Tak Sekadar Sopir, Pengemudi Taksi Online Jadi Garda Depan Pariwisata

23 Agustus 2019 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan GrabCar dari Grab. Foto: REUTERS/Samrang Pring
zoom-in-whitePerbesar
Layanan GrabCar dari Grab. Foto: REUTERS/Samrang Pring
ADVERTISEMENT
Sejak Oktober 2018, perusahaan ride hailing, Grab Indonesia meluncurkan layanan baru bertajuk Sewa Grabcar. Layanan ini memungkinkan konsumen menyewa mobil, lengkap dengan pengemudinya untuk berbagai keperluan dalam periode waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Pilihan paket yang tersedia yaitu sewa mobil mulai dari 2 jam hingga 12 jam. Tarif yang tertera pun sudah termasuk biaya bensin dan biaya untuk pengemudi. Hingga saat ini, layanan Sewa Grabcar tersebut sudah tersebar di 15 kota di seluruh Indonesia. Salah satu kota yang sudah punya layanan ini adalah Solo, Jawa Tengah.
Aplikasi GrabCar. Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara
Nama Kota Solo tentunya sudah tidak asing lagi bagi wisatawan. Selain kulinernya yang enak, kota ini juga terkenal akan budaya dan tempat wisata yang menarik. Tak heran jika banyak wisatawan lokal maupun mancanegara tertarik datang ke sini.
Adanya layanan Sewa Grabcar di Solo ternyata berkembang cukup unik. Mitra GrabCar asal Solo, Joko Kristiyanto, menyatakan bahwa layanan Sewa Grabcar saat ini cenderung banyak digunakan oleh wisatawan yang ingin jalan-jalan keliling Solo.
ADVERTISEMENT
“Kalau dulu sebelum ada Sewa Grab, itu sering ada penumpang tanya ‘Mas Joko, (destinasi wisata) yang bagus mana?’. Nah setelah itu karena senang dengan saya, kemudian mereka minta ‘Mas nanti diantar, ya’. Tapi secara offline. Nah sekarang sudah ada layanan Sewa Grab,” ujar Joko saat berbincang dengan kumparan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (22/8).
Menyadari ada peluang baru, Joko pun tidak tinggal diam. Bersama-sama dengan komunitas Solo Online Bersama (Sober), Joko dan para mitra pengemudi lainnya bertukar informasi mengenai berbagai destinasi wisata yang ada di Solo.
Kota Solo Foto: Dok. Kemenpar
Tujuannya, agar mereka tak gelagapan saat mengantar para tamu. Joko mengatakan kebanyakan tamu datang dengan rasa penasaran tentang Kota Solo. Namun, tak sedikit wisatawan yang datang ke Solo ternyata tidak terlalu paham soal destinasi wisata yang patut dikunjungi.
ADVERTISEMENT
Misalnya, banyak wisatawan tahu bahwa salah satu kuliner yang wajib dicoba di Solo adalah tengkleng. Namun, tidak banyak yang tahu, warung tengkleng mana yang menyajikan cita rasa paling enak dan otentik.
Menurut Joko, di sinilah peran para mitra pengemudi. Selain mengantar, mitra pengemudi juga bisa memberikan referensi untuk wisatawan.
“Jadi driver itu bukan hanya bisanya nyopir sama pegang aplikasi. Tapi paling tidak dia punya referensi berkaitan apa yang diunggulkan di Solo. Misalnya tengklengnya yang enak mana,” ujarnya.
Dengan kata lain, mitra pengemudi taksi online kini tidak hanya sekadar profesi sebagai supir. Lebih dari itu, mereka merupakan garda terdepan untuk memperkenalkan pariwisata. Hal ini pun sangat disadari oleh Joko. Apalagi menurutnya, Solo punya potensi besar di bidang pariwisata.
ADVERTISEMENT
“Solo itu letaknya persis di tengah, ada Karanganyar dengan pegunungannya, ada candi. Di sini juga sudah banyak hotel dan penginapan,” tutur Joko.
Joko Kristiyanto (kiri), mitra pengemudi Grabcar asal Solo, Jawa Tengah dan Tri Rahayu (kanan) mitra pengemudi GrabBike asal Solo, Jawa Tengah. Foto: Selfy Momongan/kumparan
Oleh karena itu, akan sangat disayangkan jika wisatawan tidak mendapat informasi-informasi yang tepat dan akurat. Selain saling bertukar informasi soal tempat-tempat menarik nan Instagramable, para mitra pengemudi juga aktif saling sharing soal event-event yang ada di Solo.
Hal ini menjadi salah satu ladang bagi para pengemudi untuk mendapatkan penumpang. Sebab, pengemudi jadi tahu tentang lokasi atau titik-titik keramaian. Di sisi lain, info tersebut juga bisa diteruskan pada wisatawan yang mungkin tengah mencari referensi soal event-event di Solo.
“Konsumen banyak dari luar Solo. Kayak kemarin ada acara grebeg, driver tahu. Driver bisa mengenalkan Kota Solo,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya wisatawan lokal, Joko mengaku pernah beberapa kali mengantar wisatawan mancanegara. Salah satunya dari Belanda. Menurut Joko, dirinya tidak sungkan maupun takut, karena di era yang serba teknologi ini, bahasa tidak lagi jadi kendala.
Wisatawan kini bisa menggunakan aplikasi yang ada handphone untuk menerjemahkan dari bahasa asing ke Bahasa Indonesia. “Ini sudah mulai. Kemarin saya dapat penumpang orang Belanda. Kita sempat ngobrol, tapi ngobrolnya pakai (aplikasi) translate,” ujar Joko sembari tertawa.
Aditya Khundala (kanan), City Manager GrabCar Solo, Grab Indonesia Grab Indonesia. Foto: Selfy Momongan/kumparan
City Manager Grabcar Solo Grab Indonesia, Aditya Kundhala, juga menyatakan hal senada. Salah satu alasan yang melandasi diluncurkannya Sewa GrabCar di Solo adalah potensi pariwisatanya yang sangat baik.
“Karena potensi untuk wisatanya bagus di Solo. Kita punya daerah-daerah wisata alam di Karanganyar. Bahkan di Sragen ada Sangiran, yaitu museum manusia purba. Itu levelnya udah enggak nasional lagi, tapi internasional,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Aditya, sejak pertama kali diluncurkan, layanan Sewa Grabcar mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Dari berbagai pilihan yang disediakan, paket paling laris adalah sewa Grabcar untuk 6 jam. Sebab, menurut Aditya sejatinya layanan ini memang didesain tidak untuk melayani perjalanan ke luar kota.
“Jadi hanya daerah-daerah yang dekat dari titik penjemputan aja. Makanya layanan sewa ini memang digunakan untuk ke tempat-tempat destinasi wisata,” tutup Aditya.