Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Lebih Dekat Pura Besakih yang Berdiri di Lereng Gunung Agung
16 Oktober 2018 20:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Selain terkenal dengan deretan pantai cantiknya, Bali juga dihiasi pura yang berdiri megah nan cantik dengan sejarah panjang di dalamnya. Salah satunya adalah Pura Besakih yang berdiri kokoh di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, tepatnya di lereng Gunung Agung, Bali Timur.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs Pemerintah Kabupaten Karangasem, rupanya letak Pura Besakih memang sengaja ditempatkan di desa. Sebab, Hulundang Basukih (nama Desa Besakih zaman dahulu) dianggap suci terlebih karena berada di ketinggian. Selain itu, pura ini juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Gunung Agung.
Tak hanya itu, rupanya Komplek Pura Besakih dibangun berdasarkan keseimbangan alam dengan konsep Tri Hita Karana, yang penataannya disesuaikan berdasarkan arah mata angin. Hal ini bertujuan agar struktur bangunan mewakili alam sebagai simbolisme adanya keseimbangan tersebut. Masing-masing arah mata angin disebut mandala dengan dewa penguasa yang disebut “Dewa Catur Lokapala” dan mandala tengah sebagai porosnya, sehingga kelima mandala dimanifestasikan menjadi “Panca Dewata”.
Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya). Pura Penataran Agung adalah pusat komplek pura sekaligus tempat utama ibadah di Bali yang memiliki tiga arca simbol Tri Murti, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa yang menjadi lambang dari Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara, dan Dewa Pelebur.
ADVERTISEMENT
Pura Besakih juga menjadi tempat pertama kali diterimanya wahyu Tuhan oleh Hyang Rsi Markendya, cikal bakal Agama Hindu Dharma di Bali. Maka tak heran bila pura ini termasuk Pura Sad Kahyangan Jagad atau Pura yang dijunjung bukan hanya oleh masyarakat Besakih, tetapi juga seluruh masyarakat di Pulau Dewata.
Sementara untuk namanya sendiri, Besakih berasal dari kata Wasuki atau Basuki yang berarti keselamatan dalam bahasa Sansekerta klasik (Jawa kuno). Sedangkan dalam mitologi Samudramanthana, nama Besuki mengacu pada Dewa Naga "Naga Besukian" yang berada di Gunung Agung, gunung api utama di Pulau Dewata.
Kemudian jika dilihat dari banyaknya peninggalan zaman megalitik, seperti menhir, tahta batu, dan struktur teras piramid yang ada di kompleks menunjukkan bahwa pura ini sudah berumur ribuan tahun. Ya, tempat yang disucikan ini nampaknya berasal dari zaman yang sangat tua, jauh sebelum adanya pengaruh Agama Hindu.
ADVERTISEMENT