Intip 4 Sneaker Kece yang Dilelang di In Art We Trust

16 Januari 2019 20:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adidas Prophere (Struggle) oleh Ganiks. (Foto: kumparan/Agaton Kenshanahan)
zoom-in-whitePerbesar
Adidas Prophere (Struggle) oleh Ganiks. (Foto: kumparan/Agaton Kenshanahan)
ADVERTISEMENT
Para pecinta sneaker kini bisa turut berpartisipasi buat menggalang dana untuk korban bencana sambil menjalankan hobi sebagai sneakerhead. Lewat 'In Art We Trust' yang digelar di Our Daily Dose, Pondok Indah Mall 2 pada 10-22 Januari 2019, kamu bisa mengikuti lelang sneaker kece hasil kolaborasi berbagai artist muda.
ADVERTISEMENT
“Kita bidding (buka tawaran) mulai dari Rp 3 juta, dan kelipatannya Rp 100 ribu. Seluruh hasil auction (lelang) 100 persen kita sumbangkan buat korban bencana yang membutuhkan lewat KitaBisa," kata Inge Cynthia, Marcomm Manager Prestasi Retail Innovation saat konferensi pers In Art We Trust di PIM 2, Rabu (16/1).
Adalah Alipjon, Muklay, Mandy dan Ganiks artist yang memberi sentuhan kolaborasi pada sneaker Adidas Prophere, Adidas Superstar, dan Nike Air Force One. Mereka menggarap 4 sneaker yang dikemas menggunakan wadah bingkai hias kece. Bagaimana rupa dan filosofinya?
1. Adidas Superstar (An Ode To Dassler)
Adidas Superstar (An Ode To Dassler) oleh Mandy. (Foto: kumparan/Agaton Kenshanahan)
zoom-in-whitePerbesar
Adidas Superstar (An Ode To Dassler) oleh Mandy. (Foto: kumparan/Agaton Kenshanahan)
Sneaker Adidas yang satu ini memang enggak mengalami retouch sama sekali di bagian sepatunya. Mandy, selaku artist dari kolaborasi sepatu ini lebih fokus menghias bingkai yang menjadi wadah sepatu ini dengan gambar Adolf Dassler selaku pencetus merek Adidas.
ADVERTISEMENT
"Aku memang mau fokusin ke sejarah sepatunya sendiri, makanya aku lukisinnya tentang Adolf Dassler. Konsepnya sih sebenarnya enggak mau menyentuh sepatunya aja, lebih buat menghormati Dassler sendiri," kata cewek sneakerhead berusia 17 ini.
2. Adidas Prophere (Struggle)
Adidas Prophere (Struggle) oleh Ganiks. (Foto: kumparan/Agaton Kenshanahan)
zoom-in-whitePerbesar
Adidas Prophere (Struggle) oleh Ganiks. (Foto: kumparan/Agaton Kenshanahan)
Sneaker ini mendapat sentuhan dari seorang mahasiswa Seni Rupa, Universitas Negeri Jakarta bernama Gani. Dari bingkainya saja, kamu akan melihat bermacam-macam makhluk dan benda di dunia yang pada intinya sedang berjuang dalam hidup. Maka dari itu sneaker ini dinamai ‘Struggle’ (perjuangan).
"Jadi kita dalam menjalani hidup itu berjuang adalah jalan utama. Hidup adalah perjuangan. Dari situ gue lihat kondisi Indonesia lagi benar-benar butuh berjuang. Makanya lewat karya ini gue ingin menyampaikan bahwa setiap hari gue bermimpi untuk selalu berjuang," kata cowok yang biasa dikenal Ganiks di Instagramnya.
ADVERTISEMENT
3. Nike Air Force 1 (Colours After Strange Disaster)
Nike Air Force 1 (Colours After Strange Disaster) oleh Muklay. (Foto: kumparan/Agaton Kenshanahan)
zoom-in-whitePerbesar
Nike Air Force 1 (Colours After Strange Disaster) oleh Muklay. (Foto: kumparan/Agaton Kenshanahan)
Dalam karyanya sang seniman Muklay melihat bahwa di dunia ini manusia harus selalu bahagia dan optimis meskipun enggak mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Termasuk dalam hal bencana yang suka datang tiba-tiba dan enggak bisa diprediksi sebelumnya.
Menariknya, di karya kolaborasi ini Muklay menggambar sejumlah makhluk aneh di bingkai sepatu untuk menggambarkan situasi bencana.
"Konsepnya, kenapa gue gambar makhluk aneh segala macam, sebenarnya lebih nyeritain tentang bencana, bahwa sebenarnya bencana itu aneh yang manusia itu enggak tahu sebelumnya. Bahkan mungkin saat kita udah hati-hati di jalan, tiba-tiba ketabrak mobil itu kan bencana yang aneh juga," katanya.
ADVERTISEMENT
4. Nike Air Force 1 (Heartworkz Inside the Cave)
Nike Air Force 1 (Heartworkz Inside the Cave) oleh Alipjon. (Foto: kumparan/Agaton Kenshanahan)
zoom-in-whitePerbesar
Nike Air Force 1 (Heartworkz Inside the Cave) oleh Alipjon. (Foto: kumparan/Agaton Kenshanahan)
Sang artist, Alipjon, memberikan warna hitam dominan pada kanvas luar sneaker yang sebelumnya berwarna putih. Menurutnya, sepatu itu adalah semacam living raw (bahan untuk hidup) yang menjadi harta karun di dalam sebuah gua.
"Menurut gue (karya kolaborasi) ini adalah gua yang di dalamnya ada lukisan-lukisan gua dari orang-orang primitif. Dan di dalamnya ada harta karun, yang salah satunya adalah sneaker ini. Harta karun inilah yang membuat orang enggak nyerah ketika terkena bencana," tutur Alipjon.