dilakukan oleh Menpar Arief Yahya,” kata Guntur.
Pekerja menyelesaikan pembangunan hunian sementara untuk korban gempa bumi di Desa Gondang, Lombok Utara, NTB, Selasa (4/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menyelesaikan pembangunan hunian sementara untuk korban gempa bumi di Desa Gondang, Lombok Utara, NTB, Selasa (4/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Bagi pelaku industri, goal yang ingin dituju yaitu agar dapat mengembalikan lagi semangat, motivasi, dan mental industri pariwisata segera pulih. Namun, ada persoalan dipihak industrinya sendiri seperti hotel, homestay, restoran, dan kafe. Mereka juga membutuhkan energi untuk bangkit. Energi seperti apa? Mereka membutuhkan relaksasi dibidang keuangan.
ADVERTISEMENT
“Untuk industrinya, kita harapkan ada kebijakan dari pemerintah yang meringankan beban dari pihak industri itu sendiri dalam kapasitas mereka sebagai kreditur dan objek pajak. Mereka berharap mudah-mudahan sampai bulan Desember 2018 nanti ada keringanan pembayaran terkait hal itu. Sehingga pada bulan Januari 2019 sudah bisa melakukan pembayaran lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut, diharapkan program trauma healing ini segera memulihkan Lombok khususnya Gili Trawangan di semua unsur baik masyarakat, industri dan pemerintah daerahnya agar kembali bersiap menyambut kunjungan wisatawan.