Tanggapan Pelajar SMA Mengenai Wacana Mengembalikan Becak di Jakarta

20 Januari 2018 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menghidupkan kembali becak di Jakarta. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menghidupkan kembali becak di Jakarta. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wacana untuk dioperasikannya kembali transportasi tradisional becak di DKI Jakarta, menuai berbagai macam reaksi dari masyarakat. Kondisi Jakarta yang dikenal macet, rupanya juga menjadi pemicu hadirnya pro kontra terhadap wacana kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak terkecuali di kalangan pelajar SMA. Kemunculan wacana tersebut, secara tidak langsung, menambah opsi moda transportasi bagi mereka untuk pulang-pergi ke sekolah setiap harinya.
Lalu, bagaimanakah tanggapan para siswa dan siswi SMA di Jakarta mengenai hal ini? kumparan (kumparan.com) menanyakan beberapa pendapat dari mereka mengenai rencana dari pemerintah DKI Jakarta tersebut.
Dihubungi kumparan pada Sabtu (20/1) siang, Bintang Putra, salah seorang siswa SMA di Jakarta, mengatakan kalau dirinya setuju saja dengan kebijakan tersebut. Dengan catatan bahwa, kendaraan tradisional tersebut hanya diperbolehkan di tempat-tempat khusus, seperti pasar tradisional.
“Kalau becaknya ditaruh di jalan kecil atau kayak di pasar-pasar tradisional sih setuju,” ucap Bintang.
Bintang setuju dengan wacana kebijakan tersebut, sebab menurut dia masih cukup banyak masyarakat Jakarta yang membutuhkannya.
ADVERTISEMENT
“Masih banyak konsumen yang menggunakan soalnya,” lanjut dia.
Berbeda dari Bintang, Giovanny justru merasa tidak setuju dengan wacana tersebut. Menurutnya, becak saat ini sudah tidak cocok dengan keadaan yang ada di Jakarta.
“Enggak (setuju). Sudah tidak cocok dengan gaya hidup di Jakarta,” tutur Giovanny.
Sama halnya dengan Amanda Putri. Dia tidak setuju dengan wacana akan dioperasikannya kembali kendaraan tradisional tersebut. Amanda justru merasa kasihan dengan pengendara becak yang nantinya mesti berhadapan dengan kemacetan Jakarta.
“Enggak (setuju), kasian iya. Dimana-mana macet, (tidak sebanding) dengan harga yang murah dan tenaga yang banyak dikeluarkan,” tutup Amanda.