Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Apa Arti Gelengan Kepala Orang India Saat Berbicara?
7 Maret 2019 12:48 WIB
Diperbarui 8 Juni 2019 15:27 WIB
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang paling khas dan ikonik saat mendengar juga melihat budaya India ataupun bertemu langsung dengan penduduknya adalah gelengan kepala.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui bersama, orang India punya kebiasaan menggelengkan kepala sembari berbicara. Gelengan kepala itu seakan jadi gestur khas turun-temurun yang menjadi kebiasaan orang India ketika berkomunikasi dengan sesamanya maupun orang lain.
Dilansir BBC, bagi traveler, terutama yang sudah melancong ke India, gestur menggeleng kepala ala India menjadi sesuatu yang ikonik, tidak bisa dilepaskan, sekaligus yang paling banyak dibicarakan baik saat atau pun setelah pulang dari India selain Delhi Belly (diare yang muncul saat kamu bepergian ke India).
Pasalnya, gelengan kepala jadi salah satu cara yang digunakan orang India ketika menyampaikan maksud maupun pendapat. Apakah mereka setuju atau tidak, merasa benar atau salah, maupun antusiasme.
Tapi karena orang India menggelengkan kepala untuk dua hal yang berbeda dan punya arti yang berlawanan, mungkin kamu pun akan bingung untuk mengartikannya.
ADVERTISEMENT
Menurut BBC, secara umum orang India akan mengangguk (menggerakkan kepala naik dan turun) untuk mengatakan 'ya'. Sedangkan ketika mereka menggeleng dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya, itu berarti 'tidak' atau 'bukan'. Gerakannya memang tidak tegas, menyentak, atau keras.
Sebaliknya, gelengan kepala orang India dilakukan dengan lembut, seimbang, dan terus menerus. Mirip seperti goyangan pada kepala boneka yang kerap dijadikan pajangan di dasbor mobil, yaitu dengan sedikit menggerakkan kepala dari sisi kiri atau kanan menuju ke tengah (sisi vertikal).
Priya Pathiyan, seorang penulis di Mumbai yang juga bekerja sebagai pemandu wisata, menggambarkan gestur gelengan kepala orang India mirip dengan lambang infinity atau seperti angka delapan yang berbaring memiliki arti persetujuan. Sebagai tanda 'ya' atau menunjukkan sikap ramah atau sopan sesuai dengan situasinya.
ADVERTISEMENT
Setali tiga uang dengan Pathiyan, Margot Bigg, penulis perjalanan asal Inggris-Amerika yang tinggal di India selama lebih dari lima tahun, juga berpendapat bahwa tiap jenis gelengan kepala punya arti yang beda pula. Menggeleng hanya pada satu sisi bisa berarti 'ya' atau mengajak 'ayo pergi'.
Sedangkan gelengan berulang yang bergerak secara lebih konsisten berarti pengakuan akan pemahaman. Jadi semakin cepat gelengan itu dilakukan, maka itu artinya orang itu semakin antusias dan sepakat dengan apa yang dikemukakan.
Untuk mempertegas, mereka terkadang juga mengangkat alis sebagai tanda penekanan dan menunjukkan antusiasme tersebut. Namun apabila gelengan berulang yang dilakukan secara konsisten itu disertai gestur bahu yang acuh tak acuh, itu berarti mereka tidak sepenuhnya setuju, tapi malas untuk berdebat.
ADVERTISEMENT
Gestur ini seakan mengatakan pada lawan bicaranya, "Oke, terserah apa kata kamu.." Meski dapat diartikan secara jelas, sering kali gelengan kepala yang dilakukan orang India memberikan arti yang ambigu, karena bisa menyebabkan kesalahpahaman.
Lantas, mengapa masih digunakan dan bahkan menjadi tradisi dalam berkomunikasi? Ternyata, masyarakat India dari dulu telah dibesarkan untuk bersikap luwes dan sopan. Terutama ketika berhadapan dengan tamu dan tetua.
Mereka tidak suka untuk mengatakan 'Tidak' secara langsung. Hal itulah yang membuat orang India kerap tersenyum malu, menggumam dan mengangguk tidak jelas untuk tidak membuat komitmen yang kuat. Pada zaman dulu, gelengan kepala memang sengaja diciptakan sebagai syarat untuk menyampaikan ambiguitas, dan itu berhasil.
Pradeep Chakravarthy, penulis dari Chennai yang juga konsultan perilaku perusahaan mengungkapkan bahwa cara ini jadi 'trik' masyarakat India untuk menangani hal tertentu dan membiarkan kesempatan berteman menjadi lebih besar sekaligus menghindari konflik.
ADVERTISEMENT
"Dalam masyarakat ekonomi agraris tradisional di India, kamu tidak secara terbuka menyampaikan penolakan atau ketidaksepakatan dengan orang lain. Karena kamu tidak akan pernah tahu, kapan kamu akan membutuhkan bantuan mereka," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa, mengucapkan kata 'tidak' memiliki potensi untuk memutuskan hubungan antar satu orang dengan orang lain. Sebab kamu memberikan ruang bagi orang lain untuk mengartikan sendiri apa yang kamu maksud dan kamu inginkan melalui sebuah isyarat.
Bagaimana, sudah mulai paham cara mengartikan isyarat khas India tersebut? Hmmm.. jangan-jangan, kepalamu pun ikut bergoyang sambil membaca artikel ini?