news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Vania Santoso, Founder heySTARTIC yang Ubah Sampah Jadi Berkah

17 Mei 2019 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vania Santoso. Foto: Instagram/@avaniasantoso
zoom-in-whitePerbesar
Vania Santoso. Foto: Instagram/@avaniasantoso
ADVERTISEMENT
Siapa bilang milenial Indonesia enggak sayang dan peduli lingkungan?
Hari gini, ada banyak anak muda yang berani bertindak untuk melawan global warming dan mengurangi produksi limbah di Indonesia. Dari sekian banyak anak muda tersebut, ada salah satu sosok yang menginspirasi. Dia adalah Vania Santoso.
ADVERTISEMENT
Cewek berusia 26 tahun ini merupakan sociopreneur pendiri heySTARTIC. Sebuah label fashion yang memproduksi aksesori berbahan dasar kantung semen. Semua produknya, mulai dari tas dan dompet didesain langsung oleh Vania.
Isu sampah dan pencemaran lingkungan sudah mengusik nurani Vania sejak lama. Kepada kumparan, alumni Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga ini mengaku pernah merasakan enggak enaknya kebanjiran pada awal 2000-an.
Saat itu, Vania yang berdomisili di Surabaya tersadar kalau yang menyebabkan banjir adalah kita sendiri. Masih sangat sedikit orang yang sadar kalau sampah merupakan isu serius yang butuh ditanggulangi dengan serius pula.
"Jadi pada 2005, akhirnya gue membuat komunitas lingkungan bersama kakak gue, Agnes Santoso, yang akhirnya setahun kemudian diresmikan jadi Yayasan AV Peduli. Fokusnya jadi wadah anak muda, biar bisa meningkatkan kesadaran masyarakat di bidang lingkungan, dengan cara yang anak muda juga. Misalnya waktu itu ada bikin kaset lagu lingkungan, peragaan busana daur ulang di jalan raya, dan seterusnya," cerita Vania.
ADVERTISEMENT
Demi mewujudkan niat mulianya ini, Vania rela menempuh perjuangan yang enggak mudah. Penolakan proposal funding di awal kariernya sudah jadi hal biasa.
"Karena saat itu isu lingkungan belum semarak sekarang, kalau cari sponsorship ke perusahaan sering ditolak. Akhirnya memutar otak gimana caranya supaya dapat funding untuk proyek sosial kita," kisahnya lagi.
Sampai pada akhirnya, nasib baik berpihak pada Vania dan Agnes. Duo kakak beradik ini berhasil keluar sebagai juara pertama Lomba Lingkungan Internasional Volvo Adventure di Swedia. Kompetisi yang diadakan PBB dan Volvo ini memberi pendanaan proyek sebesar USD 10 ribu atau sekitar Rp 145 jutaan.
Juara 1 Lomba Lingkungan Internasional Volvo Adventure. Foto: Dok. Vania Santoso
"Momen itu semacam jadi wake-up call buat kita. Proyek yang kita jalani ini beneran berdampak nyata, lho. Buktinya bisa mendapat kepercayaan, menang lawan lebih dari 300 ide proyek dari 47 negara. Bersyukur waktu itu menang, kalau enggak, gimana bisa survive untuk terus berdampak? Jadi dari situ mulai berpikir lagi, cara supaya bisa bikin bisnis berkelanjutan untuk mendanai proyek sosial kita," tutur cewek manis ini.
ADVERTISEMENT
Ide cemerlang untuk mengolah karung semen jadi produk berbasis sustainable fashion berhasil diterima pasar dengan baik. Kini, heySTARTIC stabil berdiri sebagai social enterprise yang punya nama.
Pengolahan produk heySTARTIC. Foto: Dok. Vania Santoso
Lantas, apa alasan Vania memilih karung semen bekas sebagai bahan baku pembuatan aksesori heySTARTIC?
"Dari segi jumlah sampah kertas semen memang cukup banyak. Apalagi pembangunan terus bertambah dan bahan kertas semen itu juga mengandung lapisan plastik yang sulit terurai. Dari segi nilai seni dan fungsional, hasil inovasi kertas semen ini bisa bikin orang bangga pakai produk daur ulang. Hasil akhirnya menyerupai kulit, bahkan enggak jarang orang datang ke stand pameran kita dan bertanya, 'ini kulit apa?'. Jadi akhirnya kita bisa edukasi siapapun lewat produk daur ulang ini. Yang beli produk kita enggak cuma orang yang sadar lingkungan, tapi masyarakat luas pun bisa," kata dia.
Bank sampah binaan Foto: Dok. Vania Santoso
Dalam proses pengolahan, heySTARTIC melibatkan banyak pihak. Mulai dari warga binaan untuk mengumpulkan sampah, mitra bank sampah, kontraktor (yang banyak menggunakan semen dalam proses pembangunan), sampai pabrik makanan untuk diambil limbah kardusnya.
Expo heySTARTIC. Foto: Dok. Vania Santoso
heySTARTIC kini aktif memproduksi tas, dompet, sepatu, taplak meja, kap lampu, dan lain-lain. Harganya juga ramah di kantong, berkisar Rp 50 ribu - Rp 300 ribuan saja.
ADVERTISEMENT
Lewat bisnisnya ini, Vania punya kerinduan menginspirasi generasi milenial untuk mengikuti jejaknya melestarikan lingkungan. Enggak harus mengolah sampah, namun bisa mengeksplor cara kreatif lainnya.
"Harapan gue untuk menunjukkan bahwa produk daur ulang itu beneran bisa fashionable. Orang-orang enggak malu untuk menunjukkan barang yang dipakai memang terbuat dari sampah. Semoga para pelaku industri kreatif juga sadar pentingnya bisnis berkelanjutan yang enggak cuma memikirkan profit saja, tapi juga lingkungan dan sosial. Sedangkan buat kita-kita sebagai konsumen, semoga bisa lebih mengapresiasi karya dalam negeri, apalagi yang handmade. Karena nyatanya masyarakat luar negeri sangat apresiatif, dan memang terbukti buatan tangan itu lebih unik. Jadi ya, kenapa enggak?" pungkasnya mantap.