“Melihat Sisi Lain”, Sebuah Pengingat di Era Digital

10 Mei 2019 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi komentar nyinyir di media sosial Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi komentar nyinyir di media sosial Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selayaknya dua sisi mata uang, hidup di era digital juga memiliki sisi baik dan buruknya. Sisi baiknya: dengan kemajuan teknologi yang ada, hidupmu menjadi lebih mudah; sisi buruknya: semakin mudahnya akses terhadap sebuah informasi yang dibagikan lewat media sosial membuat orang-orang dapat berkomentar apa pun tanpa tahu bagaimana kenyataan yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Menjalani kehidupan di media sosial tidaklah mudah. Kamu harus tahan banting untuk menghadapi berbagai komentar miring yang kerap kali muncul pada kolom komentar. Di media sosial, seseorang dapat dengan entengnya menuliskan kata-kata yang terkadang kurang enak dibaca, bahkan tidak jarang menyakiti hati pembacanya. Fenomena tersebut memiliki beragam nama, mulai dari nyinyir hingga julid.
Entah bermula dari mana, fenomena itu mulai menyebar. Mula-mula, hanya seorang public figure saja yang menjadi pusat perhatian. Namun kini, seakan-akan setiap jejak digital seseorang diawasi oleh netizen. Salah sedikit, atau hanya tidak memiliki pemahaman yang sama, kamu bisa langsung diserang dengan komentar-komentar pedas yang sering kali membuat down.
com-Ilustrasi berkumpul dengan teman-teman Foto: Shutterstock
Apapun yang kita lakukan, sepertinya selalu salah di mata orang lain. Mungkin sepenggal kalimat tersebut bisa menggambarkan bagaimana kehidupan di media sosial. Ketika kamu melakukan sesuatu, beragam komentar negatif berdatangan. Padahal, ada sebuah pemikiran panjang dan matang sebelum kamu melakukan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Begitulah kira-kira yang akan tergambar pada “Melihat Sisi Lain”, sebuah video yang akan mengingatkan banyak orang di luar sana untuk melihat keputusan seseorang dari sudut pandang yang berbeda, tidak hanya dari kacamata personalnya saja.
Lewat “Melihat Sisi Lain”, kamu akan menyaksikan bagaimana seorang mahasiswa, dosen, dan pegawai swasta mengambil sebuah keputusan penting dalam hidupnya. Walaupun telah memiliki posisi yang cukup nyaman, ketiga sosok ini berani keluar dari zona nyaman dan merintis bisnisnya dari nol bersama Tokopedia.
Tentunya, keputusan tersebut mendapat banyak tanggapan miring dari sekitar, terutama di media sosial. Berbagai komentar nyinyir dan bisikan-bisikan julid datang, tanpa tahu apa yang melatarbelakangi ketiganya mengambil keputusan penting itu.
Lalu, bagaimana ketiga sosok ini menghadapinya? Apakah mereka berhasil dikalahkan oleh komentar negatif tersebut, atau malah berhasil mengatasinya? Tunggu kisah “Melihat Sisi Lain” selengkapnya hanya di kumparan (kumparan.com).
ADVERTISEMENT
Cerita ini didukung oleh Tokopedia.