Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ArtScience Museum menghadirkan pameran terbarunya bertajuk Floating Utopias yang akan dibuka pada 25 Mei mendatang. Pameran bertajuk objek tiup ini mengajak para pengunjungnya untuk berjalan-jalan ke dunia alternatif.
ADVERTISEMENT
Floating Utopias merupakan sebuah pameran yang riang nan puitis, yang mengeksplorasi sejarah sosial dari beragam objek tiup, hingga memperlihatkan bagaimana mereka telah berkontribusi dalam karya seni, arsitektur, dan kegiatan sosial selama beberapa dekade terakhir.
Hal ini dikarenakan sejak kali pertama balon udara menghiasi langit di abad ke-18, objek tiup telah mengilhami imajinasi publik akan mimpi utopis seperti kastil di langit, laboratorium terapung, dan kota-kota di atas awan.
Melalui pameran ini, pengunjung dapat menikmati pengalaman visual yang memukau melalui lebih dari 40 karya seni yang dirancang oleh sedikitnya 15 seniman lokal dan internasional, termasuk Ant Farm, Tools for Action (Artur van Balen dan Tomas Espinosa), Eventstructure Research Group, Anna Hoetjes, Luke Jerram, Franco Mazzucchelli, Ahmet Ögüt, Marco Barotti, Tomás Saraceno, Graham Stevens, The Yes Men, dan UFO.
ADVERTISEMENT
Hasil karya yang mengesankan dari beragam objek tiup tersebut akan dipamerkan delapan patung berskala besar berisi udara yang tergantung di dalam galeri sehingga menciptakan serangkaian momen yang dramatis di sepanjang pameran.
Floating Utopias mengajak pengunjung bereksplorasi bagaimana penemuan penting ini membentuk pemahaman kita atas dunia dan tempat tinggal kita di dalamnya. Hal ini menunjukkan bagaimana sebuah balon dapat menjadi sumber daya tarik publik di abad ke-18 dan 19, yang mampu menginspirasi berbagai penemuan baru dalam perjalanan dan komunikasi, serta mendorong inovasi ilmiah.
“Di Singapura, Floating Utopias dapat disaksikan langsung di ArtScience Museum. Pada intinya pameran ini adalah serangkaian pertemuan antar karya seni objek tiup yang menakjubkan dan dramatis, yang menempati ruang galeri ArtScienceMuseum. Patung-patung yang melayang di udara, dikompresi ke dalam ruang dengan komposisi dan sudut yang luar biasa. Karya-karya seni yang dipamerkan diharapkan mampu menginspirasi pengunjung untuk menjelajahi sejarah objek tiup, serta fungsi sosial dan bagaimana mereka telah mengubah cara kita memandang dunia,” kata Direktur Eksekutif ArtScience Museum Honor Harger, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan pada Minggu (12/5).
ADVERTISEMENT
Sepanjang pameran, foto-foto, dokumen, dan pertunjukan film menunjukkan bagaimana objek tiup telah digunakan untuk tujuan politik, secara historis dalam parade dan kenegaraan, dan di masa yang lebih kontemporer, oleh aktivis sebagai alat untuk protes.
“Floating Utopias menjadi navigasi sejarah budaya seni yang luas dan arsitektur dari sebuah objek tiup. Hal ini adalah dampak dari objek tiup terhadap imajinasi kolektif,” kata Artúr van Balen, Fabiola Bierhoff, dan Anna Hoetjes, kurator
Floating Utopias akan disajikan dalam lima bagian yaitu Balloon Fever, Display and Disrupt, Bubble Architecture, Solar Sustainability, dan Vertical Exploration.
Pameran ini berpuncak pada bagian yang mengeksplorasi bagaimana objek tiup telah membuka arah baru untuk penelitian ilmiah dan memicu imajinasi umat manusia untuk melakukan perjalanan melampaui Bumi ke luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, untuk memperingati 50 tahun Moon Landing di tahun 1969, Museum ArtScience akan menghadirkan seniman Inggris, Luke Jerram, untuk membuat versi baru dari pemasangan objek tiup yang menakjubkan yaitu Museum of the Moon.
Dengan diameter berukuran enam meter, patung bulan yang besar ini menampilkan citra NASA yang detail dengan resolusi tinggi pada permukaan bulan. Bulan dalam bentuk 3D akan menggantung tepat di atas kepala para pengunjung, memaksa mereka untuk mendekat dan melingkari instalasi pada setiap sudut bulan yang berbeda. Karya seni yang menakjubkan ini sebelumnya juga telah ditampilkan pada berbagai lokasi dan lembaga-lembaga terkenal di dunia, termasuk Natural History Museum di London, dan Beijing Olympic Water Cube.
Pameran yang berlangsung dari 25 Mei hingga 29 September 2019 ini diselenggarakan oleh Museum ArtScience dan Floating Utopias Foundation, bekerja sama dengan Neue Gesellschaft für bildende Kunst, sebuah asosiasi seni Jerman.
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang tertarik mengunjungi pameran ini, kamu harus membayar sekitar 19 SGD atau setara Rp 200 ribu bagi pengunjung dewasa. Sedangkan anak-anak (usia 2-12 tahun) hanya perlu membayar 14 SGD atau setara Rp 150 ribu. Untuk warga Singapura, harga tiket bisa jauh lebih murah.
Tertarik untuk mengunjungi Floating Utopias di ArtScience Museum, Singapura?