Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Tidak heran banyak yang menyebut Takabonerate seperti sepotong kecil surga yang tersembunyi. Pesona bawah lautnya memang indah.
ADVERTISEMENT
Hamparan laut berwarna biru kehijauan, ikan menari bebas di bawah laut, penyu yang riang gembira berenang menunjukkan kepalanya ke permukaan, hingga terumbu karang berwarna-warni yang indah, menjadi gambaran yang kumparanTRAVEL lihat selama perjalanan menuju Taman Nasional Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Ya, Taman Nasional Takabonerate merupakan taman laut yang mempunyai kawasan atol terbesar ketiga di dunia, setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Maka tak heran jika Taman Nasional Takabonerate memiliki beragam kekayaan biota laut yang kadang tak ditemukan di tempat lain.
Bahkan saking 'virgin'nya perairan Taman Nasional Takabonerate, di Pulau Tinabo yang masuk zona konservasi terumbu karang, terdapat bayi hiu yang berenang di bibir pantai. Wisatawan dapat bermain dan berenang bersama bayi hiu tersebut, yang menjadi satu-satunya di dunia.
ADVERTISEMENT
"Taman Nasional Takabonerate merupakan taman nasional dengan atol terluas ketiga di dunia. Karena taman nasional ini memiliki luas atol terbesar ketiga, sehingga potensi bawah lautnya luar biasa. Ini yang menjadi daya tarik wisata bahari, di mana pengunjung bisa menikmati keanekaragaman terumbu karang yang ada di Taman Nasional Takabonerate," ujar Faat Rudhianto, Kepala Balai Taman Nasional Takabonerate, saat berbincang dengan kumparanTRAVEL di Pulau Tinabo, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/10).
Tak hanya wisata baharinya saja yang mampu mencuri perhatian, kearifan lokal yang dimiliki warga di sekitar pulau Taman Nasional Takabonerate pun mampu membuat wisatawan merasa disambut baik. Hal ini terlihat ketika kumparanTRAVEL mengunjungi Pulau Jinato, satu dari tujuh pulau berpenghuni di kawasan Taman Nasional Takabonerate.
ADVERTISEMENT
Meskipun bawah laut Taman Nasional Takabonerate begitu indah, dan warga di Pulau Jinato tak henti-hentinya bersikap ramah, ada juga kekurangan yang terdapat di sana. Ya, di dunia ini memang tidak ada yang sempurna. Lantas ada apa di balik kecantikan Takabonerate?
Pertama, soal listrik. Di Pulau Jinato, listriknya hanya menyala dari pukul 18.00-23.00 WITA. Warga di pulau ini pun mengandalkan genset untuk keperluan listriknya.
Untuk itu, bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau ini harus siap-siap tidak merasakan listrik selama 16 jam. Jadi, bagi kamu yang tak bisa lepas dari handphone, ada baiknya untuk mengisi baterai handphone kamu sebelum listrik padam dan berjaga-jaga dengan membawa power bank.
Kedua, susah sinyal di Pulau Jinato dan beberapa pulau lainnya. Jangankan untuk internet, jaringan untuk menelepon saja tak ada. Hanya satu provider telekomunikasi yang sedikit mendapatkan sinyal di sana. Itu pun harus ke pinggir pantai dulu.
ADVERTISEMENT
"Telekomunikasi saat ini memang menjadi salah satu hal yang masih belum terjangkau di sekitar pulau. Untuk itu, kita masih terus evaluasi dan upayakan agar segera bisa terjangkau warga seluruh pulau," terang Andi Abdurrahman, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, saat berbincang dengan kumparanTRAVEL di kesempatan yang sama.
Ketiga, air bersih juga masih menjadi satu permasalahan yang ada di sekitar pulau di Taman Nasional Takabonerate. Saat ini, air bersih hanya tersedia di Pulau Jinato, itu pun karena pulau ini memiliki alat penyulingan. Sedangkan pulau-pulau lain masih belum bisa merasakan air bersih sepenuhnya.
Ketika kumparanTravel berkunjung ke Pulau Tinabo, di sana hanya terdapat air payau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, bagi kamu yang berkunjung ke Pulau Tinabo dan menginap di sana, siap-siap untuk mandi dan cuci muka dengan menggunakan air payau. Sementara untuk air minum, para pekerja di pulau ini masih mengandalkan kiriman air bersih dari Pulau Jinato.
Harapannya tentu permasalahan-permasalahan ini bisa segera teratasi dengan baik. Utamanya bagi keperluan warga setempat agar mereka pun lebih bersemangat menyambut para wisatawan.
ADVERTISEMENT
Simak ulasan selengkapnya dalam konten spesial 'Takabonerate, Surga Tersembunyi di Sulawesi'.