Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
3 Mitos seputar Memilih Jurusan Kuliah
4 September 2018 14:16 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:23 WIB
ADVERTISEMENT
Bagi siswa SMA, rasanya sudah kenyang mendengar nasihat dan tips tentang memilih jurusan kuliah yang diberikan sejak naik ke kelas tiga. Ada yang bilang pilihlah jurusan kuliah di rumpun Saintek agar mudah mendapat pekerjaan, ada juga yang menyarankan untuk mengikuti kata hati agar enggak salah pilih jurusan.
ADVERTISEMENT
Memilih jurusan kuliah memang bukan perkara mudah. Akan tetapi, sambil meyakinkan diri untuk menjatuhkan pilihan di jurusan kuliah tertentu, ada baiknya kamu enggak gampang percaya dengan tiga mitos berikut ini.
1. Jurusan kuliah enggak terlalu penting
Jurusan kuliah dianggap enggak terlalu dilihat oleh perusahaan. Memang, beberapa perusahaan enggak mencari calon karyawan dengan gelar sarjana dari jurusan tertentu, dan hanya memberikan pelatihan sebelum memulai kerja. Tapi kini jumlah perusahaan yang melakukan hal itu semakin sedikit.
Menurut laman Career Vision, perusahaan saat ini ingin merekrut kandidat terbaik yang enggak membutuhkan pelatihan terlalu lama. Oleh sebab itu, sebaiknya kamu rencanakan dengan baik jurusan apa yang akan dipilih demi prospek karier menjanjikan di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
2. Jurusan kuliah menentukan apa yang akan dilakukan selama masa hidup
Bila kamu akan mengambil jurusan Sejarah, bukan berarti selama hidupmu akan dihabiskan untuk bekerja di museum atau sebagai guru Sejarah. Sebagaimana mahasiswa berganti jurusan, lulusan sarjana juga berganti karier.
Begitu pula dengan jenis pekerjaan, profesi yang digeluti mayoritas orang kini, bisa jadi berubah di 10 tahun ke depan. Jadi kamu enggak perlu takut untuk terjebak di bidang yang sama. Yang terpenting adalah kamu memiliki keahlian seperti menulis, berbicara di depan umum, berpikir kritis, dan memecahkan masalah, agar bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang berubah cepat.
3. Jurusan Seni dan Sastra enggak memiliki masa depan cerah
Banyak yang menganggap mahasiswa jurusan Seni dan Sastra susah mencari kerja, apalagi mendapat pekerjaan dengan gaji tinggi.
ADVERTISEMENT
Tapi sebuah studi yang dilakukan Burning Glass Technologies --perusahaan asal Boston, Amerika Serikat yang menganalisis tren pencarian kerja-- melaporkan bahwa jika lulusan Seni dan Sastra membekali diri dengan kemampuan seperti media sosial atau analisis data, prospek mereka untuk mendapatkan kerja dapat meningkat secara signifikan.
George Anders dalam bukunya berjudul 'You Can Do Anything: The Suprising Power of a 'Useless' Liberal Arts Education' memaparkan bahwa lulusan Filsafat, Sosiologi, dan Sastra memiliki peluang karier yang beragam seperti di bidang pemasaran dan keuangan.
"Ketika CEO melihat kemampuan seorang lulusan Seni dan Sastra, ia akan tersadar bahwa perusahaannya membutuhkan lebih banyak lulusan tersebut," kata Anders, dilansir New York Times, Selasa (4/9).