Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sejarah di Balik Julukan Matahari Terbit untuk Jepang
12 Maret 2019 11:25 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:07 WIB
ADVERTISEMENT
Tidak hanya mendapat julukan Negeri Sakura, Jepang juga punya nama panggilan lain. Negeri Matahari Terbit, begitulah labelnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa alasan dibaik pemberian titel sebagai Negeri Matahari Terbit?
Menurut laporan dari Culture Trip, sekitar abad ke-7 atau 8, nama Jepang berubah dari Wakoku menjadi Nihon.
Lebih lanjut, menurut beberapa catatan menceritakan perubahan ini karena ada utusan dari Jepang yang pergi ke China. Kemudian pihak dari China meminta untuk mengubah nama Wakoku karena tidak menyukainnya. Sementara menurut catatan lain menyebutkan bahwa Permaisuri China, Wu Zetian, memerintahkan Jepang untuk mengubah namanya.
Secara harafiah, Nihon (日本) berarti asal matahari. Merujuk pada fakta bahwa Jepang terletak di sisi timur China dan menjadi lokasi terbitnya matahari.
Sedangkan dilansir World Atlas, menurut catatan sejarah China, awalnya Jepang disebut sebagai Wa (Wo), merujuk pada penduduk Jepang. Kemudian berganti menjadi Yamato pada abad ke-5 M, karena kala itu didominasi kelompok Yamato.
Sementara menurut sumber lain, sekitar tahun 600 Masehi pangeran Jepang, Shotoku, memperkenalkan pengaruh China seperti kalender hingga agama Buddha. Shotoku juga membuat referensi pertama tentang Jepang sebagai Negeri Matahari Terbit.
ADVERTISEMENT
Kala itu, dia memperkenalkan sebagai Negeri Matahari Terbit pada 607 Masehi saat menulis surat kepada Kaisar Sui dan menyebut dirinya sebagai Putra Surga di Negeri Matahari Terbit. Dinasti Sui kemudian menggunakan istilah Nihon ketika merujuk ke Jepang, karena matahari muncul dari arah Jepang.