Moai, Patung Raksasa Misterius Khas Pulau Paskah

10 Desember 2017 7:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barisan moai yang rapi di Pulau Paskah. Foto: Patricia Hamilton/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Barisan moai yang rapi di Pulau Paskah. Foto: Patricia Hamilton/Getty Images
ADVERTISEMENT
Menilik warisan kebudayaan masa lalu memang selalu menarik. Lewat peninggalan itu kita dapat mempelajari kearifan generasi pendahulu. Namun tak jarang, warisan itu malah meninggalkan banyak pertanyaan dan misteri yang tak terjawab.
ADVERTISEMENT
Salah satu peninggalan yang masih menjadi misteri hingga kini adalah patung-patung batu raksasa di Pulau Paskah, Chili. Patung itu disebut moai dalam bahasa lokal setempat.
Pada dataran seluas 164 kilometer itu terdapat 887 moai yang merupakan warisan nenek moyang Suku Rapa Nui, penduduk asli Pulau Paskah.
Patung-patung yang ditemukan sekitar 400-800 Sebelum Masehi itu sangat besar dan berat. Yang tertinggi, dinamai Paro, hampir 12 meter tingginya dan beratnya mencapai 75 ton.
Barisan moai yang rapi di Pulau Paskah. Foto: Fuminana/Getty Images
Di beberapa lokasi, tampak barisan moai berjajar dengan rapi seperti di Ahu Tongarki dan Ahu Akivi. Dalam barisannya, patung berbentuk manusia itu menghadap ke arah laut.
Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana pendahulu Rapa Nui memindahkan patung-patung raksasa itu dengan teknologi sederhana mereka?
ADVERTISEMENT
Rapa Nui adalah salah satu suku Polynesia yang mendiami daratan di Samudera Pasifik. Pulau Paskah sendiri terletak di titik paling tenggara segitiga Polynesia. Sempat menyusut jumlahnya menjadi 111 jiwa pada 1877, orang Rapa Nui tetap mendominasi Pulau Paskah, yakni sekitar 60 persen populasi.
Banyak teori yang berusaha mengungkapkan bagaimana patung batu volkanik itu dapat dipindahkan sehingga berbaris berjajar. Peneliti asal Amerika Serikat Carl Lipo dan Terry Hunt sempat berteori patung-patung itu dipindahkan oleh ribuan tikus yang populasinya pernah tak terkendali di Pulau Paskah.
Teori lain menyatakan Rapai Nui mendapat bantuan dari alien. Namun, berdasarkan folklor Rapa Nui, moai-moai itu dapat ‘berjalan’ sendiri.
Berangkat dari folklor itu, Lipo dan Hunt kemudian mencari cara bagaimana membuat moai berjalan dengan peralatan sederhana. Mereka memasang tali di kepala moai setinggi 3 meter dengan berat 5 ton dan menariknya dari 3 sisi secara bergantian. Hasilnya patung itu dapat berpindah dan tampak seperti berjalan!
ADVERTISEMENT
Hingga kini masih banyak spekulasi-spekulasi mengenai moai. Misteri patung-patung raksasa itu menjadi daya tarik Pulau Paskah di mata wisatawan. Oleh karenanya, Sektor pariwisata merupakan sumber terbesar penggerak ekonomi Pulau Paskah.
Kebudayaan Rapa Nui juga turut menjadi atraksi yang menarik. Mulai dari tarian tradisional, alat musiknya dan pakaian khas Rapa Nui. Sekilas, pakaian tradisional mereka mirip dengan suku Indian dengan hiasan bulu-bulu di penutup kepala.
Meski letaknya sangat terisolasi, cukup banyak wisatawan yang penasaran dan ingin melihat langsung moai. Apakah kamu salah satunya?