Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Tradisi Bakar Batu, Wujud Rasa Syukur Masyarakat di Papua
1 Februari 2018 7:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Banyak suku di Papua yang masih memegang teguh tradisi yang diwariskan nenek moyang. Salah satunya adalah tradisi bakar batu. Sekilas memang mengherankan. Untuk apa repot-repot membakar batu?
ADVERTISEMENT
Tentu, membakar batu di Papua bukan dilakukan karena iseng. Masih dilangsungkan oleh suku-suku yang menghuni Lembah Baliem, Paniai, Nabire, Pegunungan Tengah, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Dekai, Yahukimo, dan daerah lain, tradisi batu bakar merupakan bentuk rasa syukur.
Ya, ritual itu dilakukan untuk mengumpulkan warga satu kampung dan prajurit perang untuk bersama-sama bersyukur dan berbahagia. Batu yang telah dibakar hingga membara digunakan untuk memasak daging babi hasil buruan.
Tradisi bakar batu punya nama berbeda pada tiap-tiap daerah yang melangsungkannya. Misalnya di Paniai, ritual itu dinamakan Gapila, di Wamena dinamakan Kit Oba Isogoa, dan di Jayawijaya dikenal sebagai Barapen.
Prosesnya kurang lebih begini. Batu-batu berukuran besar dibakar dalam perapian dengan kayu-kayu. Kayu akan habis terbakar hingga batu menjadi panas membara. Kemudian, batu akan dipindahkan ke dalam lubang dalam tanah yang telah dibuat.
ADVERTISEMENT
Batu akan diletakkan di dasar lubang, lalu di atasnya ditumpuk daging babi yang akan dimasak. Tak harus babi, daging ayam, sapi atau ubi pun boleh. Lubang kemudian ditutup dengan daun-daun pisang. Tunggu hingga daging matang dan dapat dinikmati bersama-sama.
Selain sebagai bentuk rasa syukur, tradisi bakar batu juga diyakini dapat menguatkan rasa kebersamaan. Warga yang terlibat akan merasa lebih dekat dengan proses memasak bersama.
Oleh karena itu, ritual tersebut kini tak hanya dilakukan mengumpulkan warga kampung. Namun juga dihelat untuk menyambut tamu dari luar, seperti kepala daerah, gubernur, dan lain-lain.
Bagaimana rasa daging yang dimasak dengan batu bakar? Pernah mencoba rasanya? Yuk, bagi pengalamanmu di kolom komentar!