Mengenal Pulau Guna Yala di Panama, Pulau yang Junjung Nilai Perempuan

28 September 2018 17:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penduduk wanita Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Mesoamérica Sin Hambre)
zoom-in-whitePerbesar
Penduduk wanita Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Mesoamérica Sin Hambre)
ADVERTISEMENT
Negara-negara di Amerika Tengah seperti Panama, Kolombia, atau Kosta Rika bisa menjadi pilihan yang menarik untuk liburan akhir tahun kamu kali ini.
ADVERTISEMENT
Terutama, bagi kamu pecinta lautan yang 'haus' akan vitamin sea. Salah satunya Pulau Guna Yala di Panama yang berbatasan langsung dengan Laut Karibia.
Pulau Guna Yala dikenal juga sebagai San Blas yang merupakan salah satu kepulauan dengan kekayaan bahari yang menawan. Pasalnya, Guna Yala memiliki terumbu karang terbaik di kawasan Northwest Atlantic Coast Biographical Bioregion Caribbean and Central menurut UNESCO.
Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/descubriendoelmundo)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/descubriendoelmundo)
Selain memiliki kekayaan alam yang indah, Pulau Guna Yala punya sistem masyarakat yang unik untuk dieksplorasi.
Dihuni oleh etnis asli bernama suku Guna, Pulau Guna Yala sangat menghormati kesetaraan gender. Bukan hanya kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, tetapi juga kesetaraan gender ketiga atau yang lebih dikenal sebagai transgender.
ADVERTISEMENT
Dijuluki sebagai Omeggid, gender ketiga dalam masyarakat Guna Yala adalah gender yang diberikan pada anak laki-laki yang memilih menjadi 'seperti perempuan'. Omeggid memiliki hak untuk berpakaian, bekerja, dan bertingkah laku layaknya perempuan lainnya dalam masyarakat Guna Yala.
Penduduk wanita Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Kent MacElwee)
zoom-in-whitePerbesar
Penduduk wanita Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Kent MacElwee)
Bagi masyarakat setempat, kehadiran gender ketiga bukan menjadi hal yang aneh atau melanggar hukum adat. Penduduk Guna Yala menganggap Omeggid sebagai hal yang sangat normal.
Setiap orang tanpa terkecuali diperbolehkan menjadi Omeggid. Setiap anak laki-laki yang memiliki kecenderungan bertingkah laku seperti perempuan mendapat kebebasan untuk tumbuh menjadi seorang perempuan.
Selain perbedaan secara fisik, Omeggid tidak memiliki perbedaan lain dengan wanita penghuni Pulau Guna Yala. Mereka akan mempelajari keterampilan yang biasanya dilakukan oleh perempuan, seperti pekerjaan rumah tangga hingga membuat kerajinan tangan khas Guna Yala, yaitu mola.
Kerajinan tangan khas Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Monica Mora)
zoom-in-whitePerbesar
Kerajinan tangan khas Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Monica Mora)
Dilansir BBC, Diego Madi Dias, seorang antropolog dan peneliti pasca doktoral di Universitas Sao Paulo menuturkan, bahwa ia melihat setiap orang memiliki hak untuk membuat keputusan sejak masih kanak-anak.
ADVERTISEMENT
"Jika seorang anak mulai menunjukkan kecenderungan menjadi transgender, mereka tidak akan dicegah untuk menjadi diri sendiri. Keluarga di Guna Yala pada umumnya akan mendukung keputusan anak dalam menentukan pilihan gendernya," katanya.
Meski perubahan dari laki-laki menjadi perempuan sering terjadi, perubahan sebaliknya malah jarang hadir di tengah kehidupan penduduk Guna Yala.
Penduduk Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Monica Mora)
zoom-in-whitePerbesar
Penduduk Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Monica Mora)
Toleransi terhadap gender ketiga yang dilakukan penduduk Guna Yala bukanlah tanpa sebab. Menghormati Omeggid merupakan tradisi turun-temurun yang berasal dari kepercayaan setempat.
Penduduk Pulau Guna Yala percaya bahwa pemimpin asli dan pencipta mereka menjadi simbol perwakilan setiap gender, sekaligus panduan kehidupan masyarakat setempat.
Dalam mitologi suku Guna, pemimpin asli mereka adalah seorang laki-laki bernama Ibeorgun.
ADVERTISEMENT
Ibeorgun memiliki saudari bernama Gigadyriai, dan adik laki-laki yang menjadi jenis kelamin ketiga alias Omeggid, bernama Wigudun. Wigudun kemudian menjadi sosok pelopor hadirnya Omeggid dalam masyarakat Guna Yala.
Penduduk wanita Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/US Embassy Panama)
zoom-in-whitePerbesar
Penduduk wanita Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/US Embassy Panama)
Tak hanya memiliki toleransi pada gender ketiga, suku Guna Yala punya rasa hormat yang tinggi pada kaum wanitanya. Jika perempuan Indonesia memperoleh emansipasi wanita berkat R.A Kartini, wanita di Guna Yala telah mendapatkan 'keistimewaan' tersendiri sejak mereka dilahirkan.
Dari segi tradisi, kaum wanita yang berada di Guna Yala punya nilai tersendiri. Suku Guna bahkan punya tiga perayaan utama yang paling penting untuk menghormati perempuan.
Ketiga perayaan tersebut antara lain kelahiran perempuan, masa pubertas, dan pernikahan. Ketiga perayaan ini merupakan pesta penyambutan untuk merayakan kehadiran dan tumbuh dewasanya wanita suku Guna.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma itu saja, pernikahan tradisional suku Guna juga memiliki prosesi penculikan mempelai yang dilakukan oleh perempuan. Yang mana, mempelai yang diculik adalah laki-laki, dan yang menculik adalah perempuan yang kelak dijadikan istri.
Penduduk wanita Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Kent MacElwee)
zoom-in-whitePerbesar
Penduduk wanita Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Kent MacElwee)
Wanita suku Guna juga punya hak tersendiri dalam mengambil keputusan di keluarga. Para suami hanya bisa membagikan harta miliknya sesuai izin dari istri.
Meski terlihat memiliki dominasi yang kuat, penduduk Pulau Guna Yala bukan memegang sistem matriarki dalam kehidupan sehari-hari. Wanita suku Guna tidak menjadi kepala suku atau kepala keluarga, mereka menjalankan perannya dalam keluarga sebagaimana mestinya.
Penduduk di Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Ben Kucinski)
zoom-in-whitePerbesar
Penduduk di Pulau Guna Yala (Foto: Flickr/Ben Kucinski)
Untuk membantu ekonomi keluarga, wanita suku Guna membuat dan menjual bordiran mola yang rumit, serta gelang warna-warni yang terbuat dari kaca (winis). Satu mola bahkan dihargai lebih mahal dari upah harian pria suku Guna saat membersihkan bagian bawah kapal.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, walaupun pekerjaan wanita suku Guna terlihat lebih mudah, pekerjaan mereka dianggap sama atau bahkan lebih penting.
Berminat untuk eksplorasi suku Guna Yala di Panama?