Saat Wisata Gunung Berapi Jadi Candu Sekaligus Bahaya

25 Desember 2018 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Volcano Tourism (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Volcano Tourism (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Wisata gunung berapi menjadi satu dari beberapa jenis atraksi wisata yang bisa dipilih dan dicoba. Sesuai namanya, wisata ini dilakukan di sekitar lokasi gunung berapi.
ADVERTISEMENT
Aktivitas gunung berapi memang menawarkan pesona namun di satu sisi juga berbahaya. Bagaimana tidak? Wisatawan bisa mendekati lokasi letusan gunung berapi yang berarti dapat membahayakan nyawa dari wisatawan itu sendiri.
Peneliti mengungkapkan, alasan utama wisatawan berani mendekat gunung berapi karena menjadi hal ini menjadi sesuatu yang sangat menarik dan menantang adrenalin. Mereka bisa merasakan dan melihat secara langsung bagaimana rasanya berada di dekat mulut kawah.
Ilustrasi Gunung Berapi (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gunung Berapi (Foto: Shutter Stock)
Padahal, wisata yang digemari beberapa orang ini bagi geolog, otoritas terkait hingga badan penanggulangan bencana di sejumlah negara, tergolong kedalam wisata dengan resiko yang sangat tinggi. Bahkan tak jarang wisawatan bisa terluka hingga kehilangan nyawa.
Penggemar wisata gunung berapi dari seluruh dunia berlomba-lomba untuk bisa berada sedekat mungkin dengan letusan gunung berapi. Padahal wisatawan yang tidak memahami sifat dari letusan gunung berapi bisa mengalami kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Mereka yang terlalu dekat bisa terluka karena terkena bongkahan batu atau bom lava. Atau terlalu dekat dengan puncak kawah dan terpapar gas beracun.
Seperti awal tahun ini “bom lava" menabrak sebuah perahu wisata di Hawaii dan melukai 23 orang. Tahun lalu seorang anak lelaki berusia 11 tahun meninggal di Solfatara di Pozzuoli, dekat Naples, Italia, karena jatuh saat melewati kawah gunung berapi. Kedua orang tua bocah itu juga menjadi korban karena berusaha menyelamatkannya.
Ilustrasi Turis di Gunung Berapi (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Turis di Gunung Berapi (Foto: Shutter Stock)
"Gunung berapi adalah salah satu kekuatan alam yang benar-benar berada di luar kemampuan manusia untuk mengendalikan," ujar Amy Donovan, seorang ahli geografi di Universitas Cambridge dan penulis makalah tentang pariwisata gunung berapi, seperti dilansir dari Travel and Leisure.
ADVERTISEMENT
Laporan baru dari Amy Donovan, yang diterbitkan minggu ini oleh Royal Geographical Society, memperingatkan tentang bahaya wisata gunung berapi. Dirinya memberi contoh pada negara Islandia yang mengalami peningkatan jumlah wisatawan seiring dengan aktifnya letusan gunung berapi.
Tak berhenti sampai di situ saja, pihak berwenang setempat bahkan sedang berdebat. Sebab, mereka harus memutuskan untuk mengumumkan jika erupsi gunung berapi atau tidak. Sebab pengumuman erupsi gunung berapi dirasakan dapat menarik wisatawan.
Ilustrasi Gunung Api Aktif (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gunung Api Aktif (Foto: Shutter Stock)
Donovan juga melakukan survei terhadap operator wisata dan wisata di Islandia. Dalam kurun waktu 2010 hingga 2017, jumlah wisatawan mancanegara ke Islandia melonjak dari 488.622 ribu menjadi 2.224.074 juta kunjungan per tahun dengan mayoritas untuk menjelajah alam dan gunung berapi aktif di pulau itu.
ADVERTISEMENT
"Banyak negara yang memiliki banyak gunung berapi aktif menghadapi dilema antara menarik wisatawan di satu sisi, sementara di sisi lain harus menjaga keamanan manusia. Ini sangat pelik" kata Donovan.
Kesimpulan penelitian itu menyebutkan para 'turis gunung berapi' itu tak memahami risiko serius yang dihadapi saat melakukan pendakian mendekati mulut kawah. Para wisatawan gunung berapi ini kemungkinan tidak memahami seberapa cepat letusan bisa berubah berbahaya atau bahwa ancaman lain seperti banjir lava bisa muncul secara tiba-tiba.