Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menikmati Suasana Ngabuburit di Masjid Istiqlal Jakarta
19 Mei 2018 15:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Ramadhan selalu membuat masjid-masjid lebih ramai pengunjung dibandingkan bulan lainnya. Begitu pula yang terjadi di Masjid Istiqlal, Jakarta. Ribuan jemaah memadati masjid terbesar di kawasan Asia Tenggara itu, terutama menjelang buka puasa.
ADVERTISEMENT
Tim kumparanTRAVEL juga tak mau ketinggalan menikmati suasana ramadhan dengan berkunjung ke Masjid Istiqlal. Kami tiba di Masjid Istiqlal pada pukul 16.30 WIB. Halamannya sudah diisi banyak pedagang kaki lima, yang memanfaatkan momen ramadhan untuk menjajakan dagangannya. Mulai dari penjual peci, parfum, dan tentunya makanan berbagai menu berbuka, bisa ditemukan di halaman Masjid Istiqlal .
Maghrib masih lama, namun kami melihat cukup banyak jemaah yang telah memadati ruang shalat utama. Sebagian membaca al-quran, sebagian yang lain mendengarkan tausiyah yang digelar tiap hari menjelang buka puasa. Itulah suasana ngabuburit yang dicari warga ibu kota di Masjid Istiqlal.
Hal itu diakui oleh Tati Rusmiati (25), pengunjung yang bekerja di kawasan Gatot Subroto. Ia mengatakan, setidaknya sebulan sekali mengunjungi Masjid Istiqlal untuk mendengarkan kajian khusus. Namun kali itu, tujuannya berbeda.
“Aku tadi pulang kerja tiba-tiba pengin ke sini. Pengin tahu aja rasanya ngabuburit di Istiqlal karena belum pernah,” tuturnya saat ditanyai kumparanTRAVEL, pada Jumat (18/05).
ADVERTISEMENT
Alasan senada juga diungkapkan oleh Nonik Ifanovia (24) dari Bekasi. Ia ingin tahu suasana berbuka di Istiqlal selagi menghindari arus macet pulang kerja.
“Aku juga ingin shalat terawih di sini. Mau dengar ceramahnya, biasanya ustaz yang ceramah bulan Ramadhan gini, pilihan,” papar Nonik. Tak hanya mendengarkan ceramah, Nonik juga beberapa kali mengambil foto interior masjid yang tampak cantik dan diunggahnya di media sosial.
Pada pukul 17.00, Panitia Pembagian Takjil Masjid Istiqlal mulai menginstruksikan jemaah untuk berkumpul di koridor dan teras raksasa. Mereka mengatur pengunjung untuk duduk berjajar dan rapi. Kemudian mereka mulai menghitung jumlah jemaah.
Bersamaan dengan proses pembagian takjil, terdengar doa-doa dan shalawat dari pengeras suara. Sang imam meminta para jemaah untuk mengikuti doa yang dipimpinnya. Meski dipenuhi ribuan jemaah, suasana pembagian takjil berlangsung sangat teratur. Khusyuk dan tenang.
ADVERTISEMENT
Pada pukul 17.47, jemaah bersama-sama melantunkan doa berbuka di hadapan menu takjil yang telah diterima. Namun sebenarnya, bukan hanya takjil berupa kurma dan sebotol air yang kami dapatkan. Tiap orang diberi kotak makan yang berisi nasi, sayur tumis, telur rebus yang dibumbui, tempe kering, sambal dan sebutir jeruk manis. Menu lengkap untuk berbuka.
“Aku kira bakal dikasih takjil aja. Ternyata lengkap sama makanan berat. Enak sih, jadi enggak perlu beli makanan di luar sambil nunggu waktu terawih,” tambah Nonik.
Ya, tiap hari Masjid Istiqlal menyediakan menu berbuka puasa untuk 3.500-4.500 orang selama Ramadhan. Dananya diambil dari sumbangan jemaah masjid.
Kami diberi waktu sekitar lima belas menit untuk menikmati jamuan. Kemudian terdengar iqomah atau panggilan untuk salat maghrib berjemaah. Karena tidak ingin ketinggalan, kami cepat-cepat menyelesaikan makanan kami dan ikut salat magrib berjemaah.
ADVERTISEMENT
Bagaimana, tertarik untuk merasakan suasana ngabuburit di Istiqlal?
Live Update