Belajar Membersihkan Hati dari Iri dan Dengki Bersama Sutiaji

Konten Media Partner
15 November 2020 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Malang, Sutiaji. (Foto: YouTube Sam Sutiaji)
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Malang, Sutiaji. (Foto: YouTube Sam Sutiaji)
ADVERTISEMENT
Wali Kota Malang, Sutiaji rupanya tak hanya ingin merangkul masyarakat Kota Malang lewat berbagai program pemerintah, namun juga dengan tausiah. Khususnya kepada umat Islam yang rutin ia sebarkan lewat akun YouTube Sam Sutiaji setiap minggunya.
ADVERTISEMENT
Bertajuk "Penyakit Hati : Iri dan Dengki | Ngaji Ker!", Sutiaji mengawali dengan surat Al Ikhlas yang mana tidak ada makna ayat yang menyebutkan tentang keikhlasan di dalamnya.
"Tapi para mufassir menyampaikan bahwa kita ingat, kita hidup dari satu. Kita hidup karena satu. Dan kita akan kembali pada yang satu, yaitu Allah SWT," ujarnya.
Menurut Sutiaji, hal ini berkaitan dengan sifat iri hati dan dengki. Di saat seseorang memandang Allah SWT itu satu. Maka pikiran seseorang itu akan terkonsep bahwa kehidupan ini merupakan pemberian yang harusnya disyukuri.
"Saudara kita dapat kenikmatan juga pemberian Allah. Artinya apa, bahwa seluruh konsep kehidupan enak dan tidak enak, sengsara dan tidak sengsara, suka dan tidak suka, seluruh alam semesta yang namanya makhluk itu dari satu. Siapa? karena dan kepada Allah SWT," imbuhnya
ADVERTISEMENT
Ia menganalogikan jika dalam satu keluarga terdiri dari orang tua, anak kecil dan kakaknya tinggal satu rumah. Di mana kedua orangtua paham betul terkait bagaimana karakter anak-anaknya. Saat yang kecil berusia 4 tahun menangis meminta pisau dan korek api, orang tua akan membiarkannya merengek.
Sementara saat sang kakak, sudah memegang hal yang sama justru dibiarkan. Sutiaji menjealskan bagi orangtua yang baik dan sayang anak, akan membiarkan anak kecilnya merengek demi keamanan si anak tersebut.
"Bagi anak kecil mungkin punya pemikiran orang tua ini ndak adil, kenapa kakak dibiarkan main sementara saya nangis. Sebagai orang yang beriman, kita semua ketika mandapat kenikmatan sementara kita dapat kesusahan kita harus punya pikiran bahwa Allah saya analogikan sebagai orang tua tadi," kata Sutiaji.
ADVERTISEMENT
"Allah tahu bisa jadi yang diminta oleh anak yang merengek tadi bisa jadi membahayakan kita semua. Maka kita harus positive thinking dan tak boleh iri kepada orang yang mendapatkan kenikmatan karena dengan kenikmatan itu insyaallah Allah juga paham ngerti," sambung dia.
Iapun mengajak agar masyarakat, lebih sering bersyukur sehingga hati menjadi bersih. Tak mudah iri dan terhasut.
"Iyyakum wal hasada fainnal-hasada yak kulul hasanaati kamaa takkulunnaarul hathoba. (Jauhilah sifat dengki karena sesungguhnya dengki itu bisa merusak amal kebaikan, seperti halnya api memakan kayu). (HR Abu Dawud)", tandasnya.