news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Benteng Marlborough, Peninggalan Kongsi Dagang Inggris Rival VOC

19 Juni 2018 11:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Benteng Marlborough, Bengkulu (Foto: Flickr/Bernhard Huber)
zoom-in-whitePerbesar
Benteng Marlborough, Bengkulu (Foto: Flickr/Bernhard Huber)
ADVERTISEMENT
Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC bukanlah satu-satunya kongsi dagang yang pernah mengambil keuntungan dari rempah-rempah yang tumbuh subur di Nusantara. Sebuah kongsi dagang Inggris bernama East India Company (EIC) juga pernah bercokol di Bengkulu pada abad ke-17 dan mendirikan Benteng Marlborough.
ADVERTISEMENT
EIC sendiri memilih bermukim di Bengkulu karena sempat kalah dari VOC di daerah kekuasaan Kesultanan Banten. Terdesak ke Sumatera, EIC berhasil menjalin hubungan dengan Kerajaan Selebar dan membangun benteng dengan bantuan rakyat setempat.
Dilansir dari situs resmi Cagar Budaya Kemendikbud, Benteng Marlborough mulai dibangun pada 1714 dan butuh lima tahun pengerjaan. Namanya diambil dari Jenderal John Churchill yang diberi titel Duke of Marlborough.
Benteng Marlborough, Bengkulu (Foto: Flickr/Bernhard Huber)
zoom-in-whitePerbesar
Benteng Marlborough, Bengkulu (Foto: Flickr/Bernhard Huber)
Benteng Marlborough terletak di tepi Samudera Hindia dan menghadap ke selatan. Di sekelilingnya terdapat parit buatan, menandakan benteng itu berfungsi sebagai pertahanan.
Marlborough disebut-sebut sebagai benteng peninggalan Inggris terkokoh di wilayah Timur dan terbesar kedua setelah Benteng St. George di Madras, India.
Kegagahan benteng itu tampak dari dinding batanya yang dibuat setebal 1 meter. Arstitekturnya juga menarik. Jika dilihat dari atas, tampak Marlborough berbentuk segi empat dengan bastion atau pos jaga di tiap sudutnya.
ADVERTISEMENT
Peninggalan Inggris tersebut juga memiliki terowongan bawah tanah misterius yang dikabarkan tembus hingga Pantai Panjang, Tapak Padri, dan Gedung Daerah. Namun, karena tak terawat, terowongan itu kini buntu dan tertutup untuk umum.
Akibat Traktat London pada 1824, Inggris harus menyerahkan seluruh wilayah Nusantara kepada Belanda, termasuk Bengkulu. Di bawah kekuasaan Belanda, Benteng Marlborough tak lagi menjadi basis pertahanan, tetapi hanya menjadi markas polisi.
Tertarik berkunjung ke sana?