Studi: Filter Snapchat Sebabkan Banyak Orang Kepengin Operasi Plastik

8 Maret 2019 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Selfie Foto: Dok. Highsnobiety
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Selfie Foto: Dok. Highsnobiety
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selfie gonta-ganti filter di Snapchat jadi aktivitas menyenangkan bagi sebagian orang. Gimana enggak? Ada puluhan filter seru yang bisa kamu pilih sesuka hati.
ADVERTISEMENT
Mulai dari filter berupa karakter hewan yang menggemaskan, filer pengubah suara, sampai beauty filter yang mampu menyulap wajah kamu jadi mulus dan tirus dalam sekali swipe. Biasanya, beauty filter jadi favorit semua orang untuk menutupi kekurangan wajah.
Namun, tahukah kamu bahwa kecanggihan beauty filter di media sosial, membawa pengaruh buruk pada self-esteem manusia? Terutama untuk cewek-cewek penggila selfie.
Dunia medis pun dibuat resah oleh kemunculan sindrom yang bernama 'Snapchat Dysmorphia'.
Dilansir CBS News, ada banyak cewek yang datang ke klinik bedah plastik dan minta mukanya dipermak persis bak filter Snapchat. Seperti minta bibirnya diperbesar, mata dibuat lebih belo, hidung lebih kecil, sampai penirusan pipi.
Pokoknya, hasil operasi harus sama persis seperti hasil selfie Snapchat yang ditunjukkan.
ADVERTISEMENT
Hal ini diperkuat oleh hasil survei American Academy of Facial Plastic & Reconstructive Surgery yang dilakukan pada 2017. Berdasarkan data lapangan, ada 55 persen pasien yang menyebutkan kata 'selfie' sebagai alasan mereka ingin melakukan operasi plastik. Angka ini meningkat 13 persen ketimbang dua tahun sebelumnya.
"Tren ini merupakan alarm kalau selfie berfilter menampilkan look yang enggak realistis dan mengaburkan batas realita dan fantasi pada pasien," ujar peneliti dari Boston University School of Medicine kepada CBS.
Para ahli berpendapat, hal ini juga dipengaruhi oleh kultur dan lingkungan pergaulan sekitar. "Sekarang, enggak cuma seleb yang mempropagandakan standar kecantikan. Sekarang bisa teman sekelas, teman di kantor, atau teman dekat. Terlalu menghayati foto berfilter bisa mempengaruhi self-esteem, membuat seseorang merasa enggak cukup cantik di dunia nyata," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sekilas, keinginan untuk mempercantik wajah memang tampak sepele. Namun hal ini bisa merembet pada area tubuh lainnya, atau dikenal dengan istilah Dysmorphic Disorder.
Ini merupakan kondisi psikologi yang membuat seseorang enggak merasa puas dengan dirinya. Kalau terkena disorder ini, kamu akan selalu merasa punya tubuh yang kurang dan enggak sempurna. Padahal, hal itu sama sekali enggak benar dan hanya berupa imajinasi belaka.
Tanpa disadari, beauty filter di media sosial turut andil dalam membentuk persepsi manusia terhadap kecantikan. Bagimana pendapat kamu?