Pesona Danau 3 Warna Kelimutu yang Kembali Dibuka untuk Umum

13 Februari 2018 8:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Danau Kelimutu, Flores. (Foto: Instagram @cicifauziaa)
zoom-in-whitePerbesar
Danau Kelimutu, Flores. (Foto: Instagram @cicifauziaa)
ADVERTISEMENT
Perubahan cuaca kerap kali bisa menimbukan masalah. Tiba-tiba hujan deras, tak lama panas menyengat kerap dirasakan. Tak jarang, cuaca buruk itu menyebabkan beberapa tempat wisata terkena imbasnya.
ADVERTISEMENT
Misalnya Danau Kelimutu yang beberapa waktu lalu sempat ditutup lantaran cuaca buruk. Angin kencang melanda kawasan sekitar, menyebabkan beberapa pohon tumbang, bahkan beberapa toilet dan shelter pun juga rusak.
Dilansir ANTARA, Kepala Balai Kawasan Taman Nasional Kelimutu, Agus Sitepu, mengatakan jika Danau Kelimutu sudah kembali dibuka sejak 29 Januari 2018, tetapi hanya setengah hari. Namun sejak 30 Januari hingga kini sudah dibuka mulai subuh hingga sore hari.
Diketahui, Danau Kelimutu berada di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Danau yang memiliki tiga warna ini tak hanya diminati wisatawan lokal saja, banyak turis asing yang juga penasaran dengan keindahannya.
Danau yang memiliki ketinggian 1.631 mdpl dan ditemukan pada tahun 1915 itu tak hanya menyajikan warnanya yang bisa berubah. Para wisatawan juga mengincar untuk menyaksikan sunrise di puncak danau, dengan perjuangan menempuh sekitar 300 anak tangga hingga ke puncak.
ADVERTISEMENT
Kawah yang pada tahun 2016 menyumbang Rp 2,8 miliar sebagai pemasukan negara bukan pajak ini memang memiliki tiga warna yang bisa berubah.
Tiga kawah itu terdiri dari Kawah Tiwu Ata Polo, yang dipercaya sebagai tempat bersemayam orang yang selalu berbuat jahat.
Kawah Tiwu Ata Bupu, diyakini sebagai tempat bersemayam arwah orang tua yang sudah meninggal. Dan Kawah Tiwu Koo Fai Nuwa Muri, danau tempat bersemayam jiwa muda-mudi yang telah meninggal.
Danau-danau itu bisa berubah warna menjadi hijau lumut, merah hati kecokelatan, hitam, hijau toska, biru telur asin, dan sebagainnya. Warga Ende percaya berubahnya warna itu karena merupakan tempat persemayaman arwah leluhur.
Pembatas antar danau yang berada di puncak Gunung Kelimutu ini adalah dinding batu yang sempit dan mudah longsor. Dinding yang sangat terjal ini memiliki sudut kemiringan hingga 70 derajat dengan ketinggian dinding antara 50 hingga 150 meter.
ADVERTISEMENT