Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Seorang perempuan Iran membakar diri di depan gedung pengadilan Tehran pada Minggu (1/9) sebagai bentuk protes setelah ia ditangkap dan dibawa ke pengadilan karena menyamar sebagai laki-laki dan menonton sepak bola secara ilegal.
ADVERTISEMENT
Saat ini, perempuan yang diketahui bernama Sahar (29) ini langsung dilarikan ke Rumah Sakit Motahari dan sedang menjalani perawatan intensif karena 90 persen tubuhnya mengalami luka bakar.
Menurut laporan The Telegraph, seorang juru bicara pengadilan Iran mengatakan Sahar telah terlibat perseteruan dengan pihak keamanan stadion pada Februari 2019 lalu setelah ia menolak penangkapan, menghina polisi, dan tidak mematuhi aturan berpakaian perempuan Muslim.
Sahar kemudian ditahan dan kembali dibebaskan untuk menghadiri pengadilan dengan tuduhan ia telah menghina masyarakat Iran karena menentang aturan berpakaian bagi perempuan Muslim di Iran. Seperti negara Islam pada umumnya, Iran juga terkenal memiliki aturan berpakaian yang cukup ketat, terutama bagi para perempuan.
Melansir BBC, hal tersebut terjadi setelah Iran mengalami Revolusi Islam pada tahun 1979. Otoritas Islam yang baru memberlakukan aturan berpakaian wajib yang mengharuskan semua perempuan untuk mengenakan jilbab.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, para aktivis hak-hak perempuan di Iran telah berusaha memperjuangkan agar pemerintah mengubah larangan tersebut. Sejauh ini, usaha yang telah mereka lakukan baru bisa membuat pemerintah mengizinkan perempuan untuk menonton pertandingan bola voli tetapi dengan syarat harus didampingi oleh suami.
Kemudian di bulan November 2018 lalu, pemerintah Iran juga telah membuat pengecualian dan memperbolehkan perempuan menghadiri final Liga Champions Asia di Stadion Azadi di Tehran, Iran. Namun mereka diberikan tempat duduk khusus dan terpisah dari laki-laki.
Selain aktivis perempuan, ada pihak FIFA, sebagai penyelenggara sepak bola terbesar di Iran yang juga telah melakukan kampanye agar perempuan Iran diizinkan untuk menghadiri pertandingan sepak bola.
“Kampanye soal kesetaraan gender adalah prioritas bagi FIFA. Sesuai dengan ketetapan perusahaan, kami akan terus berkomitmen untuk menyuarakan hal ini, terutama selama Piala Dunia Wanita FIFA,” ungkap dewan FIFA pada sebuah pernyataan seperti dikutip dari Daily Mail.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, beberapa laki-laki juga kerap terlihat membawa spanduk protes besar yang menyatakan permintaan agar perempuan diperbolehkan untuk masuk ke dalam stadion dan menonton pertandingan. “Biarkan perempuan Iran masuk ke stadion.” Begitu salah satu tulisan spanduknya, para laki-laki ini juga menyertakan tagar #NoBan4Women yang ternyata juga ramai digunakan masyarakat Iran di media sosial.