Olah Informasi Hasil Riset secara Efektif

Fachrudin Ali Ahmad
Saat ini bekerja sebagai Pranata Humas Ahli Muda di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Lulus Strata Satu (S1) dari FIKOM UNPAD. Tahun 2012 menyelesaikan Magister (S2) Kesehatan Masyarakat UI
Konten dari Pengguna
31 Mei 2021 16:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fachrudin Ali Ahmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perempuan Bermain Media Sosial Foto: Dok. Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perempuan Bermain Media Sosial Foto: Dok. Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mei 2021, Sekretariat Badan Litbangkes mengadakan pertemuan bimbingan teknik membahas penyusunan strategi komunikasi (stratkom) untuk mencapai target diseminasi hasil penelitian dan pengembangan kesehatan. Acara diisi dan dipandu pakar komunikasi dan humas Emilia Bassar. Ada hal menarik yang perlu publik ketahui bahwa proses diseminasi informasi hasil litbang kesehatan harus berbasis perencanaan.
ADVERTISEMENT
Diseminasi informasi secara prinsip merupakan konteks komunikasi. Harold Lasswell mendefinisikan komunikasi sebagai “Who says what in which channel to whom and with what effects”, siapa mengatakan apa melalui saluran mana kepada siapa dan dengan pengaruh apa.
Hingga saat ini definisi ini masih sangat relevan dan dipakai banyak kalangan. Bahkan, definisi ini lengkap merinci elemen yang dibutuhkan dalam proses komunikasi.
Diseminasi informasi merupakan proses penyebarluasan informasi kepada khalayak target. Tujuannya bermacam-macam. Setidaknya sasaran mengetahui, memahami, dan menggunakan informasi tersebut untuk kepentingannya. Salah satu konten yang dapat diadopsi sasaran dengan memanfaatkan hasil litbangkes yang diproduksi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes).
Diseminasi informasi hasil litbangkes harus direncanakan secara baik. Butuh stratkom yang efektif dan mumpuni agar memperoleh hasil yang maksimal. Strategi seperti disampaikan Carl Von Clausewitz seorang jenderal dari kekaisaran Prusia dan pemikir terkenal yang lahir 1 Juni 1780 mengatakan strategi memberi pengetahuan untuk menghadapi berbagai situasi dalam medan pertempuran.
ADVERTISEMENT

Kebutuhan Stratkom dalam Diseminasi Hasil Litbangkes

Dari pemaparan yang disampaikan Emilia Bassar, setidaknya dalam menyusun stratkom dalam kegiatan diseminasi hasil litbangkes ada beberapa langkah atau tahapan yang harus dilakukan.
Pertama, tetapkan tujuan (goals). Susun tujuan stratkom dengan memperhatikan kaidah SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Timebound). Tujuan jangan bersifat umum dan luas. Buat detail dan jelas serta menyasar pada target sasaran. Tentukan 5 W+1 H (Who, What, Where, When, How) dalam menentukan tujuan.
Termasuk identifikasi hambatan yang akan ditemui. Capaian kegiatan berdasar hasil penelitian harus terukur. Buat kriteria untuk mengukur pelaksanaan ataupun progress kegiatan yang dijalankan.
Tetapkan tujuan yang mudah dicapai dan realistis. Ukur dan evaluasi kemampuan, kompetensi yang dimiliki, serta peluang dan kesempatan yang ada termasuk dukungan sumber daya. Susun tujuan yang relevan dan sejalan dengan tujuan lain. Strategi juga harus memiliki jangka waktu.
ADVERTISEMENT
Kedua, fact finding. Kegiatan mengumpulkan data dan informasi maupun fakta. Lakukan pengumpulan data/informasi/fakta seputar isu yang hendak dilakukan. Susun stratkom mengacu pada data/informasi/fakta tersebut. Pengumpulan data bisa dilakukan dari hasil riset/kajian terkait, media monitoring, laporan tahunan, focus group discussion (FGD), percakapan dan interaksi di media sosial, aturan dan kebijakan terkait, serta program kerja pemerintah maupun perkembangan teknologi.
Ketiga, lakukan analisis situasi. Analisis situasi dapat menggunakan instrumen SWOT yang terdiri dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) serta menggunakan PEST (Political-Economic-Social-Technological) analysis atau memadukan di antara keduanya. Analisis situasi menggunakan PEST Analysis dilakukan dengan mengidentifikasi faktor politik terutama melihat tingkat intervensi pemerintah melalui instrumen kebijakan publik/legal (legislation), instrumen kebijakan (policy instrument), dan kelembagaan (institution), tata kelola pemerintahan serta faktor politik lainnya yang diperkirakan mempengaruhi stratkom yang dibuat.
ADVERTISEMENT
Kemudian faktor ekonomi dengan melihat kondisi dan gambaran ekonomi antara lain situasi ekonomi masyarakat, pendapatan per kapita masyarakat, kebijakan ekonomi dan keuangan, dan sumber pendanaan, Faktor sosial mencakup aspek-aspek yang terkait dengan faktor demografi, serta gaya hidup.
Faktor teknologi mencakup aspek-aspek teknologi komunikasi dan informasi, seperti aktivitas penelitian dan pengembangan, teknologi layanan publik, hak kekayaan intelektual, maupun perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Keempat, mengidentifikasi isu dan memetakan sasaran atau khalayak serta media yang digunakan. Isu terjadi karena adanya kesenjangan antara lembaga atau instansi dengan harapan pemangku kepentingan termasuk publik. Kesenjangan mengarah ke titik perbedaan yang dapat diperdebatkan dan memiliki konsekuensi penting bagi organisasi. Isu merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi.
ADVERTISEMENT
Khalayak merupakan target yang hendak disasar. Sasaran merupakan pemangku kepentingan dari lembaga Balitbangkes. Identifikasi saluran komunikasi (media) sesuai karakteristik sasaran/khalayak. Jenis media yang dapat digunakan antara lain media cetak seperti factsheet, leaflet, bahan presentasi, koran, majalah, selebaran, brosur, poster. Kemudian media elektronik yaitu siaran radio, siaran televisi, radio spot, TV spot, film, filler, dan lain-lain.
Ada media luar ruang seperti penggunaan spanduk, baliho, billboard, dan lain-lain. Media yang menjadi tren yaitu menggunakan media sosial seperti pemanfaatan internet (WhatsApp, SMS, Facebook, Twitter, E-mail, Website). Termasuk media tradisional antara lain kesenian rakyat, wayang, teater, dan lagu rakyat.
Lakukan program sesuai perencanaan. Selalu buat laporan, mencatat masukan dan evaluasi peserta, mendokumentasikan kegiatan serta membuat evaluasi keseluruhan. Tak kalah pentingnya, lakukan monitoring dan evaluasi secara periodik. Monitoring secara rutin dan terjadwal harus dilakukan secara objektif. Alat evaluasi yang dapat digunakan antara lain melalui audit komunikasi, evaluasi kegiatan atau program, evaluasi percakapan online, serta media monitoring.
ADVERTISEMENT