Riset: 70 Persen Rekruter Saring Kandidat Karyawan Lewat Media Sosial

18 September 2018 11:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Usahakan untuk tidak menggunakan media sosial sementara waktu (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Usahakan untuk tidak menggunakan media sosial sementara waktu (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Tak cukup menilai lewat cv dan portfolio saja, rekruter biasanya juga melakukan ‘investigasi’ terhadap calon karyawannya melalui akun media sosial milik mereka.
ADVERTISEMENT
Para rekruter kemungkinan juga akan menggunakan Google dan memasukkan nama kandidat karyawan untuk melihat rekam jejak apa yang muncul.
Seperti dilansir US News, sebuah penelitian yang dilakukan CareerBuilder melaporkan bahwa sebesar 70 persen rekruter melakukan penyaringan terlebih dulu terhadap kandidat berdasarkan media sosial mereka.
Bahkan sepertiga dari perusahaan yang menjadi responden penelitian tersebut mengatakan mereka memiliki seorang staf khusus yang bertugas untuk mencari kandidat secara online. Jika perusahaan tidak memiliki staf khusus untuk merekrut secara online, mereka meminta tim rekrutmennya untuk mengecek media sosial untuk memeriksa kandidat karyawan.
Mengecek rekam jejak seorang kandidat karyawan dari media sosialnya juga dilakukan oleh kumparan.
“Kalau di kumparan sih kita kepoin terlebih dulu, tapi tergantung perusahaan juga,” kata Gelies Parsiela selaku Operation Manager di kumparan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, nyatanya tidak semua perusahaan melakukan ‘investigasi’ terhadap calon karyawannya. Seperti yang dikatakan Puput, seorang talent acquisition di salah satu perusahaan startup B2B marketplace ini.
“Biasanya tergantung posisi apa yang dicari perusahaan, kalo kayak Public Relation biasanya iya, dikepoin. Karena cara mereka represent dirinya itu penting. Itu juga biasanya cuma LinkedIn yang dilihat bukan media sosial yang lain,” ungkap Puput.
Puput menerangkan, ada beberapa rekruter atau perusahaan yang memang menghargai kehidupan personal seseorang, --dalam hal ini calon karyawan baru. Tapi, menurut Puput, jika ada calon karyawan yang memang pernah punya kasus atau bermasalah, pada akhirnya akan ketahuan juga karena circle para rekruter biasanya terbatas dan adanya obrolan dari mulut ke mulut.
ADVERTISEMENT
“Kalau kasus si calon karyawan baru ini sampai viral kayak dia pernah mukulin orang gitu, menurut gue itu balik lagi ke policy perusahaan yang akan mempekerjakan tersebut. Apakah orang ini memakai atribut perusahaan atau murni kasus dia sendiri,” pungkasnya.
Terlepas dari dicek atau tidaknya akun media sosialmu oleh para rekruter, attitude tetap jadi bahan pertimbangan utama dalam penerimaan karyawan baru. Jika kamu tidak mencantumkan media sosialmu sekalipun, rekruter masih bisa menilai pembawaanmu ketika sesi interview kerja.