Semua Karena Nina (?)

Curhat Ojek
Semua keluh kesah, suka-duka, dan cerita driver ada di sini!
Konten dari Pengguna
15 Juni 2017 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Curhat Ojek tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berkendara motor (Foto: christels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berkendara motor (Foto: christels)
ADVERTISEMENT
Seorang perempuan berperawakan besar dan gemuk tiba-tiba saja mencegat saya dan driver gojek yang hendak bergegas. Dari raut wajah dan gesturnya, perempuan itu terlihat gusar dan terburu-buru.
ADVERTISEMENT
"Pak, kalo saya kasih rating 1 bintang ngaruh ngga sih, ke driver?" tanyanya ketus.
"Wa, ya ngaruh banget, Mbak. Bisa-bisa dipecat itu driver-nya," jawab driver gojek yang membawa saya.
"Iya, nih, saya tadi pesen Go-Car, masa saya belum naik, tiba-tiba ada notif perjalanan udah selesai. Mana saya bayarnya pake Go-Pay lagi!" suaranya meninggi.
Saya mencoba memberi saran, "Udah coba dikontak driver-nya, Mbak? Atau coba telepon ke CS-nya aja, Mbak."
"Udah tadi, tapi ngga diangkat-angkat," Mbak itu mendengus kesal dan berbalik badan menuju temannya.
Akhirnya, driver Go-Jek saya memutuskan untuk tancap gas, meninggalkan mba tersebut yang masih terlihat kelimpungan. Di jalan, driver Go-Jek yang saya lupa namanya, sebut saja Pak Dadang, bercerita bahwa ia juga pernah mengalami kasus yang sama dengan Mbak tadi. Ia curiga bahwa driver membawa penumpang yang salah.
ADVERTISEMENT
"Lho, bagaimana bisa, Pak? Kan nama dan ciri-ciri penumpang ngga mungkin sama persis." Begitu kira-kira tanggapan saya.
"Iya, tapi saya pernah dapat "salah penumpang" yang ternyata namanya sama, Mbak."
Disebutkan, penumpang yang salah itu ternyata terlalu sibuk dengan handphone-nya, hingga saat berpapasan dengan Pak Dadang, ia dengan cueknya langsung mengambil helm dan meminta untuk segera berangkat.
"Dia udah saya tanya, Mbak. "namanya Nina?" Dia cuma manggut-manggut, waktu itu dia pake headset juga, sih". Pak Dadang juga belum sempat memastikan dengan menelepon atau mengirim sms pada "penumpang aslinya". Mungkin Pak Dadang pikir, ah, dia sudah manggut dan meng-iya-kan namanya Nina, maka pergilah mereka.
Singkat cerita, saat sudah berada di putaran antara Jalan Raya Margonda dan Arah Kelapa Dua, Depok, Mbak Nina baru sadar ternyata gojek yang membawanya bukan ke arah Kelapa Dua, tapi belok memutar ke arah Margonda Raya.
ADVERTISEMENT
"Pak, Pak! Kok belok sini sih? Saya kan mau ke RTM, Kelapa Dua," protes Nina sambil menepuk-nepuk pundak Pak Dadang.
"Lha, ini di maps tujuannya ke Depok Timur, kan, Mbak?"
"Eh? Bukan, Pak, ini saya mau ke RTM."
"Ini Mbak Nina, kan?"
"Iya, saya Nina..."
Pak Dadang melongo, ia kebingungan. Ia baru menyadari salah mengangkut penumpang. Dengan sigap, ia langsung merogoh handphone di kantong jaketnya dan menelepon "penumpang aslinya". Berkali-kali ia menghubungi, jawabannya hanya "nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi,". Pak Dadang semakin bingung, di satu sisi ia tidak enak dengan penumpang yang ia bawa, tapi, ia juga memikirkan bagaimana nasib penumpang aslinya. Jangan-jangan, ia sudah menunggu terlalu lama, mungkin baterai handphone-nya habis, ia tidak ada pulsa, dan lain sebagainya.
Bingung (Foto: giphy)
zoom-in-whitePerbesar
Bingung (Foto: giphy)
ADVERTISEMENT
"Akhirnya saya mutusin untuk tetap nganterin dulu Mbak Nina yang ke RTM, abis itu saya balik lagi ke lokasi penjemputan, Mbak." Pak Dadang merasa tidak tega membiarkan Mbak Nina begitu saja. Lagipula, saat itu waktu sudah malam, sekitar pukul 22.00 WIB. "Kasihan, perempuan masa saya turunin tengah jalan, saya lanjutin aja, deh. Mbak Nina-nya juga sampe minta maaf ngga enak banget ke saya-nya juga,".
Saat ditanya, pelafalan nama penumpangnya memang sama-sama "Nina", tapi tidak dengan ejaannya. "Saya ngga tahu, ternyata penumpang yang salah itu tulisan namanya N-I-E-N-A, dibacanya ya tetep Nina, makanya saya bingung. Mungkin lain kali harus saya eja kali ya, kalo ketemu penumpang?" Pak Dadang hanya tertawa mengenang pengalamannya itu.
Grin (Foto: giphy)
zoom-in-whitePerbesar
Grin (Foto: giphy)
ADVERTISEMENT
Saat tiba di lokasi penjemputan pun, Pak Dadang tidak juga mendapat kepastian dari "Mbak Nina yang asli". Nomor handphone-nya masih saja tidak bisa dihubungi. Buntu, akhirnya ia pasrah dan menelepon Call Center. Pak Dadang disarankan untuk menyudahi perjalanannya dengan "Mbak Nina yang asli". Mau bagaimana lagi? Untungnya, Mbak Nina menggunakan metode bayar cash dalam orderannya.
"Untung saya ngga di-report macem-macem, Mbak, sama Mbak Nina yang asli. Kalo dia sampe protes dan marah ke kantor kan repot saya," ujar pak Dadang. Ia bahkan berjanji dan menjadikan pengalamannya sebagai pelajaran, lain kali dia harus lebih memastikan penumpang yang ia bawa. "Setelah kejadian salah angkut penumpang itu saya masih tetep nyoba hubungi Mbak Nina, lho, Mbak. Tapi kayaknya dia udah ganti nomor deh."
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya sekarang, kemana "Mbak Nina yang asli"? Atau jangan-jangan....