Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Bisnis Barang Hypebeast Second: Sampingan yang Menjanjikan
1 November 2018 16:16 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:21 WIB
ADVERTISEMENT
Menjalani hobi mengoleksi fashion item kekinian memang butuh modal yang tidak sedikit. Tapi atas nama hobi, pasti hal tersebut tetap dijalani, meski pada akhirnya hanya mentok dengan membeli barang-barang second.
ADVERTISEMENT
Tapi siapa bilang barang second tak bernilai? Sebagian orang justru menjadikan lapak barang second ala hypebeast ini justru jadi bisnis sampingan yang bisa dibilang menjanjikan.
Contohnya Muhammad Raihan Imam (23), pemilik toko online Pick Your Second Stuff di Instagram. Ia menjual berbagai macam barang anak hypebeast macam apparel dan sneaker original dari tangan kedua.
“Awal mulanya jualan barang vintage waktu itu gue ikut komunitas gathering sneakers di sebuah mall di Jakarta (April 2018). Lalu ada dua temen gue yang memakai vintage Nike Track Jacket yang menurut gue color blocking-nya bagus banget,” kata Raihan.
Raihan lantas mencoba untuk membeli jaket temannya itu, tapi gagal. Bukannya berhenti, ia malah mencari penjual Nike Vintage Jacket di tempat lain dan menemukan produk tersebut. Dari situlah Raihan ketagihan membeli jaket-jaket Nike yang menurutnya keren.
ADVERTISEMENT
“Dan terpintas di pikiran gue, kenapa gue enggak jualan juga untuk beli dan muterin duit buat beli jaket dan kemudian dikoleksi. Jadi sekarang lebih ke koleksi dan jual kalau pas barang sampe rumah enggak cocok atau kurang pas di hati,” kata dia.
Dari lapaknya di Instagram yang baru dimulai 4 bulan lalu itu, Raihan mengaku sudah bisa menyabet keuntungan bersih rata-rata sekitar Rp. 2-2,5 juta per bulan. Itu pun dilakukannya sebagai sampingan dari pekerjaan utamanya selaku staf di sebuah kantor hukum di Jakarta Selatan.
“Kalau jaket paling mahal jual Rp 700 ribu, dapetnya (untung) Rp 250 ribu. Kalau sepatu beli harga retail Rp 2,389 juta, jualnya Rp 5,5 juta. Kalau sneakers Camp Out dan dapat retail Jordan, satu Gold Toe seharga Rp 2,3 juta terjual di harga Rp 5,5 juta,” tutur Raihan menjelaskan betapa menjanjikan bisnis yang dijalaninya.
ADVERTISEMENT
Prabowo Gunawan, seorang seller barang hypebeast di Bakabon07, mengaku malah memiliki pendapatan sekitar Rp 50-80 juta sebulan.
“Dengan dollar yang sekarang agak sedikit terganggu mungkin, (omset) hanya sekitar Rp 25-40 jutaan. Kalau (keuntungan) bersihnya di kondisi (dollar) sekarang paling Rp 10-18 juta,” ujar pria yang kerap dipanggil Prabowo itu.
Prabowo mengaku dirinya melakukan bisnis tersebut juga dalam rangka sampingan saja. Walaupun, sebenarnya pekerjaan utamanya juga tak jauh dari bidang jual-beli sepatu, yaitu sebagai karyawan di Sportainment di DBL Store.
Kenapa harus second?
“Alasan nomor satu yang pasti ketersediaan dana. Terutama (buat) mahasiswa. Walaupun mereka anak golongan kelas atas, kan, kadang berpikir, ‘Wah ini ada barang second dan aku males Pre-Order, kenapa enggak?’,” kata Prabowo.
ADVERTISEMENT
Menurut Prabowo alasan dana menjadi yang utama. Sedangkan kecepatan ingin membeli tanpa harus pesan dari luar negeri dan kelangkaan barang bagi konsumen menjadi alasan selanjutnya.
“Kalau kayak Nike MAG yang dipake di film Back for The Future itu harga barunya bisa sampe 40 ribu dollar AS (sekitar Rp 608 juta). Nah, waktu itu ada yang titip jual di harga Rp 135 juta dan itu laku sama anak Surabaya,” ujar Prabowo sambil tertawa ketika dihubungi kumparan.
Prabowo juga bertutur saat itu pernah menjual sepatu Off White yang harga barunya hingga Rp 35 juta. Lalu ia menjual dari tangan kedua dengan harga Rp 25 juta.
“Itu juga amblas juga. (Kalau udah suka) harga udah udah nomor sekian,” kata pria yang saat SMP-SMU tahun 1993-1999 sudah mengoleksi sepatu basket.
ADVERTISEMENT
Investasi
Beli barang-barang fashion ala anak hypebeast yang harganya selangit mungkin bagi sebagian orang dianggap buang-buang uang. Namun bagi para kolektor yang juga seller, barang-barang itu adalah investasi berharga.
Kita enggak cuma bicara soal harga mahal, tapi juga prospek ke depan. Menurut Raihan, barang vintage yang dikoleksinya itu punya prospek bisnis tak terbatas waktu. Kapan pun akan ada orang yang mencari barangnya.
“Kalau vintage itu, kan, enggak semua orang punya ya. Misalnya gue punya jaket Nike belakangnya Bordir ‘Theres is no finish line’ mungkin di Indonesia cuma beberapa orang yang punya itu,” jelas Raihan.
Ia menambahkan bahwa barang hypebeast yang dikoleksinya semakin lama tahunnya maka akan semakin langka. Karena semakin langka, maka harganya akan semakin mahal.
ADVERTISEMENT
Menjalani bisnis jual beli barang second mungkin hobi bagi Raihan dan Prabowo. Namun kini hobi tersebut telah jadi bisnis yang prospektif.
“Enggak berasa kayak kerja, soalnya hobinya bisa menghasilkan,” tutup Raihan.