Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kisah abadi ciptaan Lewis Caroll tentang seorang anak perempuan bernama Alice dan petualangannya di negeri ajaib, tengah hadir dalam wujud pameran interaktif di Museum ArtScience, Marina Bay Sands, Singapura.
ADVERTISEMENT
Bertajuk ‘Wonderland’, pameran karya Australian Centre for the Moving Image (ACMI) tersebut, dapat dikunjungi hingga 22 September mendatang.
Pameran ‘Wonderland’ mengajak pengunjung untuk merasakan pengalaman berpetualang di Negeri Ajaib sembari menyaksikan lebih dari 300 karya seni dan obyek yang diinspirasi dari novel ‘Alice Adventures in Wonderland’ (1865), dan ‘Through the Looking Glass, and What Alice Found There’ (1871) yang telah diadaptasi puluhan kali untuk keperluan layar lebar dalam kurun waktu lebih dari seabad.
Melangkah masuk ke ‘Wonderland’, pengunjung akan merasa seperti jatuh ke lubang kelinci--layaknya yang dialami Alice--hingga tiba di sebuah ruangan bernuansa retro. Di sana, setiap pengunjung mendapatkan sebuah peta, Lost Map of Wonderland, yang dapat di-scan di sejumlah lokasi.
ADVERTISEMENT
Terdapat dua pintu, kecil dan besar, untuk memasuki ruangan berikutnya. Pengunjung tentunya harus merangkak jika memilih pintu kecil yang tingginya sekitar satu meter. Lorong berdinding kayu dengan tiga pintu putih menyambut di baliknya.
Sesudah masuk melalui salah satu dari ketiga pintu tersebut, pengunjung kembali disambut oleh lorong bernuansa monokrom dengan sejumlah pintu. Ya, lorong dengan sejumlah pintu tersebut mengingatkan pengunjung pada momen ketika Alice menghadapi situasi yang sama dalam kisah yang ditulis oleh Lewis Caroll.
Beberapa pintu menghubungkan ruangan berisi deretan gambar ilustrasi tokoh-tokoh dalam kisah Alice dan sejumlah buku. Sementara itu, sebuah pintu mengantar pengunjung ke area ‘The Pool of Tears’.
Area tersebut merepresentasikan Alice ketika ia putus asa dan menangis tanpa henti, hingga air matanya menggenangi ruangan. Di sana, pengunjung dapat menyaksikan proyektor lentera ajaib yang menampilkan deretan animasi Alice karya W. Butcher & Sonscirca.
ADVERTISEMENT
Di area yang sama, diputar pula film ‘Alice's Adventures in Wonderland’ (1910), ‘Alice in Wonderland’ (1915), dan ‘Alice's Picnic’ (1927). Area selanjutnya, ‘Looking Glass House’, menampilkan kostum asli yang dikenakan oleh Queen of Hearts dalam ‘Alice in Wonderland’ (1933). Deretan gambar yang menampilkan adegan film-film Alice dipajang di sepanjang panel di itu.
Petualangan berlanjut ke ‘The Rabbit Sends in a Little Bill’. Bernuansa warna-warni, area itu dipenuhi instalasi seni dan deretan gambar yang berkaitan dengan kisah Alice. Di sana, pengunjung dijamin tak akan melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen.
Lorong ‘Advice From a Caterpillar’ menyambungkan ‘The Rabbit Sends in a Little Bill’ ke area ‘The Queen’s Croquet Ground’. Inilah lokasi yang akan disukai oleh banyak kalangan, terutama anak-anak.
Sembari menanti giliran masuk ke ruangan ‘A Mad Tea Party’, pengunjung diberi kesempatan untuk membuat sosok prajurit dari potongan-potongan stiker yang ditempelkan ke Lost Map of Wonderland. Setelah selesai membuatnya, pengunjung tinggal menge-scan peta tersebut dan mengambil foto di booth yang telah disediakan.
ADVERTISEMENT
Sebuah layar besar di ruangan itu kemudian menampilkan sosok prajurit berwajah para pengunjung yang telah berfoto dan me-scan peta masing-masing. Prajurit-prajurit itu tampak bertugas mengecat bunga-bunga mawar di kebun milik The Queen of Hearts.
Ruangan ‘A Mad Tea Party’ juga menjanjikan pengalaman piknik tak terlupakan. Sebelum pesta teh dimulai, hanya tampak sejumlah piring, cangkir, dan teko berwarna putih di atas meja. Video mapping kemudian diputar, menghiasi di seluruh ruangan, menampilkan nuansa berbeda.
Setelah beberapa saat, dinding di sekitar ruangan menampilkan suasana hutan. Sementara itu, di meja, tampak sendok, garpu, piring-piring berisi berbagai kue dan pudding, serta cangkir-cangkir berisi teh. Terlihat pula barisan semut yang berjalan mengitari meja.
Sesudah menikmati pesta teh, pengunjung akan melewati area ‘Who Stole the Tarts?’ yang dipenuhi buku, gambar, hingga instalasi seni terkait film ‘Alice in Wonderland’ (2010). Berlanjut ke area terakhir, ‘Alice's Evidence’, yang menampilkan cuplikan-cuplikan sejumlah film Alice.
ADVERTISEMENT
Setelah menikmati petualangan di pameran ‘Wonderland’, pengunjung disarankan untuk tetap menyimpan Lost Map of Wonderland. Sebab, peta tersebut memuat kode yang dapat diakses di wonderlandexhibition.com untuk mengingat kembali petualangan yang telah dilalui di ‘Wonderland’.