5 Stereotip Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi

16 Agustus 2018 18:15 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Pentingkah Teknologi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Pentingkah Teknologi (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Di era teknologi yang serba canggih ini, jurusan Teknologi Informasi (TI) menjadi kian populer. Jenjang karier mahasiswa jurusan Teknologi Informasi pun menjanjikan karena hampir tiap perusahaan membutuhkan seorang ahli TI.
ADVERTISEMENT
Namun, dekatnya hubungan mahasiswa jurusan Teknologi Informasi dengan segala hal yang berbau komputer membuat banyak orang memberikan stereotip-stereotip yang enggak jarang menjengkelkan. Lantas, stereotip apa saja, ya, yang melekat di mahasiswa jurusan Teknologi Informasi?
1. Diminta rekomendasi spek laptop atau handphone
Enggak jarang, mahasiswa jurusan Teknologi Informasi diminta rekomendasinya soal spek laptop atau handphone. Padahal menurut Mahessa, mahasiswa Teknologi Informasi (TI) UII Yogyakarta memiliki konsentrasi pembahasannya masing-masing.
"Di TI orang-orang punya fokusnya sendiri. Contoh aku di bidang front-end. Jadi masih nyambung tentang desain, html, css, dan sebagainya. Bukan berarti kita jago di semua bidang. Ini paling mengganggu, sih," ujar Mahessa kepada kumparan, Kamis (16/8).
Meski mengaku kesal, Mahessa tetap membantu temannya sesuai kemampuan. Terutama permasalahan tentang aplikasi desain atau situs web untuk keperluan desain.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau urusan spek laptop sama handphone, ya, sama-sama cari juga," lanjutnya.
2. Disebut tukang benerin laptop
Eratnya citra anak TI dengan komputer enggak cuma soal spek laptop. Mahasiswa jurusan Teknologi Informasi juga kerap kali disebut bisa memperbaiki laptop rusak.
"Sering tiba-tiba teman mengeluh soal enggak bisa install software, laptop-nya lambat, atau bagaimana cara install ulang," sebut Lucgu, mahasiswa TI UGM.
Cari info mengenai beasiswa. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Cari info mengenai beasiswa. (Foto: Thinkstock)
Senada dengan Lucgu, Diki alumni TI UI bahkan mengaku pernah kesal dengan stereotip ini.
"Ya, aku bilang aja enggak paham kayak gitu. Tapi kalau emang mengerti aku bantu, kalau enggak, aku lepas tangan," terang Diki.
3. Selalu mengikuti perkembangan teknologi
Seorang alumni TI Universitas Gunadarma bernama Bagus mengatakan sering diminta pendapatnya soal teknologi terbaru. Mulai dari komputer, gadget, sampai drone.
ADVERTISEMENT
Padahal, selama kuliah Bagus enggak membahas semua bentuk teknologi. Sebab, tiap mahasiswa mempelajari fokus yang berbeda.
4. Kurang gaul
Mahasiswa jurusan TI juga disebut kurang gaul karena selalu berada di depan komputer. Menanggapi stereotip ini, Bagus enggak begitu mempedulikan dan hanya tertawa.
"Mungkin karena kami nokturnal. Jadi sukanya malam hari, sepi, tenang, agar dapat ide untuk coding atau programming gitu. Jadi kalau siang orang bersosialisasi kami enggak keliatan karena lagi tidur," tutur dia.
5. Diminta jadi hacker
Di antara berbagai stereotip, dianggap bisa meretas situs bahkan akun media sosial orang lain menjadi penilaian yang paling sering diterima oleh mahasiswa jurusan Teknologi Informasi.
"Pernah waktu kuliah diminta mengubah nilai ujian. Aku tolak karena memang bukan itu keahlianku. Ya, sebenarnya bidang TI itu mirip dokter ada spesialisasinya sendiri. Jadi enggak bisa disamaratakan," ucap Bambang alumni jurusan Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur.
ADVERTISEMENT