3 Aksi Protes Pussy Riot Sebelum Final Piala Dunia 2018

16 Juli 2018 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pussy Riot (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pussy Riot (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Nama Pussy Riot kembali mencuat setelah grup punk rock asal Rusia itu melakukan aksi invasi ke lapangan pada gelaran final Piala Dunia 2018, di Moskow, Rusia, pada Minggu (15/7) lalu. Dalam aksinya tersebut, mereka mengajukan enam tuntutan, salah satunya adalah mengizinkan terjadinya kompetisi politik di Rusia.
ADVERTISEMENT
Aksi protes di ruang publik seperti yang terjadi pada gelaran final Piala Dunia 2018, bukanlah yang pertama kali di lakukan oleh grup tersebut. Beberapa tahun sebelumnya, grup yang identik dengan kostum bertopeng warna-warni itu juga diketahui sempat menjadi pusat perhatian karena aksi yang dilakukannya.
Tidak hanya tampil sebagai sosok oposisi bagi Presiden Vladimir Putin, grup yang didirikan pada 2011 itu juga diketahui sebagai kelompok aktivis yang cukup vokal dalam hal-hal yang berkaitan dengan isu hak asasi manusia, feminisme, juga LGBT.
Seorang penginvasi lapangan dikejar oleh steward. (Foto: Reuters/Damir Sagolj)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang penginvasi lapangan dikejar oleh steward. (Foto: Reuters/Damir Sagolj)
Lantas, kapan dan di mana saja mereka pernah melancarkan aksi protes yang serupa? Berikut kumparan merangkum tiga di antaranya untuk kamu.
1. Red Square
Salah satu aksi protes ikonis yang pernah dilakukan oleh Pussy Riots terjadi pada Januari 2012 di jantung Red Square, yang notabene merupakan jantung kota Moskow, Rusia. Dalam aksinya tersebut, mereka tampil membawakan sebuah lagu berjudul 'Putin Zassal' (Putin ketakutan), di atas sebuah platform kuno yang dikenal dengan nama Lobnoye Mesto.
ADVERTISEMENT
Aksi yang dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap rezim Putin tersebut, napaknya tak berlangsung lama setelah pihak keamanan setempat menghentikan aksi yang melibatkan penggunaan bom asap tersebut.
2. Gereja Katedral Moskow
Tak lama setelah itu protes lainnya pun digelar di kota yang sama. Kali ini, protes yang cukup 'melambungkan' nama Pussy Riot itu terjadi di sebuah gereja bernama Christ the Savior Cathedral, pada Februari 2012 silam. Aksi tersebut merupakan bentuk penentangan mereka terhadap sistem gereja ortodoks Rusia dan keterikatannya terhadap Putin.
Hal tersebut membuat mereka dikenakan hukuman atas pasal hooliganisme. Membuat dua anggota Pussy Riot, Maria Alyokhina dan Nadezhda Tolokonnikova, ditahan selama enam bulan hingga akhirnya baru bisa diadili di persidangan.
ADVERTISEMENT
3. Olimpiade Sochi
Dua tahun berikutnya, saat Olimpiade musim dingin Sochi digelar di Rusia, Alyokhina dan Nadezhda kembali harus berurusan dengan petugas keamanan setempat setelah melakukan aksi protes dengan menyanyikan lagu berjudul 'Putin Will Teach You to Love the Motherland' selama dua hari berturut-turut.
Aksi tersebut dilakukan Pussy Riot sebagai reaksi terhadap berbagai isu kebebasan berpendapat di Negeri Beruang Merah tersebut. Salah satunya adalah kasus penahanan seorang aktivis lingkungan, Yevgeny Vitishko.