Mengapa Ada Remaja yang Mengumbar Kemesraan Saat Pacaran?

23 Januari 2019 18:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liburan bersama pasangan. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Liburan bersama pasangan. (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian anak muda yang menjalin pacaran, mengumbar kemesraan menjadi agenda wajib yang enggak bisa dilewatkan. Pamer foto bareng pacar di medsos, atau jalan-jalan sambil direkam lewat video terus diunggah, mungkin bagus buat jadi buah kenang-kenangan.
ADVERTISEMENT
Tapi sebenarnya apa, sih, yang membikin dua sejoli muda-mudi ada yang melakukan umbar kemesraan seperti ini?
“Yang pasti sih ini masalah soal pengin eksis, yah, jadi setidaknya memberitahukan kepada orang lain tentang hubungannya itu. Kalau di luar negeri itu ada istilahnya namanya Public Display of Affection (PDA),” terang seorang relationship expert, Denrich Suryadi kepada kumparan (23/1).
Dilansir The New York Times, PDA ini bervariasi bentuknya, dari sekadar jabat tangan sampai ciuman mesra. Para remaja yang pacaran ini melakukan PDA karena sebenarnya mereka ingin menutupi kekurangan dalam hubungan mereka.
“PDA ini normalnya adalah suatu tindakan yang bersifat privasi yang harusnya orang lain enggak perlu tahu,” kata Charles T Hill, associate professor Psikologi dari Whittier College in California.
ADVERTISEMENT
Dalam PDA, Denrich menjelaskan kalau para remaja yang mengumbar kemesraan sebenarnya ingin memperlihatkan status hubungan mereka. Mereka ingin melihat seberapa menarik mereka terhadap lawan jenis dan apakah hubungan mereka disukai oleh publik.
“Kalau bisa dibilang sih itu hanya untuk sekadar meningkatkan harga diri sih, sebenarnya,” ujar dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara itu.
Denrich menolak bila dikatakan umbar kemesraan di depan publik ini ada pengaruhnya terhadap hubungan mereka di balik layar. Namun menurutnya, apabila dari awal hubungan mereka sudah kuat, maka dengan umbar kemesraan harusnya hubungan itu bisa jadi makin dekat.
“Idealnya kalau mereka berniat melanjutkan hubungan tersebut, harusnya hubungan tersebut akan baik-baik saja. Justru akan makin romantis karena mengumbar kemesraan itu adalah cara bersama untuk menunjukkan diri dengan pasangannya,” jelas Denrich.
ADVERTISEMENT
Namun berbeda hasilnya bila kamu umbar kemesraan untuk tujuan lainnya. Kalau misalnya kamu cuma sekadar cari popularitas dari situ maka bisa jadi itu enggak ada pengaruhnya sama sekali buat keromantisan hubunganmu bersama pacar.
“Akan tetapi kalau misalnya memang dasarnya hubungan itu hanya untuk kepentingan, misalnya mempromosikan diri atau untuk memancing mantan pasangannya agar cemburu, ya, ujung-ujungnya cepat atau lambat bisa jadi perilaku (umbar kemesraan) seperti ini enggak akan berguna buat hubungan mereka,” jelas Denrich.
Denrich memperingatkan pula adanya risiko bila remaja mengumbar kemesraan di media sosialnya. Salah satu risikonya bisa muncul dari pacar sendiri yang sebenarnya enggak berkenan hubungannya buat diumbar.
“Bisa juga jadi masalah buat keluarga dan orang tua, kalau memang masih menganut nilai-nilai moral agama yang kuat, kemudian dengan nilai-nilai kemasyarakatan yang jauh lebih ketat dibandingkan orang lain, bisa jadi masalah juga buat keluarga mereka,” katanya.
ADVERTISEMENT
Mengumbar kemesraan secara publik bagi Denrich sebenarnya enggak terlalu bijak buat dilakukan. Terutama apabila itu dilakukan oleh remaja yang masih menginjak bangku SMA. Sebab, menurutnya pacaran yang mereka jalani masih sebatas senang-senang, bukan mengarah kepada hubungan yang serius.
Kalaupun pada akhirnya para remaja SMA ini mau mengumbar kemesraan, Denrich menyarankan agar dilakukan dengan cara yang baik. Misalnya, mengunggah foto-foto dengan pacar yang santun atau video-video kegiatan yang positif. Enggak boleh juga mengarah kepada hubungan seksual atau mencoba hal-hal semacam itu.
Terus, kalau misalnya sudah umbar kemesraan lalu putus, apa yang harus dilakukan?
“Menurut saya pertama-tama ya harus dihapus. Karena bagaimanapun juga konten itu tercetak di dunia maya, nantinya dari masing-masing (yang putus) bakal punya pasangan masing-masing dan tanpa sengaja menemukan postingan tersebut jadi konflik,” kata Denrich.
ADVERTISEMENT
Denrich enggak menampik kalau misalnya sebelum mengumbar kemesraan, para remaja harus memikirkan dulu apa akibatnya ke depan. Jadi jangan main umbar-umbar kemesraan saja, ya, guys!