news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kelelahan, Pilot Maskapai Australia Kebablasan Terbangkan Pesawat

28 November 2018 7:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat menjelang landing. (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat menjelang landing. (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Sebuah pesawat asal Australia terpaksa mendarat terlalu jauh dari destinasi awal karena sang pilot ketiduran. Dilansir ABC, maskapai penerbangan bernama Vortex Air itu 'kebablasan' terbang hingga mencapai 46 kilometer jauhnya dari tujuan awal.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari Devonport di Tasmania, maskapai penerbangan yang khusus menangani penerbangan charter tersebut seharusnya mengakhiri perjalanan di King Island. Tapi, karena sang pilot kelelahan dan tertidur, fitur autopilot membawanya hampir mencapai pesisir negara bagian Victoria.
Ketua konsultan penerbangan Strategic Aviation Solutions, Neil Hansford, mengatakan pesawat itu menggunakan mode autopilot. Apabila pilot yang bertugas tidak bangun tepat waktu, maka pesawat kargo tersebut bisa saja terjatuh saat bahan bakarnya habis.
"Pesawat akan terbang sampai kehabisan bahan bakar, atau dalam beberapa kasus, tangki bahan bakar harus dialihkan. Jika pesawat kehabisan bahan bakar, maka pesawat itu akan crash," ujar Hansford.
"Untungnya pilot dapat terbangun tepat waktu. Jika tidak, pesawat yang ia kendarai berpotensi naik di atas pantai Victoria jika dia belum bangun," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, belum diketahui kronologi bagaimana pilot pesawat dapat terbangun dari tidurnya. Pihak Australian Transport Safety Bureau (ATSB) juga hingga saat ini masih menyelidiki penerbangan Vortex Air yang diklaim membawa kargo pada 8 November 2018 tersebut.
Ilustrasi pesawat jatuh (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat jatuh (Foto: Shutter Stock)
Menurut ABC, ada kemungkinan bahwa pilot yang menerbangkan Vortex Air dapat dihubungi oleh pengendali lalu lintas udara (ATC) yang berada di Melbourne atau Devonport. Namun, itu hanya dapat terjadi apabila pilot telah mengganti frekuensi menjadi manual.
Sayangnya King Island juga tidak memiliki Air Traffic Control, sehingga rasanya tidak memungkinkan jika pilot dibangunkan oleh pihak ATC. Pihak ATSB berharap penyelidikannya pada masalah ini akan selesai pada kuartal pertama tahun depan.
Sebab menurut Hansford, fenomena pilot yang ketiduran saat sedang menerbangkan pesawat dalam waktu yang relatif singkat, dengan jarak perjalanan 240 kilometer bukanlah hal yang biasa. Selain itu, aturan yang mengatur pilot yang mengalami kelelahan akut juga cukup ketat.
ADVERTISEMENT
Vortex Air adalah maskapai Australia berusia 25 tahun yang menerbangkan, baik barang dan penumpang ke Tasmania. Berkapasitas lima hingga tujuh penumpang, pesawat yang digunakan dalam insiden itu adalah besawat bermesin ganda dengan jenis Piper PA-31, dan hanya diisi oleh satu orang pilot saja saat kejadian itu terjadi.
Maskapai penerbangan Australia itu diperkirakan melewati bandara King Island pada pukul 07.15 waktu setempat dengan kecepatan jelajah sekitar 380 kilometer per jam dan ketinggian sekitar 1.900 kilometer.
Bagaimana denganmu, apa yang akan kamu lakukan jika berada di dalam maskapai penerbangan Australia itu?