Pengamat Pendidikan: Razia Skin Care oleh OSIS Sudah Enggak Relevan

14 Agustus 2019 12:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi skincare. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi skincare. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, viral kejadian siswa-siswi SMA yang dirazia oleh para pengurus OSIS. Barang yang disita pun cukup buat bingung, seperti skincare dan bodycare. Bahkan, sisir aja kena sita.
ADVERTISEMENT
Mungkin sebagian dari kamu merasa geregetan, masa sisir aja bisa disita, sih? Kemudian, apa perlu, razia dilakukan terhadap barang-barang pribadi yang sebenarnya enggak membahayakan sama sekali itu?
Nah, untuk menjawab rasa penasaranmu, kumparan mewawancarai Ina Liem, seorang pengamat pendidikan Indonesia soal tanggapannya terhadap kasus razia yang dilakukan oleh OSIS.
Ina justru mempertanyakan apa tujuan dari razia yang dilakukan OSIS itu sebenarnya. Menurutnya, razia itu perlu namun untuk barang-barang yang merugikan kepentingan publik, semisal: pisau, bom, atau senjata lain. Sedangkan skincare tergolong dalam barang pribadi dan enggak mengganggu kepentingan umum.
“Intinya di sekolah sekarang, mereka lupa menerapkan moral values yang seharusnya diberikan kepada siswa-siswi. Seperti razia, apa sih tujuan razia itu sebenarnya. Yang enggak boleh, tuh, kenapa? Enggak disampaikan alasan kenapanya dan yang dibahas cuma aturannya,” tegas Ina Liem ketika diwawancara via telepon oleh kumparan, Rabu (14/08) siang.
ADVERTISEMENT
Ina mengatakan, pihak OSIS yang melakukan razia pun terlihat masih kurang mengerti dengan latar belakang mengapa mereka melakukan razia dan menyita barang siswa-siswi.
“Apa yang mau dirazia, moral value-nya apa, ya, mereka ini enggak tahu. Padahal itu kan, barang pribadi orang dan malah moral value yang didapat siswa korban razia itu adalah ‘oh, kita boleh aja rogoh-rogoh tas orang lain’,” ujar Ina.
Menurut Ina, bentuk razia ini enggak lagi efektif dan relevan dengan perkembangan zaman sekarang. Razia yang kini dilakukan oleh OSIS maupun sekolah malah jadi bersifat mencampuri urusan personal siswa-siswi tersebut dan enggak mengajarkan untuk berpikir kritis.
“Apa yang mau ditanamkan sama OSIS lewat razia ini? Hidup sederhana? Ya, caranya bukan razia. Seharusnya, pihak pendidik seperti guru dan orang tua yang menanamkan kultur hidup sederhana. Bukan dirazia. Pendidikan dasar dan menengah di sekolah yang penting itu pendidikan karakter dan malah ini hilang sekarang,” tutup Ina.
ADVERTISEMENT
Apakah kalian setuju dengan tindak razia skincare dan bodycare yang dilakukan pihak OSIS maupun sekolah?
Reporter: Stefanny Tjayadi