Gaet Wisman ke Kalimantan, Kemenpar Gaungkan Program Heart of Borneo

20 Maret 2019 9:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Heart of Borneo. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Heart of Borneo. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
ADVERTISEMENT
Kalimantan menyimpan banyak potensi wisata, keanekaragaman hayati, juga budaya yang menarik untuk dikunjungi.
ADVERTISEMENT
Untuk itulah, guna mempromosikan kekayaan alam dan juga keanekaragaman hayati di jantung Kalimantan, Kementerian Pariwisata dan World Wide Fund for Nature atau WWF melaksanakan program kolaborasi yaitu Heart of Borneo (HoB).
Program ini merupakan nilai strategis dalam meningkatkan kunjungan wisatawan dan juga untuk memberikan peningkatan pengetahuan bagi beberapa tour operator di wilayah Kalimantan
Visit Heart of Borneo (HoB) merupakan kampanye yang diluncurkan pemerintah dari tiga negara pendukung inisiasi program Heart of Borneo itu sendiri yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia pada tahun 2017.
Konferensi Pers Heart of Borneo Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Salah satu fokus dari inisiasi ini adalah untuk penguatan ekowisata. Karena ekowisata merupakan salah satu hal yang dapat mendukung ekonomi khususnya masyarakat lokal.
Menurut Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Rizky Handayani, Pulau Borneo sebagai pulau terbesar nomor 3 di dunia memiliki sekitar enam persen keanekaragaman hayati dunia.
ADVERTISEMENT
Di area hutan tropisnya terdapat spesies flora dan fauna mencapai ribuan variasi, termasuk bunga raflesia dan beberapa fauna endemik seperti orangutan, gajah borneo (gajah terkecil di dunia), dan kera pronoscis.
"Kalimantan dengan kekayaan keanekaragaman hayati, spesies, dan budaya lokal perlu diangkat ke tingkat internasional," ujarnya saat memberikan sambutan dalam konferensi pers di Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pada hari Selasa (19/3).
Panorama Kepulauan Derawan yang Indah Foto: Shutter Stock
Ia juga mengungkapkan bahwa letak Kalimantan yang berada di wilayah perbatasan membuat wilayah ini sangat cocok untuk pengembangan wisata lintas batas atau cross border tourism.
Bahkan menurutnya, kunjungan wisman cross border dari seluruh wilayah di Tanah Air seperti Kalimantan, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Papua dapat memberikan kontribusi sekitar 20 persen dari target kunjungan 20 juta wisman ke Indonesia tahun ini. Dan dengan adanya pengembangan ekowisata, tingkat ekonomi penduduk lokal pun dapat meningkat.
ADVERTISEMENT
"Kalimantan merupakan destinasi wisata sangat strategis dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari lintas perbatasan atau cross border (border tourism)," jelas Rizky.
Suku Dayak Foto: Antara Foto/Zabur Karuru
Prabianto Mukti Prabowo, Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan bahwa pengembangan ekowisata yang dilakukan melalui program kolaborasi Heart of Borneo tidak akan mengganggu kepentingan masyarakat adat yang bermukim.
Dalam sambutannya ia menjelaskan bahwa masyarakat adat di Kalimantan seperti suku Dayak dan suku Melayu, sangat berpegang teguh pada kepercayaan mereka. Menjaga dan mengelola hutan secara bijaksana adalah hal yang mereka pegang teguh.
"Inisiasi Heart of Borneo mendukung penuh kepercayaan ini, dan membantu kegiatan ekowisata masyarakat karena merupakan mata pencaharian yang potensial dan alternatif masyarakat," ungkap Prabianto.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Gubernur Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) H. Irianto Lambrie mengatakan keberadaan Heart of Borneo (HoB) atau Jantung Kalimantan di wilayah Provinsi Kalimantan Utara perlu mendapat perhatian dan dukungan dari semua pihak untuk mempromosikan potensi pariwisata Kaltara.
"Kalimantan Utara memiliki potensi wisata yang kekayaan luar biasa. Ciri khas Kaltara itu adalah hutannya yang masih sangat luas dan sungai-sungainya besar, jadi 60 persen wilayah Kaltara itu masih berupa hutan.
Tak hanya potensi Sumber Daya Alam (SDA), Kaltara juga memiliki potensi pariwisata yang tidak semua daerah itu punya mungkin seperti Amazon, ya. HoB juga menjadi salah satu stabilisator keseimbangan alam karena hutan di Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia," kata Irianto.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah aksesibilitas. Karena ada beberapa infrastruktur yang masih dalam proses tahap pembangangunan. Untuk itu, ke depannya akan ada pembuatan Pos Luar Batas Negara, agar dapat memudahkan pelancong untuk menyambangi Kalimantan melalui jalur darat.
"Akses ke wilayah HoB ini mungkin masih terbilang mahal, makanya nanti jika jalan darat sudah berfungsi itu akan jadi lebih murah. Akan ada program pembuatan empat PLBN (Pos Luar Batas Negara) dan dengan pembuatan pembuatan PLBN itu akan jadi lebih mudah," kata Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Utara, Ahmad Khairani.
Konferensi Pers Heart of Borneo. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Perlu diketahui, kampanye Visit the Heart of Borneo merupakan kampanye multi tahun untuk mempromosikan dan mempublikasikan kekayaan alam dan budaya di kawasan HoB.
ADVERTISEMENT
Menurut CEO WWF Indonesia, Rizal Malik, potensi wisata di Kalimantan sangat kuat untuk menarik kunjungan wisman dan wisnus menikmati keanekaragaman hayati dan budaya mereka yang menyatu.
"WWF-HoB Program juga memasarkan kegiatan ekowisata di tingkat internasional melalui partisipasi di ITB Berlin, salah satu pameran wisata yang besar di tingkat internasional," pungkas CEO WWF Indonesia Rizal Malik.
Menarik, kan. Siap berpetualang ke Kalimantan?