Sebuah Gua Ditemukan di Bawah Reruntuhan Bangunan Suku Maya di Meksiko

8 Maret 2019 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bangunan Suku Maya Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bangunan Suku Maya Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Suku Maya merupakan kelompok suku yang tinggal di sekitar semenanjung Yucatan, Amerika Tengah, yang berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan Laut Karibia di sebelah timur.
ADVERTISEMENT
Peradaban Suku Maya dapat dikenali berkat warisan aksara hieroglifnya, seni rupa, arsitektur, matematika, kalender, dan keahlian astronominya. Beberapa peninggalan Suku Maya tersebut juga dapat kamu temukan di wilayah Meksiko Tenggara, seluruh wilayah Guatemala dan Belize, serta bagian barat Honduras dan El Salvador.
Misalnya saja Chichen Itza, peninggalan Suku Maya yang bisa kamu temukan di Meksiko. Bangunan ini dipercaya memiliki arsitektur terbaik, lengkap dengan koleksi patung dan ukiran reliefnya.
Wanita suku Maya di Guatemala Foto: Flickr/David Dennis
Tak hanya sekadar bangunan, baru-baru ini para arkeolog ternyata menemukan sebuah gua yang ada di bawah reruntuhan Chichen Itza. Para arkeolog secara tidak sengaja menemukan sebuah gua ketika sedang melakukan pencarian permukaan air tanah di sekitar reruntuhan.
Mereka menemukan sebuah gua yang diperkirakan tak pernah tersentuh selama 1.000 tahun bersama artefak yang ada di dalamnya. Lebih dari 150 peninggalan kuno ditemukan di ruang gua bawah tanah yang disebut Balamku. Benda-benda tersebut berupa tempat pembakar dupa, piring, hingga mangkuk yang diperkirakan berasal dari sekitar tahun 700 dan 1000 M.
ADVERTISEMENT
Menurut Mexico’s National Institute of Anthropology and History (INAH), penemuan ini menjadi salah satu yang terpenting dalam sejarah mengenai penyelidikan kota Maya kuno.
Chichen Itza di Meksiko Foto: Pixabay
Mengutip National Geographic, salah satu penjelajah INAH Guillermo de Anda, saat melakukan penjelajahan, ia melalui terowongan yang sangat sempit selama berjam-jam, sebelum akhirnya dapat melihat sekilas beberapa peninggalan di dalam gua.
"Aku tidak bisa bicara, aku mulai menangis. Aku telah menganalisis sisa-sisa peninggalan di Chichén Itza, tetapi tidak ada yang sebanding dengan sensasi masuk ke dalam gua yang aku lakukan sendirian untuk pertama kalinya, ” ujar Guillermo de Anda.
Sementara itu, artefak di Balamku sendiri tetap tak tersentuh selama berabad-abad. Kabarnya para petani pertama kali menemukan Balamku pada tahun 1966. Beberapa saat setelah itu, seorang arkeolog bernama Víctor Segovia Pinto memutuskan untuk menjelajahi gua-gua tersebut.
ADVERTISEMENT
Pinto melaporkan kekayaan arkeologis situs tersebut, tetapi memilih untuk tidak menggalinya. Sebaliknya, untuk alasan yang tidak diketahui, ia meminta para petani menyegel pintu masuk. Gua ini disegel sampai tahun lalu, ketika de Anda membukanya untuk mulai berburu dan mencari permukaan air di bawah gua tersebut.
"Balamku akan membantu menulis ulang kisah Chichen Itza, di Yucatán," ujar Guillermo de Anda.
“Ratusan artefak yang didokumentasikan sejauh ini berada dalam kondisi pelestarian yang luar biasa. Karena konteksnya tetap tertutup selama berabad-abad, ini berarti artefak tersebut berisi informasi yang tak ternilai terkait dengan pembentukan dan kejatuhan City of The Water Wizards, dan tentang siapa pendiri situs ikonik ini, tandasnya.
Bagaimana menurutmu?