Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menjadi traveler itu tidak mudah, terutama saat sedang berpetualang di daerah asing. Itu sebabnya traveler butuh pendamping yang dapat menemani atau dalam bahasa lainnya disebut travelmate .
ADVERTISEMENT
Travelmate bisa hadir dalam berbagai rupa, mulai dari teman, sahabat, pasangan, keluarga, atau bahkan teman ‘ketemu’ di jalan.
Bagai pedang bermata dua, travelmate bisa menjadi support system atau mungkin pembuat stres bagi para traveler. Alasannya sederhana, sifat dan sikap travelmate akan mempengaruhi mood yang kamu miliki.
Travelmate yang baik dan cocok bukan hanya enak diajak untuk mengobrol dan sharing. Baik sharing ruangan, biaya, hingga makanan.
Mereka juga tidak akan berpikir dua kali untuk membantu temannya yang sedang kesulitan saat traveling. Misalnya saja saling membantu saat hiking di gunung, membangun tenda, atau saling bergantian menjadi fotografer saat traveling.
Sedangkan travelmate yang kurang cocok akan menyalurkan energi negatif ke kamu dan membuat perjalananmu terasa tidak menyenangkan.
Gitario misalnya, pada kumparanTRAVEL, ia bercerita bahwa ia pernah mendapat travelmate yang kurang menyenangkan saat ditanya beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
"Pernah, misalnya yang mengeluh terus-menerus. Bilang 'cape' gitu terus, ya, pasti jadi bad mood, meski setelah tiba nantinya mood-nya membaik," ungkap pria berusia 24 tahun tersebut.
Mencari travelmate pastinya bukan hal yang mudah, karena tidak semua teman baik yang kamu miliki akan cocok untuk dibawa traveling bersama. Bahkan meski itu teman terbaik sekalipun.
Sehingga wajar saja, apabila kamu sudah menemukan travelmate yang tepat, kamu akan cenderung menjadikan dia pilihan pertama untuk diajak traveling bersama.
Alhasil, banyak juga, lho, pasangan yang berawal dari travelmate, salah satunya Abex, travel blogger asal Depok.
Abex dan pasangannya, Billy memiliki kecintaan tersendiri pada alam. Sama-sama memiliki kecintaan pada gunung menjadikan Abex dan Billy yang tadinya tak saling kenal jadi sering traveling bersama.
Pada kumparanTRAVEL, Abex bercerita bahwa sebagai travelmate, pasangannya tak hanya menjadi orang yang sekadar menemani dan membantu dalam perjalanan, tetapi juga menenangkannya.
ADVERTISEMENT
“Koh Bill, one of my super-calm-person yg bisa menenangkanku saat aku lagi enggak bisa fokus atau lagi cranky hahahaha,” ungkapnya sembari tertawa saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Ia juga menambahkan bahwa sebagai travelmate , Billy juga senantiasa siap menjadi ‘tukang foto’ yang baik bagi Abex
“Koh Bil adalah fotografer dan videografer, dia juga menjadi tukang foto di balik semua foto-foto kece aku.
Meski waktu bekerja kita enggak pernah nunjukin hubungan kita, tapi saat break, biasanya Koh Bill selalu kasih mood booster atau sesuatu yang bisa bikin gue tenang” kata Abex lagi.
Hampir sama seperti Abex, Aria (32) seorang karyawan swasta yang senang traveling juga merasa bahwa memiliki travelmate adalah hal yang penting.
ADVERTISEMENT
"Karena saat traveling, kita tidak tahu apa yang akan terjadi, andaikan tersesat pun, setidaknya kita punya teman. Kalau tiba-tiba sakit di tengah perjalanan, ada yang mengingatkan untuk makan, minum obat, atau istirahat, at least," kata Aria.
Bagaimana denganmu, setujukah kamu dengan mereka?