Nadine Ingin Pemerintah Tiru Selandia Baru Terkait Aturan Pariwisata

20 April 2018 17:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poor Nights. (Foto: Dok. Tourism New Zealand)
zoom-in-whitePerbesar
Poor Nights. (Foto: Dok. Tourism New Zealand)
ADVERTISEMENT
Pintar, cantik, piawai, dan berdedikasi adalah hal lain yang dapat dilihat dari sosok seorang Nadine Chandrawinata. Meski terlahir di Hannover, Jerman, gadis cantik ini dibesarkan di Indonesia dan mengawali karir di bumi pertiwi.
ADVERTISEMENT
Sikapnya berani angkat bicara dan menyuarakan aksi nyata melindungi lingkungan lewat yayasan miliknya yang bernama Sea Soldier dan keterlibatannya dalam berbagai aksi sosial, menjadikan Nadine sebagai salah satu contoh Kartini masa kini yang bukan hanya pintar, tetapi juga punya impian untuk mengedukasi dan memajukan orang lain di sekitarnya.
Selain mengedukasi, Nadine Chandrawinata memang dikenal dengan pesonanya sebagai wanita tangguh yang cinta alam. Bagaimana tidak, kegemarannya traveling dan mencoba berbagai pengalaman ekstreme, seperti hiking, sky walking, dan scuba diving.
Tak hanya itu, Nadine juga dikenal memiliki banyak prestasi. Berbekal kemampuannya, pada 2005 lalu ia berhasil menjadi Putri Indonesia, juara kedua budaya nasional terbaik, mendapat predikat Putri Persahabatan, hingga dipercaya menjadi Tourism Advocate for Tourism New Zealand di Indonesia pada 2018.
Nadine Chandrawinata Kembali dari Northland (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nadine Chandrawinata Kembali dari Northland (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Berbekal perjalanannya di berbagai tempat, Nadine menuturkan ia banyak mendapat pengalaman dan pembelajaran yang menurutnya bisa diterapkan di Indonesia. "Sejujurnya aku pribadi pun banyak belajar dari regulasi yang sudah terbentuk di Selandia Baru. Itu mungkin bisa jadi contoh, makanya aku bukan cuma traveling di satu titik saja, tapi aku traveling ke beberapa titik yang bisa kasih perspektif lain. Nilai positifnya nanti bisa aku terapin di hidup aku. Salah satunya Selandia Baru," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan bahwa ketika berlibur di Selandia Baru, dirinya merasa terpana dengan regulasi yang sangat baik dan pemerintah yang ikut serta mengakomodir kebutuhan pariwisata di negara tersebut. Hal ini juga yang menurutnya membuat pengunjung merasa nyaman ketika berkunjung ke Selandia Baru.
"Sebenarnya pemerintah udah ngasih pilar-pilar terkait pariwisata, tapi mungkin kita bisa ambil contoh dari Selandia Baru. Aku sangat terpana dengan cara pemerintah mereka menghargai apa yang mereka punya dan bagaimana cara mereka membuat pendatang tidak merasa terbatasi tetapi malah diberikan edukasi yang baik," pungkasnya.
Nadine Chandrawinata (Foto: Helinsa Putri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nadine Chandrawinata (Foto: Helinsa Putri/kumparan)
Memberikan penjelasan tentang tempat wisata, alasan diberlakukan peraturan dalam sebuah tempat wisata, tata ruang destinasi wisata adalah beberapa contoh diantaranya.
"Beberapa daerah disana itu punya penjelasan tentang kenapa pohon harus dijaga, kenapa pohon enggak boleh ditebang, kenapa kalau masuk hutan sebenarnya sepatu harus bersih. Itu dijelaskan semuanya. Plus, kamar mandi itu ditaruh di paling depan bukan di tengah-tengah tempat wisata, yang artinya kita diajarkan untuk lebih disiplin. Ditambah lagi tempat sampah banyak banget, jadi mereka mengajarkan buat buang sampah pada tempatnya. Jadi semuanya itu terpampang jelas," cerita Nadine.
ADVERTISEMENT
Selain karena regulasi yang jelas dan tata wisata yang apik, Nadine menuturkan faktor keamanan di Selandia Baru juga sangat baik. Hal ini juga yang menjadi trigger bagi dia untuk solo traveling ke negara ini. "Karena memang benar. Cewek jalan sendiri di sana, bawa mobil karavan sendiri, ya aman aja di sana, jelas gitu.
Nah, itu yang mungkin di Indonesia bisa diterapin. Karena Indonesia itu negara kepulauan dan kita bisa kemana aja, apalagi kita punya keanekaragaman budaya. Keren banget kalau bisa diterapin kayak gitu, kita jadi enggak perlu takut ada perampokan, 'bajing loncat', atau hal lain kayak gitu," ujarnya.
Ia juga sempat bercerita bahwa dirinya pernah traveling sendirian ke Bali dengan menggunakan mobil dan merasa tidak aman saat sedang berkendara. "Karena aku dulu pernah traveling ke Bali bawa mobil. Jadi aku pernah di Pantura itu ngerasain macetnya gimana, dan di jalan ada satu spot yang kayak ada 'bajing loncat', dan itu beneran kerasa, padahal siang, dan itu bikin jadi gelisah," tutur Nadine.
ADVERTISEMENT
"Di Selandia Baru, budaya buang sampah juga diajarkan, di sana ada banyak tempat sampah. Bahkan ada beberapa titik yang memang bisa dipakai buat kita berhenti istirahat karena suasanya tenang. Itu bisa banget diterapin di negara kita, misalnya di Sumba, Labuan Bajo, atau di jalur traveling ke Sumatera," tambahnya lagi.
Nadine Chandrawinata (Foto: Helinsa Putri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nadine Chandrawinata (Foto: Helinsa Putri/kumparan)
Tak pelit berbagi, wanita 33 tahun ini juga memberikan beberapa rekomendasi negara untuk solo traveling bagi para wanita selain Selandia Baru. "Kalau mau solo traveling di Asia, Bangkok itu enak, Vietnam juga oke, Indonesia juga oke. Indonesia masih masuk sih, cuma Indonesia infonya suka enggak update. Kalo negara-negara Western masih masuk, tapi jauh," terangnya.
Sebagai penutup, Nadine menurutkan bahwa Selandia Baru bukan hanya cocok untuk wanita yang ingin melakukan solo traveling, tetapi juga cocok untuk keluarga. "Buat family yang punya bayi-bayi gitu, itu aman karena tempatnya nyaman dan jelas regulasinya," tutup Nadine.
ADVERTISEMENT