7 Fakta soal Peraturan Baru SBMPTN 2019 yang Perlu Kamu Tahu

23 Oktober 2018 20:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaksanaan SBMPTN di SMA Negeri 3 Jakarta (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan SBMPTN di SMA Negeri 3 Jakarta (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, pihak Kemenristekdikti menerapkan aturan baru untuk SBMPTN yang harus diikuti oleh para murid SMA yang akan menghadapi kelulusan.
ADVERTISEMENT
Kini, murid-murid SMA tersebut kembali harus menjalani regulasi baru berkenaan dengan aturan seleksi penerimaan di perguruan tinggi negeri.
Berikut kumparan rangkum tujuh fakta mengenai SBMPTN 2019.
1. Berbasis komputer
Siswa ikuti ujian nasonal berbasis komputer. (Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
zoom-in-whitePerbesar
Siswa ikuti ujian nasonal berbasis komputer. (Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 mendatang hanya akan menerapkan metode Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Metode Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) resmi dihapuskan.
Hal itu disampaikan Ketua Panitia Pusat (Panpus) Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Perguruan Tinggi Negeri tahun lalu, Prof. Ravik Karsidi, dalam keterangan resmi melalui siaran pers, Senin (22/10).
2. SBMPTN 2019 diselenggarakan oleh LTMPT
Penyelenggaraan UTBK SBMPTN 2019 akan dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). LTMPT merupakan lembaga nirlaba yang berperan menyelenggarakan tes masuk bagi pelamar PTN.
ADVERTISEMENT
Lembaga ini memegang dua tugas utama, yaitu mengelola serta mengolah data pelamar untuk bahan seleksi jalur SNMPTN maupun SBMPTN dan melaksanakan UTBK. LTMPT sendiri merupakan pembaruan dari Panpus SNPMB PTN.
3. Ada dua materi ujian
UTBK SBMPTN 2019 memiliki dua materi ujian, yaitu Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA). Masih dengan kelompok ujian Saintek dan Soshum.
Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini penambahan TPS bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif peserta, atau kemampuan penalaran dan pemahaman umum yang dianggap penting untuk keberhasilan menempuh pembelajaran di perguruan tinggi.
4. Ujian berbasis Android belum diterapkan
Sistem operasi Android. (Foto: Android via Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
Sistem operasi Android. (Foto: Android via Twitter)
Jika tahun lalu metode ujian berbasis Android telah diujicobakan, pada SBMPTN 2019 mendatang, ujian tersebut untuk sementara belum diterapkan.
ADVERTISEMENT
5. Kuota SNMPTN berkurang 10 persen
Sekertaris Panitia Pusat SPMB Joni Hermana mengatakan, penurunan kuota SNMPTN dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dari Kemenristekdikti.
Pihaknya melihat, ada ketidaksesuaian antara prestasi peserta SNMPTN di saat SMA dan kuliah.
“Yang mendaftar SNMPTN kita ambil sampelnya kemudian kita ambil lihat IPK-nya di satu tahun pertama dia di perguruan tinggi, itu kita korelasikan antara hasil di perguruan tinggi pada satu tahun pertama dengan nilai di rapor,” kata Joni.
Untuk informasi, tahun lalu, kuota penerimaan SNMPTN mencapai 30 persen. Lalu tahun ini, kuota tersebut mengalami penuruan sebesar 10 persen. Ini berarti pihak Universitas hanya menyediakan 20 persen kuota bagi peserta SNMPTN.
6. Peserta bisa mengulang tes SBMPTN
Pelaksanaan SBMPTN di SMA Negeri 3 Jakarta (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan SBMPTN di SMA Negeri 3 Jakarta (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Jika sebelumnya para pejuang SBMPTN harus pasrah menerima apapun hasil SBMPTN mereka yang hanya dilaksanakan satu kali, di tahun depan, peserta SBMPTN diperkenankan mengikuti tes ulang jika hasil tes dirasa belum memuaskan.
ADVERTISEMENT
“Kalau misalkan mereka ujian, gagal pada hari itu, dia bisa melakukan tes lagi, mencoba lagi dua kali. Maksimal dua kali,” kata Menristekdikti, Mohammad Nasir, di Gedung Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Senin (22/10).
7. Pilih kampus belakangan
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada SBMPTN 2019, para peserta diwajibkan untuk mengikuti tes terlebih dahulu baru kemudian memilih kampus serta program studinya.
“Jadi bukan mahasiswa nanti datang ke kampus, daftar, dan kemudian tes SBMPTN. Tapi silakan tes dulu, setelah lulus, baru nilainya nanti dipakai buat daftar di kampus untuk memilih program studi yang diinginkan,” terang Menristekdikti, Mohammad Nasir.