Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Jam belum menunjukkan pukul 03.00 WIB dan kumparan sudah sampai di Stasiun Tawang, Semarang. Kami akan memulai petualangan di Kota Lumpia dan memulai perjalanan pertama untuk melihat sunrise .
ADVERTISEMENT
Pilihan untuk menikmati matahari terbit kali ini jatuh kepada Pos Sunrise yang berada di Gunung Ungaran, Jawa Tengah. Tempat ini direkomendasikan oleh teman kami yang dahulunya kuliah di kota tersebut.
Dari stasiun kami menggunakan mobil dengan kecepatan yang cukup sedang —dan mampir ke beberapa tempat— alhasil, sampai di lokasi lebih dari pukul 05.00 WIB. Sepanjang perjalanan, kami melewati rumah warga yang tertutup karena penghuninya masih tertidur pulas.
Jalan yang kami lalui juga hanya cukup untuk satu mobil, mungkin kalau kami papasan dengan mobil lain harus ada yang mengalah. Tapi untungnya hal itu tak kami alami.
Selain jalan sempit, langit gelap dan udara dingin, pemandangan kiri dan kanan berupa jurang serta melewati tikungan tajam harus kami lalui. Jadi, bila kamu berkunjung ke sini, pastikan yang membawa kendaraan dalam keadaan sadar dan sehat.
Setelah menikmati pemandangan berupa jurang atau lanskap kota, tak terasa laju kendaraan kami sampai di lokasi parkir. Saat mobil menepi, terlihat sudah ada beberapa kendaraan baik roda dua atau empat yang terparkir.
ADVERTISEMENT
Turun dari mobil, kami masih harus meneruskan perjalanan. Kami harus berjalan sekitar lima menit ke lokasi sunrise. Meski medannya tak curam, tetapi ada baiknya untuk gunakan alas kaki yang nyaman.
Sampai di lokasi, bagian kanan kami ada deretan warung. Sementara di kiri terdapat beberapa tenda, spot foto, dan pemandangan kota masih gelap.
Karena mentari belum mengeluarkan sinarnya, kami pun melipir ke warung. Gorengan dan minuman hangat menjadi pilihan tepat saat udara dingin menusuk tubuh.
Namun sayangnya, karena cuaca sedang tak bersahabat, matahari keluar agak lama. Walau begitu, saat masih gelap, pemandangan dari atas menyuguhkan lanskap kota yang terang karena lampu. Indah!
Kemudian secara perlahan, matahari mulai menampakan diri. Mentari berwarna oranye itu dibalut dengan langit abu-abu yang warnanya berubah perlahan.
ADVERTISEMENT
Tentu, pemandangan ini membuat wisatawan tak lupa mengabadikan momen, termasuk kami. Saat kami di sana pun, turis yang datang tak terlalu banyak.
Kebanyakan wisatawan yang datang mengabadikan momen di spot foto. Spot foto itu berupa bentuk hati yang dibuat dari botol bekas.
Tak hanya menawarkan pemandangan apik, Pos Mawar juga sudah dilengkapi beragam fasilitas, mulai dari toilet, tempat cuci piring, hingga tempat sampah. Sayangnya, masih ada saja sampah yang tak dibuang pada tempatnya.
Tertarik menyapa mentari di Pos Mawar, Semarang, seperti kumparan?