Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
5 Jenis Kekerasan dalam Pacaran dan Tanda-tandanya
20 Oktober 2018 10:12 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:22 WIB
ADVERTISEMENT
Menjalin hubungan pacaran dengan kekasih pujaan bisa terasa membahagiakan. Akan tetapi kalau pacaran tersebut sudah diwarnai dengan tindak kekerasan, jangan harap kamu bisa bertahan.
ADVERTISEMENT
Agar kamu tak tersakiti oleh pacarmu, kamu harus tahu kekerasan apa saja yang mungkin dilakukan. Dilansir American Psychological Association, kenali lima potensi jenis kekerasan dalam pacaran berikut tanda-tandanya.
1. Kekerasan Verbal
Sesuai namanya, kekerasan ini didefinisikan sebagai perilaku yang bisa menyakiti pasangan karena kata-kata. Kalau kamu sudah menemui perilaku penghinaan hingga name calling (panggilan yang merendahkan), maka tandanya kamu mengalami kekerasan verbal.
2. Kekerasan Psikologis atau Emosional
Jika kamu merasa terancam, terintimidasi, rahasiamu atau aibmu tersebar, dibuat cemburu, diperlakukan secara posesif, dan diisolasi dari pertemanan atau keluarga oleh pacarmu, jangan diam. Kamu harus melakukan sesuatu karena tindakan pacarmu itu merupakan kekerasan psikologis.
3. Kekerasan Fisik
Kekerasan ini mungkin yang paling sering terjadi. Tamparan, pukulan, dorongan, jambakan, gigitan, sampai melempar sesuatu terhadapmu merupakan bentuk kekerasan fisik yang tak bisa kamu biarkan. Jangan sampai kamu dijadikan objek kekesalannya terhadap sesuatu.
ADVERTISEMENT
4. Kekerasan Seksual
Perilaku seksual seperti meraba-raba atau mengajak hubungan intim dengan paksaan merupakan bentuk kekerasan seksual. Kalau pacarmu mengatakan “kalau cinta aku, harusnya kamu mau” atau “kalau enggak mau, maka putus” tak diragukan lagi itu merupakan tanda mula kekerasan seksual.
5. Kekerasan atas Hak
Jangan mengira bahwa pacarmu mempunyai hak atasmu yang berlebihan. Seperti misalnya ia memiliki kontrol lebih terhadapmu dibandingkan orang tuamu. Itu adalah kekerasan.
Jangan sampai kamu juga diperlakukan bagai objek properti miliknya. Misalnya, kamu dipamerkan ke teman-temannya saat diminta menemaninya main futsal, “Ini lho, pacarku!” Padahal kamu hanya dipajang saja sembari menunggunya main futsal.