Atlet Boling Perempuan di Inggris Dilarang Tanding Pakai Celana Pendek

31 Mei 2019 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi permainan boling. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi permainan boling. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Federasi Boling Inggris melarang atlet perempuan mengenakan celana pendek saat bermain boling di beberapa pertandingan tingkat kabupaten dan nasional.
ADVERTISEMENT
Organisasi boling tertua di Inggris itu sudah memperbarui peraturan tersebut saat melakukan pertemuan umum tahunan pada November 2018 lalu, namun peraturan itu sendiri baru secara resmi diterapkan pada awal musim di bulan April 2019.
Peraturan baru tersebut sontak mendapat protes dari banyak pemain boling perempuan di Inggris. Mereka merasa diperlakukan tidak adil. Pasalnya, peraturan tersebut membuat perempuan hanya diperbolehkan untuk mengenakan cropped trouser atau celana panjang berpotongan di atas mata kaki dan double-pleated skirt atau rok lipit double selutut. Sedangkan laki-laki dibebaskan mengenakan celana panjang ataupun celana pendek.
Keputusan kontroversial tersebut juga dianggap sebagai bentuk dari seksisme. Bahkan seorang perempuan dari Suffolk, Inggris, menyebutnya sebagai 'blatant sexism' atau seksisme secara terang-terangan.
ADVERTISEMENT
"Saat peraturan penggunaan celana pendek diumumkan, banyak perempuan yang langsung membeli celana pendek, namun ketika musim pertandingan dimulai, pihak federasi mengatakan bahwa peraturan tersebut hanya berlaku untuk laki-laki," ungkap salah satu perempuan dari Suffolk seperti dikutip dari The Independent.
Terkait hal tersebut, Roy Oatham, sekretaris dari Castle Camps Bowls Club di Cambridgeshire, Inggris mengatakan perbedaan peraturan tersebut terjadi karena dalam boling, perempuan tidak memiliki komite yang sama dengan laki-laki. Dan ternyata, Federasi Boling Perempuan Inggris tidak mengajukan peraturan agar perempuan bisa mengenakan celana pendek dalam bertanding.
"Saya tidak bisa melihat alasan mengapa perempuan dan laki-laki harus diperlakukan secara berbeda," ungkap Roy Oatham kepada The Independent.
Ilustrasi permainan boling. Foto: Shutterstock
"Pakaian yang dikenakan (saat boling) harusnya bergaya terbuka untuk memudahkan pemainnya dalam bergerak," tutur Roy.
ADVERTISEMENT
Menanggapi kasus ini, pihak Federasi Boling Perempuan Inggris membantah adanya tuduhan seksisme.
Carole Swan, Presiden Nasional Federasi Boling Perempuan Inggris mengatakan kepada The Independent bahwa perubahan dalam peraturan berpakaian pemain boling perempuan di klub mereka harus diajukan terlebih dahulu sesuai dengan proses sebelum diterapkan.
Pengajuan tersebut kemudian harus melewati persetujuan dari 13 daerah yang tergabung dengan federasi boling perempuan dan dibahas dalam acara pertemuan boling tahunan.
"Tidak ada perempuan yang mengajukan permohonan untuk mengenakan celana pendek. Jadi, sampai ada yang mengajukan, mereka tidak akan bisa mengenakan celana pendek selama bertanding," ungkap Carole Swan.
Di Indonesia sendiri aturan berpakaian untuk atlet perempuan juga sempat menjadi perdebatan saat perhelatan Asian Para Games 2018 lalu. Perdebatan ini terkait dengan aturan pemakaian hijab bagi atlet perempuan. Saat it, Miftahul Jannah, atlet judo tuna netra Indonesia dilarang tampil karena mengenakan hijab.
ADVERTISEMENT
Peraturan tersebut sudah diterapkan sejak lama karena alasan keamanan atlet. Jilbab atau hijab dinilai dapat menimbulkan risiko tercekik atau cedera lainnya di bagian kepala. Namun kasus tersebut telah dianggap sebagai bentuk diskriminasi bagi atlet perempuan.