Blutgasse, Gang Berdarah Sarat Misteri di Austria

11 Mei 2018 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gang Blutgasse di Wina, Austria (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Gang Blutgasse di Wina, Austria (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Kisah horor tak jarang menjadi ciri dan nilai tersendiri di tempat wisata.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja kisah noni Belanda di Lawang Sewu, Semarang atau Goa Jepang di Bandung yang terkenal sebagai tempat peristirahatan tentara Jepang. Kisah seram di tempat ini bahkan 'dijual' sebagai wisata mistis yang ternyata diminati juga oleh pengunjung.
Gang Blutgasse di Wina, Austria (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Gang Blutgasse di Wina, Austria (Foto: Wikimedia Commons)
Namun hal ini ternyata tidak berlaku di sebuah gang kecil di kota Wina, Austria, yang diberi nama 'Blutgasse' atau Gang Berdarah. Pasalnya, kisah seram di tempat ini memberikan pemandangan sepi dan mencekam, bahkan terlihat seperti kota mati bagi setiap orang yang melewatinya.
Gang kecil yang berada di Pelabuhan Wina, tepatnya di District 1di belakang St. Stephan's Cathedral itu memang jarang dilalui, tak hanya oleh pengunjung, tetapi juga warga lokal karena sejarah kelamnya.
Gang Blutgasse di Wina, Austria (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Gang Blutgasse di Wina, Austria (Foto: Wikimedia Commons)
Berasal dari bahasa Jerman yang terdiri dari dua kata, yaitu Blut atau Blood yang berarti darah dan Gasse atau Alley yang artinya Gang.
ADVERTISEMENT
Nama Blutgasse kabarnya sudah diberikan pada gang ini sejak tahun 1312. Berbagai cerita kelam menjadi latar belakang pemberian nama tersebut, mulai dari kawasan jagal hewan, tempat pembantaian kesatria, hingga kisah bangsawan pemburu darah perawan.
Countess Elizabeth Bathory (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Countess Elizabeth Bathory (Foto: Wikimedia Commons)
Konon, pada abad ke-18 hingga 19, tinggal seorang bangsawan wanita bernama Countess Elizabeth Bathory. Countess Elizabeth Bathory dikenal sebagai 'vampir' karena kebiasaannya membunuh gadis-gadis perawan di kota ini dan menjadikan darahnya sebagai air mandi untuk berendam.
Masyarakat setempat percaya bahwa Elizabeth mengenal ritual mandi darah ini setelah tidak sengaja terciprat darah pelayannya yang masih muda. Mulai saat itu, ia merasa bahwa darah gadis muda yang masih perawan dapat membuat ia terlihat awet muda.
Gang Blutgasse di Wina, Austria (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Gang Blutgasse di Wina, Austria (Foto: Wikimedia Commons)
Kisah mistis lainnya yang terkenal dari gang ini, yaitu sebagai tempat pembantaian sekaligus tempat tinggal bagi pasukan Kesatria Templar. Kesatria Templar adalah pasukan militer elit rahasia milik sembilan bangsawan Prancis pada 1118 yang bertugas mengamankan perjalanan bangsawan saat berziarah ke Yerusalem.
Kesatria Templar di Blutgasse (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kesatria Templar di Blutgasse (Foto: Wikimedia Commons)
Karena tugas ini, Kesatria Templar akhirnya diberikan izin oleh Raja Yerusalem, Baldwin I, untuk tinggal di Tempelberg di Yerusalem. Namun ternyata, selain menjaga regu peziarah, para kesatria ini juga menggali bawah kuil untuk menemukan artefak suci yang dikubur di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Artefak suci tersebut kemudian diangkut dan dibawa ke Eropa. Para Kesatria Templar ini kemudian tinggal di Blutgasse dan menyimpan artefak suci yang mereka temukan di ruang penyimpanan bawah tanah di salah satu bangunan di Blutgasse.
Kesatria Templar di Blutgasse (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kesatria Templar di Blutgasse (Foto: Wikimedia Commons)
Namun sayangnya pada 1307, Raja Prancis, Philip IV, mengeluarkan mandat untuk mengeksekusi pasukan ini karena dianggap mengikuti ajaran sesat.
Mandat tersebut dikeluarkan karena Raja Philip IV tidak mampu membayarkan utangnya kepada pasukan ini. Sehingga tepat pada 13 Oktober 1307, Kesatria Templar ditangkap, disiksa, dan dibunuh. Sejak saat itu, setiap Jumat tanggal 13 dimaknai sebagai hari ketidakberuntungan.
Gang Blutgasse di Wina, Austria (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Gang Blutgasse di Wina, Austria (Foto: Wikimedia Commons)
Penyiksaan ini ternyata tidak membuat artefak suci yang disembunyikan Kesatria Templar ditemukan. Logo Templar pun sampai saat ini masih terpampang di salah satu ventilasi ruang bawah tanah di bangunan tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak hanya karena Templar dan Countess Elizabeth Bathory, Blutgasse ternyata juga menjadi jalur yang harus dilalui terpidana mati pada era kerajaan di negara ini sebelum dipancung.