Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Dikenal Sebagai Kabupaten 1000 Candi, Sleman Optimalkan Wisata Candi
5 November 2018 17:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Pariwisata menjadi salah satu sektor andalan bagi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk Kabupaten Sleman . Di kabupaten yang berada di utara DIT itu, selain Gunung Merapi, terdapat pula beberapa peninggalan sejarah berupa candi. Maka tak mengherankan bila Sleman dijuluki Kabupaten 1000 Candi.
ADVERTISEMENT
Melihat hal ini, Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Surdaningsih, paham betul dengan potensi wisata yang ada di wilayahnya. Ning, sapaan akrabnya pun mengakui sejumlah program dicetuskannya untuk memaksimalkan potensi candi bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Kabupaten Sleman itu dikenal sebagai kota seribu candi. Peta peninggalan sejarah dan purbakala yang dikeluarkan oleh Dirjen Kebudayaan terdapat sebaran situs, candi dan kumpulan artefak di wilayah Sleman," jelasnya saat dihubungi kumparanTRAVEL, Senin (5/11).
Ning mencontohkan setidaknya ada 7 candi, yaitu Candi Ijo, Candi Barong, Candi Banyunibo, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Sambisari, dan Candi Gebang yang telah tertata dengan baik berkat kerjasama dengan BPCB DIY. Sehingga ada pemasukan dari ketujuh candi itu melalui retribusi.
ADVERTISEMENT
"Pengembangan sarpras (sarana prasarana) wisata hanya dilakukan di zona 3 (zona pemanfaatan), berupa pembangunan toilet, jalan setapak, taman, loket penarikan retribusi, pencahayaan candi, dan signage. Di masing-masing candi tidak dalam waktu yang sama, karena tergantung kemampuan APBD Sleman," ungkap Ning.
Untuk mendukung pengembangan, pihaknya telah melakukan sejumlah promosi melalui event bertaraf nasional. Selain itu, masyarakat juga dibekali dengan pelatihan keterampilan agar turut serta merasakan manfaat keberadaan candi.
"Masyarakat sekitar candi mendapat bekal melalui peningkatan wawasan sapta pesona dan pelatihan keterampilan pendukung, seperti kuliner, pemandu wisata, pengelolaan homestay," tuturnya.
Hal ini juga yang terlihat di salah satu candi di Sleman, yaitu Candi Sambisari. Tempat yang cukup bersih dan tertata rapi terlihat dari candi ini.
Candi Sambisari sendiri merupakan salah sau candi yang terkubur karena erupsi dahsyat gunung merapi pada masa silam. Namun, pada suatu pagi, ada petani bernama Karyowinangun yang menemukan bagian candi tersebut.
ADVERTISEMENT
Perlu waktu nyaris tiga windu untuk merampungkan proses eskavasi hingga rekonstruksi bangunan, tepatnya pada tahun 1966-1987. Dan di dalam candi tersebut terdapat museum mini yang berisikan informasi mengenai sejarah penemuan hngga eskavasi candi tersebut.
Beberapa waktu yang lalu, saat berkunjung ke Yogyakarta, Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mengakui potensi pariwisata yang dimiliki DIY. "Kita ada sembilan destinasi wisata. Lima yang siap dipasarkan, bahasa lainnya lima pemasaran prioritas pariwisata, yaitu Bali 40 persen (sumbangan devisa), Jakarta dan sekitarnya 30 persen, Riau 20 persen, kemudian ada Bromo Tengger Semeru, dan Banyuwangi," jelas Arief.
"Empat berdasarkan destinasi prioritas ini presiden yang menentukan, yaitu, Danau Toba, Borobudur Jateng dan DIY, Mandalika NTB, dan Labuan Bajo," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dalam rumus 3A, yaitu Atraksi, Akses, dan Amenitas, Yogyakarta telah memiliki modal yang kuat dalam atraksi. Hanya saja untuk masalah akses diharapkan akan semakin baik dengan adanya bandara baru di Kulon Progo.
Tertarik wisata candi di Sleman ?