news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menyambangi Museum Paus Sperma di Pulau Tidung

6 Mei 2018 7:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulang ikan Paus Sperma di Museum Paus Tidung (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tulang ikan Paus Sperma di Museum Paus Tidung (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mendengar kata paus, apa yang ada di benak kamu? Ikan laut berukuran besar ataukah pemimpin umat Katolik di Vatikan? Paus memang memiliki beragam pengertian, namun kali ini kumparanTRAVEL akan membahas Paus yang berhabitat di laut.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, kumparanTRAVEL mendapat kesempatan untuk bertemu dengan ikan paus. Ikan paus ini sangatlah unik dan langka, karena tidak ditemukan di tengah laut, melainkan di daratan.
Ikan paus berdiameter 6x12 meter tersebut terlihat sedang 'bersantai' di hanggar tempatnya berlabuh. Tanpa kulit dan daging, kamu bisa menemukan 'sosok' ikan paus dalam sebuah museum di Pulau Tidung Kecil.
Terletak tak jauh dari pusat konservasi penyu dan mangrove, Museum Paus hanya menampilkan sisa tulang belulang ikan paus di tengah ruangannya.
Menurut penuturan Langgam (25), staf teknis konservasi, tulang belulang yang menjadi pusat perhatian di museum ini berasal dari seekor ikan paus yang terdampar di Tanjung Pakis, Karawang, pada 2012 silam.
ADVERTISEMENT
"Dulu sempat ada paus yang terdampar gitu, sekitar tahun 2012, lalu warga dan Departemen Perikanan berusaha untuk mengembalikan ke laut," kisahnya.
Paus jenis Sperm Whale ini memiliki ukuran panjang 13 meter dan berat 8 ton. Proses pelepasan paus tersebut dilakukan oleh Departemen Perikanan DKI Jakarta bersama dengan Badan SAR Nasional. Sayangnya, karena kondisinya yang melemah, paus sperma ini terdampar kembali di Kepulauan Seribu dan mati.
"Sayangnya paus itu mati setelah dikembalikan ke laut. Lalu Dinas Perikanan memutuskan untuk memanfaatkan paus itu untuk media edukasi," tambahnya lagi.
Departemen Perikanan bersama dengan Institut Pertanian Bogor membuat museum untuk pengunjung di Museum Tidung menggunakan tulang yang tersedia dari ikan paus ini. Beberapa tulang yang tidak lengkap diganti dengan menggunakan kerangka buatan yang mirip dengan aslinya.
ADVERTISEMENT