Rancang Policy Brief Sesuai Kebutuhan Sasaran

Fachrudin Ali Ahmad
Saat ini bekerja sebagai Pranata Humas Ahli Muda di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Lulus Strata Satu (S1) dari FIKOM UNPAD. Tahun 2012 menyelesaikan Magister (S2) Kesehatan Masyarakat UI
Konten dari Pengguna
8 Juli 2021 19:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fachrudin Ali Ahmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akhir Juni 2021, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan memfasilitasi Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Salatiga untuk mengadakan pertemuan menyusun rekomendasi kebijakan berdasarkan hasil penelitian.
ADVERTISEMENT
Narasumber Iko Safika didaulat menjadi narasumber. Iko Safika cukup lama berkecimpung sebagai konsultan dalam penyusunan rancangan kertas kerja kebijakan. Beberapa unit utama di Kementerian Kesehatan telah menggunakan jasa dan keahliannya. Pertemuan digelar dengan melibatkan peneliti maupun profesi keahlian lain seperti Analis Kebijakan dan Pranata Humas.
Ada hal menarik yang disampaikan narasumber. Lembar kebijakan atau policy brief merupakan unsur utama dalam proses advokasi. Advokasi pada prinsipnya merupakan kegiatan komunikasi persuasif. Advokasi digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi kebijakan publik. Sebagaimana teori dan model dari John Hopkins University yang menjelaskan advokasi sebagai upaya mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif untuk memperoleh komitmen dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat.
Lembar kebijakan atau policy brief merupakan dokumen yang memaparkan alasan/rasional pemilihan alternatif kebijakan tertentu yang ada pada tataran kebijakan (Young & Quinn, 2002). Policy brief berisikan ringkasan dari isu-isu terkini, alternatif kebijakan sesuai dengan isu terkini dan beberapa rekomendasi sebagai opsi terbaik.
Lembar kebijakan merupakan bahan sekaligus alat advokasi. Advokasi tidak bisa dilakukan tanpa adanya bahan atau materi yang tersusun baik dan sesuai kebutuhan target sasaran. Namun itu saja tidak cukup. Butuh keahlian, kerja sama dan aliansi serta kesabaran, sekaligus pemilihan strategi advokasi yang tepat.
ADVERTISEMENT
Iko Safika menyebutkan adanya lembar kebijakan, advokator dapat berkomunikasi dengan pembuat kebijakan agar informasi yang dihasilkan melalui penelitian relevan dengan kebijakan. Selain itu, dapat memberikan opsi maupun pertimbangan dalam mengambil kebijakan secara tepat dan berbasis data akurat (evidence based). Lembar kebijakan merupakan hasil sintesis dari temuan penelitian sekaligus menghubungkan temuan penelitian ke isu yang berkaitan dengan kebijakan. Melalui lembar kebijakan dapat diusulkan langkah kebijakan yang praktis. Khususnya saat melakukan evaluasi perbaikan kebijakan maupun menyusun kebijakan baru.
Proses advokasi merupakan proses yang berlangsung secara kontinyu dan tidak berhenti sesaat. Proses advokasi juga memerlukan waktu yang cukup panjang dan berkesinambungan. Perlu dibangun dukungan dan komitmen dari berbagai pihak terkait untuk memuluskan proses advokasi. Caranya dengan pendekatan ke berbagai pihak untuk membentuk koalisi sekaligus jaringan kerja.
ADVERTISEMENT
Manfaatkan berbagai metode dan teknik komunikasi secara tepat dengan melihat target sasaran. Padukan untuk menghasilkan output agar dapat mendongkrak ketercapaian target. Ada beberapa metode dan teknik komunikasi yang digunakan seperti lobi, rapat dan pertemuan, debat, petisi, negosiasi serta paparan dan presentasi.
Lembar kebijakan perlu dikemas menjadi pesan advokasi dalam suatu pernyataan yang singkat, padat sesuai dengan karakteristik sasaran, bersifat mengajak, informatif, memperingatkan, membimbing dan memberi solusi yang didukung data yang akurat dan terfokus pada pesan kunci yang dikemas secara kreatif. Padukan dengan media yang tepat seperti penggunaan media cetak, media elektronik, media tradisional, media luar ruang serta media sosial.
Iko Safika memberikan tips dalam menyusun dan menulis lembar kebijakan yang efektif. Sistematika penulisan terdiri dari komponen pendahuluan tidak lebih dari satu halaman. Lembar metodologi usahakan setengah halaman. Penjelasan hasil terdiri 2 halaman serta rekomendasi kebijakan dibuat setengah halaman.
ADVERTISEMENT
Pendahuluan menyajikan informasi terkait masalah yang dihadapi serta kebijakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah. Tampilkan hasil penelitian yang dapat menjawab permasalah yang dihadapi penanggungjawab kebijakan.
Pemaparan hasil penelitian sebagai landasan penyampaian lembar kerja hanya berisi temuan kunci dari hasil penelitian yang terkait dengan problem kebijakan yang dihadapi.
Penjelasan rekomendasi kebijakan merupakan rangkuman ringkas dengan menempatkan hasil penelitian ke dalam konteks yang relevan dengan kebijakan. Termasuk bidang penelitian yang diperlukan di masa mendatang. Sajikan alasan pembuat atau penanggungjawab kebijakan perlu memperhatikan temuan penelitian yang dikemukakan. Perubahan kebijakan apa yang perlu dilakukan serta alasan perlunya dilakukan perubahan kebijakan.
Dengan kesibukannya, penanggungjawab program tentunya memiliki waktu terbatas dalam mencerna isi lembar kebijakan. Jangan biarkan waktu mencerna dan memahami terlalu lama. Sampaikan segala sesuatunya secara cepat, tepat dan mudah dipahami.
ADVERTISEMENT
Apabila berkenan denga isi lembar kebijakan, mereka biasanya akan mengajak pertemuan lanjutan yang bisa dipakai membahas lembar kerja secara lebih detail. Yang penting buat ketertarikan, jadikan isi lembar kebutuhan sebagai kebutuhan yang dicari, serta berikan opsi solusi kebijakan yang menarik dan mudah diterapkan.