Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Festival Batik Sukun 2020, Apresiasi Bagi Pegiat Batik di Tengah Pandemi
3 Oktober 2020 17:31 WIB
ADVERTISEMENT
Dengan dibukanya Fetival Batik Sukun 2020, Sabtu (3/10) menjadi momentun bagi para pelaku dan pegiat batik Malang untuk kembali bangkit dari keterpurukan di tengah Pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Hadir dalam acara ini Wali Kota Malang Sutiaji dan Ketua Umum Dekranasda Kota Malang, Ny. Widayati Sutiaji. Walikota Malang, Sutijai sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Dia mendorong para pegiat batik Sukun untuk mampu mengeksploras 'buah sukun' sebagai motif khas batik di wilayah Sukun.
"Dari buah sukun, bisa coba di ambil buahnya, daunnya, serat pohonnya, rantingnya, dan yang lainnya. Saya yakin dengan sentuhan seni yang ada pasti akan menjadi motif yang menarik," tuturnya
Menariknya, selain digelar dengan protokol kesehatan. Festival ini juga digelar di tengah-tengah "Kuburan Londo" yang melegenda. Tepatnya, di UPT Pengelolaan Pemakaman Umum, Jl. S. Supriadi No. 38 Kota Malang.
"Ini perkawinan yang menarik, antara event Festival Batik dengan lokasi heritage. Sehingga makam pun tidak selalu terkesan angker. Terlebih lagi, banyak keluarga Belanda yang menapak tilasi ke tempat ini, maka hidupkan teruskan kreatifitas di tempat ini sebagai penyangga wisata Malang," katanya.
Untuk diketahui, Makam Londo" atau "Kuburan Londo", merupakan tempat pemakaman yang diperuntukkan bagi warga Belanda dan Eropa yang tinggal di Malang. Saat ini makam masih diaktifkan untuk pemakaman warga non muslim.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival, Eko Zainuddin menambahkan jika event ini terselenggara atas kolaborasi pokdarwis dan karang taruna. Tujuannya, tak lain untuk mengenalkan batik khas Sukun ini kepada masyarakat luas, terkhusus warga Kota Malang.
ADVERTISEMENT
"Selama ini memang masih mengenalkan produk batik dari mulut ke mulut, meskipun sudah ada pesanan dari Malaysia juga," jelas dia.
Sejauh ini, pegiat batik di Kota Malang memang tak sedikit jumlahnya dengan ciri khas yang beragam. Selain daerah Sukun, adapula di kampung Celaket, kampung Bunulrejo, kampung budaya Polowijen hingga di kampung Budaya Tunggul Wulung.