Cuaca Ekstrem, Kemenpar Imbau Para Pendaki untuk Lebih Berhati-hati

11 Januari 2019 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puncak Gunung Prau, Wonosobo, Jawa Tengah (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Puncak Gunung Prau, Wonosobo, Jawa Tengah (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengimbau para wisatawan, khususnya mereka yang gemar mendaki gunung untuk berhati-hati dan lebih memperhatikan peraturan yang dikeluarkan pengelola lokasi pendakian di Indonesia. Hal ini terkait kondisi cuaca ekstrem yang melanda Indonesia belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Curah hujan tinggi, ditambah angin kencang saat ini membuat suhu di permukaan yang lebih tinggi menjadi dingin, termasuk di atas gunung dan jalur pendakian. Hal ini dapat menimbulkan hipotermia yang bisa dialami para pendaki.
Berdasarkan laporan yang diterima Tim TCC (Tourism Crisis Center) Kemenpar, beberapa wisatawan minat khusus, seperti pendakian misalnya, mengalami hipotermia di beberapa gunung yang menjadi favorit wisatawan, seperti Gunung Semeru dan Gunung Slamet. Hipotermia sendiri merupakan kondisi tubuh, di mana suhu tubuh menurun sampai di bawah 37 derajat celcius yang menjadi suhu tubuh normal manusia.
Gunung Merbabu. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Merbabu. (Foto: Thinkstock)
Tak hanya hipotermia, jalur pendakian yang licin juga menjadi salah satu tantangan saat mendaki di cuaca ekstrem. "Tentunya kami mengimbau kepada para wisatawan minat khusus atau pendaki untuk berhati-hati dan lebih memperhatikan peraturan yang dikeluarkan pengelola sejumlah lokasi pendakian di Indonesia," ujar Guntur Sakti, Ketua Tim TCC Kemenpar, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparanTRAVEL.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, menurut Guntur, para pendaki harus lebih memperhatikan arahan pengelola dan juga melakukan persiapan yang baik serta matang, mulai dari logistik, peralatan, dan perlengkapan mendaki. "Juga perhatikan karakter jalur dan trek jalur pendakian yang didaki," lanjut Guntur Sakti.
Oro-Oro Ombo, Gunung Semeru (Foto: Flickr / Rahmat)
zoom-in-whitePerbesar
Oro-Oro Ombo, Gunung Semeru (Foto: Flickr / Rahmat)
Sementara itu, sejumlah Balai Taman Nasional yang mengelola jalur pendakian di Indonesia juga sudah mengeluarkan edaran, mulai dari waspada cuaca ekstrem atau pun penutupan terkait pemulihan ekosistem dengan tenggat waktu yang berbeda. "Diharapkan wisatawan atau pendaki untuk mematuhi peraturan tersebut," tutur Guntur Sakti.
Saat ini, tercatat lima gunung ditutup untuk aktivitas pendakian, seperti jalur pendakian Gunung Merbabu, Jawa Tengah, yang ditutup mulai Minggu (30/12), hingga waktu yang belum ditentukan. Kemudian jalur pendakian Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat yang ditutup selama tiga bulan, mulai 1 Januari 2019 hingga 31 Maret 2019.
ADVERTISEMENT
Jalur pendakian Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ditutup pada Selasa (1/1) hingga batas waktu yang belum ditentukan. Jalur pendakian Gunung Prau, Jawa Tengah, akan ditutup selama tiga bulan, mulai 6 Januari hingga 5 April 2019. Lalu, Gunung Semeru di Jawa Timur ditutup secara total mulai 3 Januari 2019 sampai dengan pemberitahuan selanjutnya.