news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ask the Expert: Bibir Tak Bisa Pakai Lipstik, Alergi atau Bukan?

8 Agustus 2019 8:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi scrub bibir Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi scrub bibir Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
“Enak sekali bibirnya bisa pakai lipstik. Bibir saya alergi, tidak bisa pakai produk seperti lipstik, lip tint, atau lip cream. Kalau memakai produk-produk itu bibir saya jadi kering dan kulitnya mengelupas. Dulu bahkan sampai gatal dan perih. Jadi saya hanya bisa pakai lip gloss dan lip balm yang tidak berwarna.” Keluhan tersebut diungkapkan oleh salah satu pembaca kumparanWOMAN.
ADVERTISEMENT
Selama ini, produk perawatan dan kecantikan untuk bibir seperti lipstik, lip tint, lip cream, lip gloss, dan lip balm memang kerap menjadi senjata andalan setiap perempuan untuk menyempurnakan penampilan. Lipstik, lebih tepatnya lipstik merah bahkan bisa meningkatkan mood bagi sebagian perempuan.
Namun bagaimana jika ternyata lipstik atau lipgloss yang Anda pakai justru menyebabkan kondisi seperti alergi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kumparanWOMAN telah menghubungi dokter spesialis kulit dari Siloam Hospitals, Dr. Melyawati Hermawan, SpKK. Selengkapnya, simak penuturannya tanya jawab kami seputar alergi bibir berikut ini.
Saat bibir menjadi kering, mengelupas, gatal dan perih karena memakai produk bibir, apakah itu tandanya bibir mengalami alergi?
Alergi adalah sebuah hal yang sangat mudah untuk diketahui. Misalnya kita makan ikan, lalu tubuh kemudian gatal-gatal, namun hal ini tidak terjadi ketika kita tidak makan ikan. Itu artinya kita alergi terhadap ikan.
ADVERTISEMENT
Tetapi, kalau sebelumnya tidak memiliki riwayat alergi, lalu tiba-tiba tubuh mengalami reaksi berbeda karena mengkonsumsi sesuatu, bisa jadi itu bukan alergi. Kondisi tersebut bisa disebabkan karena imun tubuh sedang menurun sehingga memicu terjadinya gatal-gatal atau penyakit lain yang biasanya dialami juga pada alergi.
Hal tersebut juga berlaku pada penggunaan kosmetik. Tidak sedikit pasien yang datang kepada saya mengeluhkan bibirnya mengalami alergi terhadap lipstik atau produk bibir tertentu, tapi ketika dicek itu bukan alergi. Karena memang apa yang terjadi pada bibir kita itu bisa disebabkan oleh berbagai faktor, bukan hanya karena alergi.
Jadi, ada kemungkinan apa yang dialami bibir itu bukan alergi, tetapi justru karena kondisi bibirnya sedang tidak sehat. Jika biasanya bibir baik-baik saja lalu tiba-tiba gatal, perih, bengkak, mengelupas, atau mengalami hal yang berbeda dari biasanya, berarti ada kebiasaan yang memicu terjadinya kerusakan pada bibir.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara mengidentifikasi bibir yang alergi terhadap produk?
Langkah awal, kita sendiri harus memperhatikan apa saja yang dikonsumsi dan dipakai untuk bibir pada saat itu. Apabila sedang mencoba atau menggunakan produk baru, perhatikan kandungan yang ada di dalam produknya.
Lalu kalau memang dari awal kondisi bibirnya sudah kering, pecah-pecah, atau mengelupas, kemungkinan besar penyebabnya bisa jadi karena kurang minum air putih atau bisa juga karena kita sendiri kurang memperhatikan kelembapan dan kesehatan bibir, tidak pernah scrub atau melakukan perawatan lain.
Ilustrasi bibir kusam Foto: dok.pixabay
Karena pada dasarnya kondisi bibir yang tidak sehat akan membuat jaringan bibir rusak. Kerusakan tersebut bisa datang dari berbagai hal, mulai dari pasta gigi, makanan, produk untuk bibir, hingga enzim yang terkandung dalam air liur. Ya, terlalu sering menjilat atau membasahi bibir dengan air liur memang tidak baik karena di dalam air liur ada enzim yang sifatnya dapat merusak sel kulit bibir.
ADVERTISEMENT
Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa gatal-gatal, perih, kering, dan mengelupas yang terjadi pada bibir juga memang benar-benar karena alergi. Bisa jadi produk yang digunakan mengandung bahan yang tidak bisa diterima oleh bibir sehingga terjadi alergi.
Lalu jika yang dialami adalah alergi bibir, adakah jenis-jenis alergi bibir yang perlu kita ketahui?
Sebenarnya secara keseluruhan alergi dapat dibedakan menjadi dua menurut reaksinya, yaitu Dermatitis Kontak Iritan (DKI) dan Dermatitis Kontak Alergi (DKA). DKI merupakan penyakit iritasi atau kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan iritan dari luar. Jadi kalau bibirnya terlalu banyak menggunakan produk-produk perawatan, berarti alerginya masuk dalam kategori Dermatitis Kontak Iritan. DKI ini juga bisa disebabkan oleh produk-produk lain seperti sampo, sabun, detergen, parfum, pestisida, pupuk, bahan pengawet, dan masih banyak lagi.
Ilustrasi merawat bibir Foto: Pexels
Lalu DKA dapat terjadi ketika tubuh bersentuhan dengan zat alergen yang membuat sistem kekebalan tubuh bereaksi dan menyebabkan kulit menjadi gatal dan meradang. Zat alergen yang banyak memicu DKA adalah obat-obatan seperti krim antibiotik, zat yang berada di udara (serbuk sari), tanaman, bahan logam dalam perhiasan, dan bahan kosmetik seperti cat kuku dan cat rambut.
ADVERTISEMENT
Apa saja kandungan pada produk bibir yang bisa memicu alergi?
Biasanya yang paling sering menyebabkan alergi pada bibir adalah parfum, pengawet, dan pewarna pada produk untuk bibir.
Apa saja langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi alergi bibir?
Pertama, cek dulu kondisi bibir dalam waktu seminggu ke belakang; baik-baik saja atau tidak. Identifikasi perbedaannya. Jika tidak terlalu parah, untuk sementara waktu hentikan pemakaian lipstik, lipgloss, lip cream, lip balm atau segala jenis produk untuk bibir. Hal ini juga mesti dibarengi dengan memperbanyak konsumsi air putih dan menjaga kelembapan bibir. Setelah bibir kembali normal, coba gunakan lagi produk bibir yang biasa dipakai. Jika tidak terjadi gejala-gejala alergi, berarti kerusakan bibir terjadi akibat kondisi bibir sedang tidak sehat. Namun jika kerusakan semakin parah setelah kembali menggunakan produk bibir, segera bawa ke dokter. Biasanya, pasien akan diberikan obat sesuai dengan kerusakan yang dialami. Dan saya akan menyarankan agar pasien menghentikan semua penggunaan produk bibir selama masa pengobatan.
ADVERTISEMENT