Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Aliran listrik di wilayah DKI Jakarta, Banten dan sebagian Jawa Barat hingga Jawa Tengah mengalami pemadaman pada Minggu (4/8) sejak pukul 11.45 WIB. Akibat dari pemadaman listrik tersebut, traffic light di jalan raya tidak berfungsi, jaringan sejumlah provider telekomunikasi tumbang, hingga transportasi massal, seperti MRT, KRL Jabodetabek, KA Bandara, dan LRT Jakarta terganggu.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia mengklaim, layanan mereka tidak terdampak padamnya listrik.
“Tidak berdampak. Pada waktu listrik padam langsung kami melaksanakan Emergency Respond Plan (ERP) dan sebagian besar di lakukan manual,” ungkap Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara kepada kumparan, Senin (5/8).
ERP atau Rencana Tanggap Darurat (RTD) adalah suatu mekanisme rencana yang disusun secara masif dan terstruktur untuk menghadapi kondisi-kondisi darurat yang mungkin terjadi. Menurut Ari, dengan adanya back up sistem tersebut, layanan Garuda Indonesia, seperti check in counter tetap bisa berjalan normal pada hari Minggu kemarin.
Menurut Ari, pihaknya selalu rutin melakukan uji coba ERP meski dalam kondisi normal. Sehingga dalam keadaan tak terduga kemarin, proses penanganan bisa dilakunan secara cepat dan menyeluruh.
Ari juga memastikan bahwa tidak ada penerbangan yang terlambat maupun tertunda. “Bersyukur semua penerbangan GA Group lancar. Dan kita pastikan para penumpang yang akan terbang on time schedulenya,” ujar Ari.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pemantauan terus dilakukan oleh manajemen Garuda Indonesia hingga pagi ini, Senin (5/8). Sebab, meski aliran listrik sudah menyala, dikhawatirkan performanya masih belum stabil.
Ari juga mengimbau kepada para penumpang agar datang ke bandara lebih awal untuk mengantisipasi kemungkinan lain. Misalnya seperti antrean di pintu tol, karena sistem pembayaran sementara berubah dari non tunai menjadi tunai.