Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Seni adalah sebuah hal yang cair. Ada banyak cara untuk menikmatinya dan memamerkannya. Tidak terkecuali di kamar hotel.
ADVERTISEMENT
Itulah yang dilakukan Hotel Marco Polo Hong Kong dalam Harbour Art Fair pada 29 Maret sampai 1 April 2019 lalu. Lebih dari 50 kamar di lantai 12 disulap menjadi kantong-kantong seni yang memamerkan karya dari seniman lokal maupun internasional.
Salah satunya yaitu seniman asal Inggris, Helen Bullock, yang mengubah kamar nomor 1257 menjadi lebih ceria, berwarna, dan playful. Sprei putih bersih yang biasanya menyelimuti ranjang hotel, menjadi berwarna-warni di tangan Helen, lengkap dengan bantal bermotif bunga.
Tak hanya Helen, sejumlah seniman Indonesia turut berpartisipasi di Harbour Art Fair 2019. Seperti Yaya Sung, Iqi Qoror, dan Naufal Abshar dari galeri Hatch Art Project di kamar 1259.
Salah satu karya Iqi Qoror yang cukup menarik, yaitu lukisan berjudul 'Fork and Knives for Soup and Chocolate Milk in Wine Glass' yang dirampungkan pada 2018. Dalam lukisan itu Iqi menampilkan sekotak susu cokelat dari merek yang sudah familiar bagi masyarakat Indonesia.
Erica Ng, Assistant Manager Harbour City mengatakan, bahwa tahun ini adalah kali ketiga Marco Polo Hong Kong mengadakan pameran seni di dalam kamar hotel.
ADVERTISEMENT
"Tahun ini juga kali ketiga Harbour Art Fair diadakan, untuk ikut merayakan Hong Kong Arts Month," katanya kepada kumparan
Selain di kamar hotel, Harbour Art Fair 2019 juga memamerkan dua instalasi seni dan satu pameran khusus di dalam mal Harbour City, dari tiga seniman asal Korea Selatan.
Instalasi seni pertama datang dari Jang Se Il, dengan karyanya berjudul 'The Wave of Coexistence', yang menampilkan lorong berwarna biru laut, dan dihiasi hewan laut, seperti paus, ikan nemo, sampai lumba-lumba. Jang Se Il sengaja menaruhnya di pinggir Selat Victoria, karena ia ingin meningkatkan kesadaran orang-orang untuk tidak mencemari laut.
Berbeda dengan pameran karya seni dari Henn Kim dengan judul 'My Black Rainbows'. Bertempat di dalam mal, tepatnya di Gallery by the Harbour, ia memamerkan sekitar 10 karya monokrom yang mengangkat unsur fantasi dari kehidupan sehari-hari.
Seniman terakhir adalah Lee Sung Ok yang mencoba 'menghidupkan' kembali serangga, seperti kupu-kupu, capung, kupu-kupu, sampai lebah madu, lewat karya berjudul 'Sound of Nature'. Instalasi seni dari Lee Sung Ok ini langsung menarik perhatian pengunjung Harbour City, karena diletakkan di atrium mal.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurutmu?